PENERAPAN KURIKULUM CINTA UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Oleh : Nyai Herawati, M.Pd.

Bendahara Umum Agerlip PGM Indonesia

Dan Praktisi Pendidikan

Kurikulum Cinta merupakan pendekatan inovatif , kurikulum ini menekankan pembentukan karakter berbasis kasih sayang, empati, dan nilai-nilai sosial. Penerapan Kurikulum Cinta bertujuan untuk membangun lingkungan belajar yang harmonis, mendukung perkembangan emosional anak, serta memperkuat keterampilan sosial mereka sejak usia dini.

Penerapan Kurikulum Cinta pada jenjang PAUD memiliki dampak positif dalam membentuk karakter anak yang penuh kasih dan empati. Dengan dukungan dari semua pihak, termasuk guru, orang tua, dan lingkungan madrasah, pendidikan berbasis cinta dapat menjadi dasar bagi pembentukan generasi yang lebih harmonis dan berakhlak mulia

Landasan Hukum dan Agama

Penerapan Kurikulum Cinta sejalan dengan sistem pendidikan nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan pentingnya pembentukan akhlak mulia dalam pendidikan. Selain itu, Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 8 Tahun 2024 menegaskan perlunya penanaman karakter berbasis nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan anak.

Secara teologis, konsep Kurikulum Cinta juga memiliki dasar dalam ajaran Islam. Al-Qur’an menegaskan pentingnya kasih sayang, sebagaimana dalam firman Allah SWT:

"Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya: 107)

Rasulullah SAW juga bersabda:

"Barang siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa kasih sayang adalah nilai fundamental yang harus diajarkan kepada anak sejak dini.

Dengan telah dicanangkan Kurikulum Cinta untuk Rawat Kerukunan Indonesia di lingkungan Madrasah sebagaimana Bapak Menteri Agama Nasaruddin Umar, menekankan bahwa kerukunan umat beragama adalah nilai jual utama Indonesia di mata dunia internasional. Pernyataan ini disampaikannya saat diwawancarai oleh awak media tanggal 11 Januari

2025 di Asrama Haji Embarkasi Makassar, usai Temu Tokoh Agama dan Pembinaan ASN Kemenag Sulawesi Selatan.(dikutip dari

Penerapan Kurikulum Cinta pada Anak Usia Dini (PAUD)

1. Integrasi Nilai-Nilai Cinta dalam Pembelajaran

Pembelajaran berbasis cinta diterapkan melalui berbagai aktivitas seperti mendongeng, bermain peran, lagu, dan kegiatan sosial. Anak-anak diajarkan untuk berbagi, menghormati sesama, dan memahami perasaan teman-temannya.

2. Peningkatan Kompetensi Guru

Guru memiliki peran utama dalam keberhasilan Kurikulum Cinta. Oleh karena itu, pelatihan guru mengenai pendekatan berbasis kasih sayang dan komunikasi empatik menjadi penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif.

3. Membangun Budaya Madrasah yang Berlandaskan Kasih Sayang.

Budaya madrasah yang mendukung nilai-nilai cinta dapat diwujudkan melalui program seperti senyum, salam, dan sapa (3S), serta kegiatan berbagi dan gotong royong yang melibatkan seluruh komunitas sekolah.

4. Tantangan dan Solusi

Tantangan utama dalam penerapan Kurikulum Cinta adalah kurangnya pemahaman tenaga pendidik dan orang tua terhadap pentingnya pendidikan berbasis kasih sayang. Solusi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan sosialisasi dan pelatihan bagi guru serta mendorong keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran.

Referensi:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 8 Tahun 2024.

3. Al-Qur’an Surat Al-Anbiya: 107.

4. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim tentang kasih sayang dalam pendidikan.

5. Sumber-sumber lain yang relevan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama