0leh
Ariesta Indriawati
( Penulis adalah Guru IPA MTs Negeri 5 Cilacap dan
Pengurus Agerlip PGM Indonesia)
Ada banyak alasan mengapa seseorang memilih guru
menjadi cita – cita dan profesinya. Salah satu alasan yang paling dominan
adalah karena mereka memiliki tujuan mulia untuk berpartisipasi dalam membangun
peradaban yang lebih baik melalui proses pendidikan bagi kader penerus bangsa.
Menjadi guru berarti memiliki kesempatan yang luas untuk membangun dan
melakukan perubahan pemikiran, pembentukan karakter dan peningkatan kecerdasan yang menyeluruh baik
intelektual, emosional maupun spiritual pada
anak didiknya guna menciptakan kader bangsa yang kuat dan tangguh yang mampu
membangun dan mengubah peradaban ke arah yang lebih baik.
Secara realita menjadi seorang guru tidaklah
mudah.Tantangan yang dihadapi dari tahun ke tahun semakin berat. Berbagai kasus
yang mewarnai buramnya pendidikan di Indonesia menjadi catatan dan tantangan
yang harus diselesaikan secara bijaksana. Mulai dari guru yang dipidanakan
karena kasus kekerasan terhadap anak didik sampai pada kasus penganiyaan murid
terhadap guru. Kasus penganiyaan seorang murid terhadap gurunya yang bernama
Ahmad Budi Cahyono hingga meninggal merupakan contoh bahwa menjadi guru saat ini
tidaklah sesederhana yang dipikirkan. Mendidik anak pada saat ini jauh lebih
sulit dibandingkan jaman dahulu. Faktor keterbukaan informasi melalui internet
menjadi virus yang sangat berbahaya bagi anak jika kita sebagai orang tua
maupun guru tidak mampu mendampinginya dengan benar dalam penggunan keterbukaan
informasi tersebut. Faktor kesibukan dan kurangnya perhatian orang tua di rumah
juga menjadi pemicu bagi ketidakstabilan psikologi seorang anak. Kondisi psikologis anak menjadi tidak
terkontrol akibat kekecewaan dan ketidakpuasan
terhadap kondisi diri dan lingkungannya. Tekanan psikologis ini sewaktu
– waktu bisa meledak jika ada pemicu walaupun itu merupakan hal – hal yang
kadangkala kita anggap sebagai hal yang sepele. Disinilah dibutuhkan kecerdasan
dan dan ketrampilan ekstra dari seorang guru dalam menghadapi anak didik
seperti mereka. Guru dituntut memiliki kemampuan dalam mengontrol dirinya dan
mengontrol anak didiknya secara benar dan tepat.
Tugas utama guru adalah
mendidik, mengajar dan melatih anak didiknya. Mendidik memiliki makna meneruskan dan
mengembangkan nilai kehidupan sehingga ia mampu mentransfer nilai – nilai
kehidupan secara benar pada anak didiknya. Guru memiliki tugas menanamkan ,
memberi contoh dan mengembangkan nilai –
nilai kehidupan secara nyata pada anak didiknya. Nilai-nilai kehidupan merupakan keseluruhan tampilan diri, sikap, kata
dan perbuatan manusia sesuai kondisinya. Nilai-nilai kehidupan manusia biasanya
dipengaruhi oleh masukan-masukan dari luar dirinya semenjak kecil.
Nilai - nilai mendasar yang ada
di dalam kehidupan yang perlu ditanamkan sedini mungkin pada anak didik antara
lain adalah :
1. Nilai Agama.
Nilai agama adalah nilai yang berhubungan dengan
bagaimana hubungan mahluk dengan Sang Pencipta. Hubungan pribadi antara
manusia dengan TuhanNya. Di dalam agama terdapat ajaran-ajaran apa yang harus dilakukan oleh
manusia dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh manusia. Pelanggaran terhadap
ajaran tersebut dapat berdampak dosa bagi manusia. Orang lain dapat menilai sejauh mana kehidupan
spiritual seseorang melalui pengamalannya dalam kehidupan sehari - hari.
Nilai agama ini sangat penting dan sangat berarti di dalam kehidupan . Dengan
memperdalam ajaran agama akan ada pengendalian moral yang berfungsi sebagai
kontroling pada diri seseorang untuk bersikap atau bertingkah laku.
2. Nilai Sosial
Nilai sosial ini berhubungan dengan bagaimana
hubungan pribadi seseorang dengan orang
lain di dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat
aturan atau nilai – nilai masyarakat yang harus dipatuhi dan dilaksanakan
sehingga seseorang dapat menjalin hubungan yang harmonis dalam masyarakat. Pelanggaran
terhadap nilai sosial ini berakibat pada keberadaan seseorang yang kurang
dihargai dan dikucilkan dalam pergaulan masyarakat atau tidak disukai oleh
masyarakat sekitar.
3. Nilai Hukum.
Nilai hukum ini menyangkut hubungan pribadi kita
terhadap hukum yang berlaku yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah.
Pelanggaran terhadap hukum akan mengakibatkan kita mendapatkan sanksi yakni
mendapatkan denda atau hukuman penjara. Sangat berat untuk memulihkan
nama baik jika seseorang pernah mendapatkan sanksi hukum. Orang akan menilai orang
tersebut sebagai orang yang telah cacat di dalam hukum dan akan mudah dikenang
. Nilai hukum ini juga sangat baik karena dengan adanya hukum akan tercipta ketertiban,
kedisiplinan, keamanan, bahkan kesejahteraan.
Kasus penganiyayaan murid terhadap guru merupakan contoh bahwa
penanaman nilai kehidupan pada anak didik belumlah berhasil dilakukan oleh seorang
guru di sekolah dan orang tua di rumah.
Banyak faktor yang berpengaruh pada ketidakberhasilan penanaman nilai kehidupan
pada anak seperti faktor pendidikan orang tua dirumah, faktor lingkungan /
pergaulan anak di luar rumah dan faktor pendidikan guru di sekolah.
Seorang guru dituntut memiliki kemampuan yang lebih dalam
mendidik anak di sekolah atau madrasah karena anak didik yang dititipkan orang
tua di sekolah memiliki latar belakang yang berbeda- beda. Ada anak yang
dibesarkan dari lingkungan yang memiliki nilai spiritual yang baik , ada juga
yang sebaliknya. Ada anak yang diperhatikan dengan baik oleh orang tua , ada
juga yang kurang perhatian dari orang tuanya bahkan ada juga anak yang
dibesarkan tanpa kehadiran orang tua disisi mereka. Kondisi inilah yang mestinya
menjadi salah satu pertimbangan seorang guru dalam mendidik murid- muridnya.
Mendidik dengan hati mungkin menjadi alternatif untuk proses pendekatan guru terhadap
muridnya. Anak – anak yang kurang kasih sayang cenderung untuk berbuat yang
kurang baik di sekolah/ madrasah karena mereka mencari perhatian guru untuk
lebih memperhatikan mereka. Pendekatan dengan hati mungkin akan lebih mengena
pada mereka karena mereka membutuhkan itu, bukan dengan makian atau kekerasan.
Selain dengan hati pendekatan pada anak didik yang bermasalah
juga dapat dilakukan dengan memberi contoh
dan suri tauladan yang baik dari pendidik sehingga ia bisa dihargai oleh
muridnya karena ia memiliki kelebihan dimata anak didiknya. Bersikap tegas dan
istiqomah atau konsisten juga dibutuhkan oleh seorang guru dalam mendidik murid
– muridnya karena dengan bersikap tegas dan konsisten anak didik akan memahami
karakter gurunya dalam mendidik mereka. Mereka akan memahami nilai benar dan
salah dari konsistensi dan sikap tegas guru dalam menyelesaikan berbagai
masalah yang berkaitan dengan mereka.
Tugas lain seorang guru adalah mengajar. Mengajar
memiliki makna meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Guru memiliki tugas mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka
dikuasai kepada murid - muridnya sehingga ia mampu mencetak anak didiknya
menjadi kader penerus bangsa yang cerdas dan menguasai ilmu pengetahuan dengan
baik. Berbagai strategi, pendekatan dan model pembelajaran dimodifikasi dan
diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga anak didik mereka mampu menemukan
dan membangun konsep dan pengetahuan baru yang akan menjadi bekal bagi mereka
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan mereka di masa depan.
Tugas guru yang ketiga adalah melatih. Melatih memiliki
makna mengembangkan ketrampilan – ketrampilan pada anak didik. Guru dituntut mampu memberikan latihan secara terukur dan
terus menerus agar apa yang menjadi target pembelajaran dalam meningkatkan
kemampuan psikomotor peserta didik dapat tercapai.
Tugas guru secara menyeluruh adalah guru memiliki kewajiban menciptakan
kader bangsa yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi , psikomotor yang
terampil dan cekatan juga kemampuan afektif, sikap dan karakter yang mulia .
Ketiga kemampuan tersebut dapat tercapai jika guru mampu mengaplikasikan
perannya secara maksimal dalam mendidik, mengajar dan melatih dengan baik.
إرسال تعليق