Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag.,
S.Pd., M.Pd
Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi
Pengawas MA Kab. Muaro Jambi
Ketua III Forkom Ormas Jambi
Kajian
atas QS. Al-Baqarah ayat 67–71


1.
Pendahuluan
Sapi
adalah hewan besar yang disebut dalam Al-Qur’an dalam berbagai konteks, tetapi
yang paling terkenal adalah kisahnya dalam Surat Al-Baqarah. Bahkan
surah terpanjang dalam Al-Qur'an dinamai “Al-Baqarah” (Sapi Betina)
sebagai penegasan betapa pentingnya pelajaran dari kisah ini.
Ayat
67–71 menceritakan perintah Allah kepada Bani Israil untuk menyembelih seekor
sapi sebagai bagian dari penyelesaian kasus pembunuhan. Perintah ini menjadi ujian
keimanan dan membuka tabir perilaku keras hati mereka.
2.
Tafsir: Mengapa Sapi Menjadi Sorotan dalam Al-Baqarah?
a.
Sapi sebagai ujian ketaatan Bani Israil
Menurut
tafsir Ibn Katsir dan Al-Qurtubi, inti kisah ini adalah:
a.
Bani Israil
diperintahkan menyembelih sapi biasa,
- Tetapi mereka
memperumit perintah dengan banyak bertanya,
- Allah menjawab
pertanyaan mereka satu per satu,
- Hingga akhirnya
mereka menyembelih sapi itu “dengan tidak suka”.
Ini
menunjukkan kerasnya hati dan lemahnya ketaatan, yang menjadi pelajaran
bagi umat Islam.
b.
Sapi sebagai tanda kekuasaan Allah dalam menghidupkan yang mati
Setelah
sapi disembelih, Allah memerintahkan agar sebagian tubuh sapi tersebut
ditapukkan pada jasad korban pembunuhan, lalu Allah menghidupkannya kembali,
ia menunjukkan siapa pembunuhnya, lalu mati lagi.
Ini
adalah mukjizat yang menunjukkan bahwa:
a.
Allah menguasai
kehidupan dan kematian,
- Bukti kekuasaan
yang seharusnya melunakkan hati Bani Israil.
c.
Sapi sebagai simbol hati yang tidak keras
Nama
“Al-Baqarah” diambil sebelum ayat yang menggambarkan hati yang keras seperti
batu (ayat 74). Para mufassir melihat:
a.
Sapi = simbol kerja
keras, ketundukan, dan ketenangan.
- Hati Bani Israil =
keras, penuh argumen, tidak tunduk.
Kontras
ini merupakan pesan moral yang kuat.
3.
Perspektif Sains: Apa Keistimewaan Sapi dalam Pandangan Ilmu Modern?


a.
Sapi sebagai hewan ternak paling bermanfaat bagi manusia
Sains
peternakan menunjukkan bahwa sapi adalah salah satu hewan paling produktif di
muka bumi. Sapi menyediakan:
a.
daging (protein hewani
lengkap),
- susu (kalsium,
lemak, vitamin),
- kulit (industri
pakaian, kerajinan),
- tenaga kerja
(zaman dahulu untuk membajak),
- kotoran (pupuk
organik & bioenergi).
Tidak
ada bagian sapi yang terbuang—semua bermanfaat.
Ini
selaras dengan tema Surah An-Nahl dan Al-Baqarah tentang nikmat-nikmat Allah.
b.
Sapi memiliki karakter jinak dan mudah diternakkan
Menurut
zoologi:
a.
sapi merupakan hewan
herbivora yang damai,
- memiliki ikatan
sosial yang kuat,
- mudah diarahkan
dan didomestikasi.
Sifat
jinak dan taat ini kontras dengan sifat keras kepala Bani Israil dalam kisah
itu—mendukung pesan moral ayat.
c.
Sapi dan ekosistem
Dalam
ekologi, sapi:
a.
membantu siklus nutrisi
tanah,
- menyuburkan lahan
melalui kotorannya,
- memelihara padang
rumput dari penyebaran gulma.
Sapi
adalah pembangun ekosistem dalam sistem pertanian alami.
d.
Potensi ilmiah dari komponen tubuh sapi
Ilmu
biokimia menemukan banyak manfaat:
a.
kolagen dari kulit
sapi,
- gelatin untuk
makanan & farmasi,
- enzim tertentu
dipakai dalam penelitian biologi.
Ini
menunjukkan bahwa perintah menyembelih sapi dalam Al-Qur’an terjadi pada hewan
yang sangat bermanfaat dan serbaguna.
4.
Integrasi Sains dan Tafsir: Mengapa Sapi Disebutkan dalam Al-Qur’an?
a.
Sapi menjadi simbol ketundukan vs keras hati
Secara
tafsir: sapi = patuh, Bani Israil = banyak alasan
Secara
sains: sapi adalah hewan yang tenang, mudah diarahkan, tidak agresif.
Allah
memilih sapi agar manusia membandingkan sikap mereka dengan hewan yang begitu
jinak.
b.
Sapi sebagai tanda kekuasaan (ayat kauniyah) melalui proses biologis
Allah
menunjukkan bahwa tubuh hewan biasa dapat menjadi sarana mukjizat.
Sains tidak menolak mukjizat, karena mukjizat adalah intervensi Allah pada
hukum alam.
Sapi
dipilih karena:
a.
tubuhnya besar → mudah
terlihat sebagai tanda,
- memberikan dampak
visual kuat bagi Bani Israil.
c.
Sapi sebagai nikmat nyata bagi kehidupan manusia
Al-Qur’an
sering menyebut ternak (an‘ām) sebagai nikmat. Sapi menghasilkan protein,
energi, pangan, pakaian, dan manfaat ekologis.
Ini
menghubungkan:
- kisah spiritual
Bani Israil
dengan
- keberkahan
biologis yang ada dalam sapi.
d.
Kisah sapi adalah peringatan bagi umat manusia di semua zaman
Sains
mengakui bahwa hewan memiliki pola perilaku tertentu yang konsisten.
Sapi dianggap hewan yang stabil, tidak rumit.
Bani
Israil justru memperumit hal-hal sederhana. Pesan ini relevan hingga kini:
“Jangan
membuat agama terasa sulit ketika Allah telah memudahkannya.”
5.
Kesimpulan
Sapi
disebutkan dalam Al-Qur’an dan menjadi nama sebuah surah besar karena beberapa
alasan mendalam:
Menurut
tafsir:
- Sapi menjadi
sarana ujian keimanan bagi Bani Israil.
- Allah menunjukkan
kekuasaan-Nya dalam menghidupkan yang mati.
- Sapi menjadi
simbol ketundukan, berlawanan dengan kerasnya hati manusia.
- Kisah ini menegur
sikap suka memperumit urusan agama.
Menurut
sains:
- Sapi adalah hewan
paling bermanfaat bagi manusia (pangan, bahan, ekologi).
- Sapi memiliki
sifat jinak dan cenderung patuh.
- Struktur tubuh
sapi memiliki banyak potensi ilmiah dan industri.
- Kehadiran sapi
sangat penting dalam keseimbangan ekosistem pertanian.
Integrasi:
- Sapi menunjukkan
harmoni antara wahyu dan penciptaan.
- Allah memilih sapi
untuk mengajarkan ketaatan, hikmah, dan tanda kekuasaan-Nya melalui
makhluk yang sangat dekat dengan kehidupan manusia.
|
|
Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd.
adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di
madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan
bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis
organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi,
yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty
telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen
pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di
Indonesia. |

Posting Komentar