Dalam perjalanan hidup, manusia selalu mencari
ketenangan. Namun, sering kali ketenangan terasa sulit digapai karena berbagai
godaan duniawi. Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar dalam Islam, memberikan
sebuah nasihat mendalam: "Tubuh akan merasa ringan dengan sedikit makan,
hati akan merasa tenteram saat menjauhi keburukan, dan lisan akan menjadi damai
jika tidak banyak berbicara." Kutipan ini memberikan tiga kunci utama
untuk mencapai ketenangan sejati: mengendalikan makan, menjauhi dosa, dan
menahan lisan.
1. Ketenangan Badan dengan Sedikit
Makan
Makan berlebihan sering kali menjadi penyebab berbagai
penyakit, baik fisik maupun mental. Islam mengajarkan keseimbangan dalam makan,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa sebaiknya manusia makan
secukupnya untuk menjaga kekuatan tubuhnya, dengan membagi ruang dalam perut
untuk makanan, minuman, dan udara.
Dengan makan secukupnya, tubuh akan lebih sehat,
pikiran lebih jernih, dan ibadah menjadi lebih khusyuk. Banyak orang yang
mengalami kelelahan dan kemalasan akibat pola makan yang tidak teratur. Dengan
mengendalikan pola makan, kita dapat menjaga energi dan fokus untuk melakukan
hal-hal yang lebih bermanfaat.
2. Ketenangan Hati dengan Menjauhi
Dosa
Dosa ibarat beban berat yang menekan hati. Ketika
seseorang terus-menerus melakukan dosa, hatinya menjadi gelisah dan hidupnya
tidak akan pernah merasa tenteram. Sebaliknya, menjauhi dosa akan memberikan
kedamaian dan kebahagiaan sejati.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an bahwa mereka yang
selalu mengingat-Nya akan merasakan ketenteraman dalam hati. Dengan berdzikir,
melakukan ibadah, dan menjalankan perbuatan baik, hati akan menjadi tenang.
Sebaliknya, maksiat hanya akan membawa kegelisahan dan kesedihan.
Setiap orang tentu pernah berbuat salah, tetapi kunci
utamanya adalah bertaubat dan berusaha memperbaiki diri. Ketika seseorang
menjauhi maksiat dan mendekatkan diri kepada Allah, ketenangan hati akan datang
dengan sendirinya.
3. Ketenangan Lisan dengan Menjaga
Perkataan
Lisan adalah anugerah yang bisa menjadi sumber pahala,
tetapi juga bisa menjadi sumber dosa besar. Sering kali, kegelisahan hidup
disebabkan oleh lisan yang tidak terjaga. Perkataan yang menyakiti orang lain,
kebohongan, ghibah, dan fitnah dapat merusak hubungan sosial serta ketenangan
diri.
Imam Al-Ghazali menekankan pentingnya berbicara hanya
yang bermanfaat. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa seseorang yang beriman
hendaknya berkata yang baik atau lebih baik diam. Menjaga lisan tidak hanya
menjauhkan diri dari konflik, tetapi juga mendatangkan ketenangan batin dan
ketentraman jiwa.
Penutup
Ketenangan sejati tidak datang dari harta berlimpah
atau status sosial yang tinggi, tetapi dari pengendalian diri dalam makan,
menjauhi dosa, dan menjaga lisan. Imam Al-Ghazali telah memberikan resep
sederhana namun mendalam untuk mencapai kehidupan yang damai dan bermakna.
Dengan menerapkan nasihat ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat merasakan
ketenangan lahir dan batin.
Daftar Pustaka:
- Al-Ghazali,
Imam. (2020). Ihya’ Ulumuddin: Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama.
Jakarta: Pustaka Azzam.
- Az-Zarnuji,
Imam. (2021). Ta'limul Muta'allim: Pedoman Menuntut Ilmu. Bandung:
Al-Maktabah.
- Al-Qaradawi,
Yusuf. (2019). Fiqh Prioritas: Panduan Hidup Muslim Masa Kini.
Jakarta: Gema Insani.
إرسال تعليق