(20) Kunci Ketenangan Hidup: Hikmah Imam Al-Ghazali tentang Makan, Dosa, dan Bicara

 

Oleh Nurul Jubaedah,S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Dalam perjalanan hidup, manusia selalu mencari ketenangan. Namun, sering kali ketenangan terasa sulit digapai karena berbagai godaan duniawi. Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar dalam Islam, memberikan sebuah nasihat mendalam: "Tubuh akan merasa ringan dengan sedikit makan, hati akan merasa tenteram saat menjauhi keburukan, dan lisan akan menjadi damai jika tidak banyak berbicara." Kutipan ini memberikan tiga kunci utama untuk mencapai ketenangan sejati: mengendalikan makan, menjauhi dosa, dan menahan lisan.

1. Ketenangan Badan dengan Sedikit Makan

Makan berlebihan sering kali menjadi penyebab berbagai penyakit, baik fisik maupun mental. Islam mengajarkan keseimbangan dalam makan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa sebaiknya manusia makan secukupnya untuk menjaga kekuatan tubuhnya, dengan membagi ruang dalam perut untuk makanan, minuman, dan udara.

Dengan makan secukupnya, tubuh akan lebih sehat, pikiran lebih jernih, dan ibadah menjadi lebih khusyuk. Banyak orang yang mengalami kelelahan dan kemalasan akibat pola makan yang tidak teratur. Dengan mengendalikan pola makan, kita dapat menjaga energi dan fokus untuk melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat.

2. Ketenangan Hati dengan Menjauhi Dosa

Dosa ibarat beban berat yang menekan hati. Ketika seseorang terus-menerus melakukan dosa, hatinya menjadi gelisah dan hidupnya tidak akan pernah merasa tenteram. Sebaliknya, menjauhi dosa akan memberikan kedamaian dan kebahagiaan sejati.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an bahwa mereka yang selalu mengingat-Nya akan merasakan ketenteraman dalam hati. Dengan berdzikir, melakukan ibadah, dan menjalankan perbuatan baik, hati akan menjadi tenang. Sebaliknya, maksiat hanya akan membawa kegelisahan dan kesedihan.

Setiap orang tentu pernah berbuat salah, tetapi kunci utamanya adalah bertaubat dan berusaha memperbaiki diri. Ketika seseorang menjauhi maksiat dan mendekatkan diri kepada Allah, ketenangan hati akan datang dengan sendirinya.

3. Ketenangan Lisan dengan Menjaga Perkataan

Lisan adalah anugerah yang bisa menjadi sumber pahala, tetapi juga bisa menjadi sumber dosa besar. Sering kali, kegelisahan hidup disebabkan oleh lisan yang tidak terjaga. Perkataan yang menyakiti orang lain, kebohongan, ghibah, dan fitnah dapat merusak hubungan sosial serta ketenangan diri.

Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya berbicara hanya yang bermanfaat. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa seseorang yang beriman hendaknya berkata yang baik atau lebih baik diam. Menjaga lisan tidak hanya menjauhkan diri dari konflik, tetapi juga mendatangkan ketenangan batin dan ketentraman jiwa.

Penutup

Ketenangan sejati tidak datang dari harta berlimpah atau status sosial yang tinggi, tetapi dari pengendalian diri dalam makan, menjauhi dosa, dan menjaga lisan. Imam Al-Ghazali telah memberikan resep sederhana namun mendalam untuk mencapai kehidupan yang damai dan bermakna. Dengan menerapkan nasihat ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat merasakan ketenangan lahir dan batin.

Daftar Pustaka:

  1. Al-Ghazali, Imam. (2020). Ihya’ Ulumuddin: Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama. Jakarta: Pustaka Azzam.
  2. Az-Zarnuji, Imam. (2021). Ta'limul Muta'allim: Pedoman Menuntut Ilmu. Bandung: Al-Maktabah.
  3. Al-Qaradawi, Yusuf. (2019). Fiqh Prioritas: Panduan Hidup Muslim Masa Kini. Jakarta: Gema Insani.

Post a Comment

أحدث أقدم