LITERASI SAINS DALAM AL QUR’AN

 

Oleh

Ariesta Indriawati

( Penulis adalah Guru IPA MTs Negeri 5 Cilacap dan Pengurus Agerlip PGM Indonesia)

 

             Wahyu pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah QS Al Alaq ayat 1-5. Allah SWT memerintahkan untuk membaca dengan menyebut nama Tuhan. Secara umum, iqra diartikan sebagai perintah untuk membaca. Menurut M. Quraish Shihab, kata iqra pada ayat pertama surat Al Alaq  diambil dari akar kata yang artinya menghimpun. Arti tersebut kemudian melahirkan beragam makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis atau tidak tertulis. Makna iqra disini memiliki makna yang sepadan dengan makna literasi secara umum yaitu kemampuan untuk membaca, menulis, menginterpretasi dan menggunakan informasi secara efektif sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat terhadap permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari – hari.       
                Kata sains berasal dari bahasa Latin scientia yang berarti pengetahuan atau mengetahui. Sains dalam pengertian sebenarnya adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai fenomena alam sehingga rahasia yang dikandungnya dapat diungkap dan dipahami. Dalam usaha mengungkap rahasia alam tersebut, sains menggunakan metode ilmiah dalam membangun konsep atau teori yang dirumuskannya. Objek kajian sains merupakan benda-benda konkret, benda hidup ataupun tak hidup dapat berupa benda padat, cair atau gas. Sains mengembangkan pengalaman-pengalaman empiris yang berarti bahwa pemecahan masalah dilakukan berdasarkan pengalaman – pengalaman nyata yang dapat dirasakan oleh semua orang. Literasi sains berkaitan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan sains untuk menjelaskan fenomena alam secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, serta menafsirkan data dan bukti secara ilmiah. 

Ada fakta menarik yang mengungkap keeratan hubungan antara literasi sains dengan Al qur’an. Al qur’an merupakan sumber utama ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengugkap rahasia alam semesta. Rahasia alam semesta merupakan obyek bagi para peneliti untuk mengugkapnya melalui penelitian atau percobaan – percobaan yang dilakukannya sehingga dihasilkan teori – teori atau hukum – hukum yang dijadikan dasar bagi pengembangan sains.

  Sebagai contoh ditemukannya pertemuan antara dua jenis air laut yang berbeda di selat Gibraltar. Selat Gibraltar merupakan lautan yang memiliki dua warna, di selat tersebut terjadi pertemuan dua air laut yang berbeda seperti ada garis pembatas yang memisahkan keduanya. Satu bagian berwarna biru agak gelap dan pada bagian yang lain berwarna biru agak terang,  sebagian airnya memiliki rasa asin sedang sebagian yang lain  rasanya tawar. Keunikan ini dari sisi sains dapat dijelaskan bahwa perbedaan dan batas yang ada pada air laut di selat gibraltar disebabkan karena perbedaan karakteristik yang ada di selat tersebut seperti perbedaan kadar garamnya, suhunya serta kerapatan air laut tersebut yang menyebabkan keduanya tidak dapat bersatu.

 Di dalam Al qur’an lautan ini dijelaskan dalam QS. Ar- Rahman ayat 19 – 22  “ Dan membiarkan dua lautan mengalir yang kemudian keduanya bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing – masing , maka nikmat Alloh mana yang kamu dustakan. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan” dan QS. Al Furqon ayat 53” Dan Dialah Alloh yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan) yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi “.

Pengamatan terhadap berbagai gejala alam dan benda-benda alam semesta dapat menyadarkan manusia betapa Maha Besar Sang Pencipta Alam Semesta. Proses pengamatan  terhadap alam semesta merupakan langkah awal untuk pengenalan dan pendalaman terhadap sains. Pada tahap ini akan muncul berbagai pertanyaan dan dibutuhkan jawaban atas pertanyaan –pertanyaan tersebut. Pencarian jawaban atas pertanyaan yang muncul dapat dilakukan melalui penelitian ilmiah dan pembelajaran sains baik  di sekolah / madrasah maupun di lembaga pendidikan yang lain.

Sains dapat digunakan sebagai sarana untuk menjelaskan hukum-hukum alam yang sangat relevan dengan ayat-ayat Allah SWT , sebagai contoh dalam QS. Al anbiya : 32  disebutkan bahwa “Kami jadikan langit, sebagai atap yang terpelihara (tiada roboh), tetapi mereka berpaling daripada ayat-ayat-Nya (dalil-dalil-Nya)”.

 Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa langit sebagai atap yang terpelihara, jika dihubungkan  dengan sains atap yang terpelihara berarti atmosfer bumi yang tebalnya kurang lebih 700 km yang berlapis – lapis yang terdiri dari lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer dan eksosfer.

 Atmosfer adalah perisai atau atap yang melindungi bumi dari beberapa hal antara lain : 

1.    Atmosfer melindungi bumi dari benda-benda luar angkasa yang masuk ke bumi.

2.    Atmosfer juga melindungi bumi dari radiasi sinar matahari yang berbahaya bagi manusia.

  Hasil gambar untuk gambar lapisan atmosfer

Atmosfer bumi sebagai atap yang terpelihara yang melindungi bumi

Banyak hasil percobaan ataupun teori – teori yang merupakan produk penelitian dalam sains ternyata  merupakan bukti nyata dari isi kandungan Al Qur’an. Proses penciptaan manusia dalam sains dijelaskan bahwa manusia  memperbanyak keturunan  melalui proses reproduksi yaitu bertemunya sel sperma dengan sel telur  di tuba falopii  atau oviduk, kemudian keduanya melebur membentuk zigot dan berkembang menjadi embrio. Setelah menjadi embrio , ia akan menempel di rahim ibu kemudian berkembang menjadi janin / bayi . Setelah sekitar 9 bulan 10 hari bayi dilahirkan.

 Dalam Al Qur’an dijelaskan proses penciptaan manusia dalam QS Al Hajj ayat 5 disebutkan bahwa “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah ” .

 Dari paparan tersebut sangat jelas manusia berasal dari tanah. Tanah merupakan media tempat tumbuhnya berbagai macam tanaman yang menghasikan sumber makanan bagi manusia. Sari – sari makanan yang dikonsumsi manusia ternyata juga disimpan atau terdapat dalam sel sperma yang terdapat dalam air mani, berarti manusia memang berasal dari sari pati tanah yang terdapat dalam sperma manusia. Proses penciptaan manusia dalam sains tersebut ternyata sudah dijelaskan sebelumnya dalam Al Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa belajar sains berarti belajar untuk lebih memahami Al Qur’an dalam kehidupan nyata.

Penulis adalah guru mata pelajaran IPA di Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Kabupaten Cilacap.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama