Keagungan Risalah Muhammad: Cahaya Peradaban Semesta (15)

Oleh Muhamad Nasir Pariusamahu, M.Pd.

Sekjen PGM Indonesia Maluku dan Kabid III Asosiasi Gerakan Literasi Pendidik (Agerlip) PGM Indonesia

Sejarah peradaban manusia mencatat bahwa kehadiran Nabi Muhammad sawa., membawa perubahan besar bagi dunia. Dalam buku The 100 tokoh-tokoh berpengaruh sepanjang sejarah, Michael Hart jadikan Nabi Muhammad sebagai 100 tokoh berpengaruh nomor wahid dunia. Diutus sebagai nabi terakhir, beliau membawa risalah Islam yang tak hanya menjadi petunjuk bagi kaum  Arab, melainkan bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Risalah yang beliau sampaikan merupakan cahaya penerang kegelapan, menggantikan kebobrokan moral dengan akhlak mulia, kebodohan dengan ilmu pengetahuan, serta kezaliman dengan keadilan.

Islam hadir pada masa ketika peradaban manusia tengah mengalami dekadensi moral dan sosial. Di Jazirah Arab, praktik-praktik kejahiliahan seperti penyembahan berhala, perbudakan, serta diskriminasi terhadap perempuan dan anak-anak sudah membudaya. Namun, dengan ajaran Islam, Beliau saw., berhasil mengubah struktur sosial yang tidak berkeadilan menjadi masyarakat yang berlandaskan persamaan hak, kasih sayang, dan penghormatan terhadap sesama manusia.

Keagungan risalahnya terletak pada sifatnya yang universal. Islam bukanlah agama untuk satu bangsa atau wilayah tertentu, melainkan ajaran yang melintasi ruang dan waktu. Al-Qur'an menyatakan QS. Al-Anbiya: 107, “Dan tidaklah Kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” Ayat ini dimaknai bahwa Islam merupakan rahmat bagi semua makhluk, baik manusia maupun alam semesta.

Salah satu pilar utama Nabi saw., adalah tauhid, yakni keyakinan akan keesaan Allah. Konsep tauhid ini membebaskan manusia dari perbudakan terhadap sesama makhluk dan menanamkan kesadaran bahwa hanya kepada Allah manusia berserah diri. Prinsip ini, Islam membangun tatanan kehidupan yang menempatkan manusia sebagai hamba Allah yang memiliki martabat sama di hadapanNya, tanpa membedakan ras, suku, atau status sosial.

Keagungan risalah Islam  tampak dalam ajarannya tentang akhlak dan moral. Suami Sayyidina Khadijah ini dikenal sebagai pribadi dengan budi pekerti yang luhur. Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad). Ajaran Islam menekankan pentingnya kejujuran, amanah, kesabaran, serta kasih sayang terhadap sesama. Nilai-nilai ini menjadi fondasi bagi terbentuknya masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.

Pada bidang keilmuan, Islam membawa revolusi besar dalam dunia pendidikan dan intelektualitas. Al-Qur’an berkali-kali menyeru manusia untuk berpikir, merenung, dan mencari ilmu. Sejarah mencatat bahwa peradaban Islam melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Farabi yang memberikan kontribusi besar dalam berbagai bidang ilmu, termasuk kedokteran, matematika, dan filsafat.

Dalam sejarahnya, pernah mengalami masa kejayaan dengan peradaban yang unggul di berbagai bidang, mulai dari sosial, ilmu pengetahuan, ekonomi, hingga pemerintahan. Risalah sahabat terbaik Abubakar ini turut membawa perubahan dalam bidang sosial. Sebelum Islam datang, masyarakat Arab menganut sistem kesukuan yang kaku dan penuh konflik. Dengan Islam, Nabi saw., memperkenalkan konsep ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan berdasarkan iman, bukan kesukuan atau darah. Hal ini menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan saling menghormati.

Nilai-nilainya juga merambat pada bidang ekonomi bahwa sistem ini berlandaskan keadilan dan kesejahteraan bersama. Sistem ini menekankan pentingnya perdagangan yang jujur, melarang riba, serta menganjurkan zakat sebagai sarana distribusi kekayaan yang adil. Prinsip-prinsip ekonomi Islam ini menjadi solusi atas ketimpangan ekonomi yang sering terjadi dalam sistem kapitalisme dan feodalisme.

Menariknya pula di bidang hukum dan pemerintahan. Konsepnya penuh keadilan yang universal. Piagam Madinah yang Beliau susun menjadi contoh nyata bagaimana Islam mengatur kehidupan bernegara dengan menekankan hak-hak warga negara, termasuk non-Muslim. Prinsip-prinsip keadilan yang diterapkan menjadi inspirasi bagi banyak sistem hukum modern. Terlihat dalam konsep keadilan gender juga. Di masa jahiliah, perempuan dianggap sebagai makhluk rendah dan bahkan bayi perempuan kerap dibunuh karena dianggap aib. Islam mengangkat derajat perempuan dengan memberikan hak atas pendidikan, warisan, serta peran aktif dalam masyarakat.

Peradaban Islam yang dibangun olehnya tak hanya bersifat material, tetapi juga spiritual. Islam mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, sehingga setiap muslim diajarkan untuk menjalani kehidupan dengan penuh tanggung jawab di dunia, namun tetap berorientasi pada kehidupan akhirat. Islam mengajarkan bahwa umat manusia memiliki tanggung jawab sebagai khalifah di bumi. Artinya, setiap individu berkewajiban menjaga keseimbangan ekologi dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.

Olehnya itu, sudah patutnya kita menjadi agen perubahan bagi sistem kehidupan. Hal ini bisa kita mulai dari diri sendiri, keluarga maupun lingkungan masyarakat terdekat. Sebab setiap kebaikan yang kecil namun terus dilakukan, pasti akan berdampak besar suatu saat nanti. Islam sebagai pedoman hidup, harus bisa terinternalisasi dalam aspek kehidupan. Itu misi kita. Misi kedamain dan keadilan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama