Oleh:
Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd
Ketua
Umum PGM Ind Wil. Jambi
Pengawas
MA Kab. Muaro Jambi
Ketua
III Forkom Ormas Jambi
Pendampingan
yang dilakukan pengawas madrasah sejatinya bukan sekadar agenda supervisi
rutin, melainkan perjalanan bersama untuk menumbuhkan kesadaran baru dalam
dunia pendidikan. Dari ruang-ruang kelas hingga forum refleksi, lahirlah
benih-benih pemikiran yang segar tentang bagaimana seharusnya pembelajaran
dimaknai.
Kehadiran
pengawas membawa arah dan cahaya bagi kepala madrasah dan guru. Mereka tidak
lagi hanya memandang pembelajaran sebagai tugas mengajar, melainkan sebagai
seni menuntun. Guru belajar merefleksikan setiap langkahnya: apakah metode yang
dipakai sudah sesuai dengan kebutuhan anak? Apakah materi yang diajarkan sudah
menginspirasi? Apakah kehadiran guru telah menjadi teladan yang menumbuhkan
karakter?
Dampaknya
begitu terasa. Guru mulai memahami bahwa pembelajaran mendalam lahir dari hati
yang sadar, pikiran yang terbuka, dan kemauan untuk terus belajar. Proses ini
mendorong mereka untuk lebih peka terhadap karakteristik siswa yang
beragam, untuk lebih kreatif dalam mengolah materi ajar agar dekat
dengan kehidupan nyata, dan untuk lebih jujur dalam memahami dirinya sendiri
sebagai pendidik.
Kepala
madrasah pun mendapat energi baru untuk menata arah kepemimpinan pembelajaran.
Sementara guru menemukan kembali makna profesinya: bukan hanya menyampaikan
ilmu, tetapi juga menyalakan cahaya pengetahuan dan nilai dalam diri peserta
didik.
Seperti
pesan Ki Hajar Dewantara: “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa,
tut wuri handayani.” Di depan, guru memberi teladan; di tengah, guru
membangun semangat; di belakang, guru memberi dorongan. Inilah ruh pembelajaran
mendalam yang kini tumbuh di madrasah.
Lebih
dari itu, nilai-nilai ini sejatinya sejalan dengan firman Allah dalam
Al-Qur’an:
“Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujādilah: 11)
Ayat
ini menjadi pengingat bahwa ilmu dan iman adalah dua pilar yang harus
ditumbuhkan bersama dalam setiap proses belajar-mengajar.
Pendampingan
pengawas telah menjadi suluh yang menyalakan api semangat perubahan. Dari
proses yang reflektif hingga tindakan yang nyata, guru-guru madrasah kini
melangkah lebih yakin dalam menghadirkan pembelajaran yang menyentuh akal,
hati, dan jiwa peserta didik.
Madrasah
pun tumbuh menjadi ruang yang tidak hanya mencetak kecerdasan, tetapi juga
mengasah kemanusiaan.
|
Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd.
adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di
madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan
bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis
organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi,
yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty
telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen
pendidikan, seni sastra, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi
pendidikan di Indonesia. |
Posting Komentar