Berburu Doa di Sepuluh Hari Ramadan (16)

 

Oleh Muhamad Nasir Pariusamahu, M.Pd.

Sekjen PGM Indonesia Maluku dan Kabid III Asosiasi Gerakan Literasi Pendidik (Agerlip) PGM Indonesia

Ramadan merupakan bulan penuh berkah. Setiap harinya terdapat banyak kesempatan untuk meraih ampunan, keberkahan, dan rahmat dari Allah swt. Sejak awal hingga akhir, bulan ini dipenuhi dengan limpahan kasih sayang Ilahi, tetapi sepuluh hari terakhirnya memiliki keistimewaan yang lebih besar. Padanya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu lailatul qadar. Sepuluh hari terakhir ramadan menjadi waktu yang sangat dianjurkan bagi umat Islam agar meningkatkan ibadah, dan berburu doa-doa terbaik.

Doa adalah senjata utama seorang mukmin dalam menghadapi kehidupan. Allah swt., berjanji dalam Al-Qur’an, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku” (QS. Al-Baqarah: 186). Sepuluh hari terakhir Ramadan adalah momen emas dalam memperbanyak doa, sebab pada waktu ini terdapat banyak keutamaan yang dijanjikan.

Salah satu doa yang sangat dianjurkan untuk dipanjatkan pada sepuluh malam terakhir ramadan adalah doa yang diajarkan oleh Rasulullah saw., kepada Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau mencintai pemaafan, maka maafkanlah aku). Doa ini mencerminkan betapa pentingnya memohon ampunan kepada Allah, terutama di malam-malam penuh keberkahan.

Dalam surat Al-Qadr, Allah menjelaskan bahwa malam ini lebih baik dari seribu bulan. Pada malam tersebut, malaikat turun ke bumi membawa ketenangan dan keberkahan. Siapa pun yang beribadah dan berdoa dengan penuh keikhlasan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Pastinya kita tidak menyia-nyiakan mala mini kan?

Selain meminta ampunan, umat Islam dianjurkan untuk memohon segala kebaikan dunia dan akhirat. Sabda Nabi, “Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah selain doa” (HR. Tirmidzi). Untuk itu, seorang muslim sebaiknya memperbanyak doa untuk keselamatan, kesehatan, rezeki yang halal, keberkahan keluarga, dan kemudahan dalam menjalani kehidupan.

Sepuluh malam terakhir telah menjadi waktu terbaik untuk bertafakur, dan merenungi perjalanan hidup. Ramadan adalah bulan evaluasi. Setiap muslim memperbaiki diri. Doa yang dipanjatkan dengan penuh kesadaran dan harapan akan lebih mudah dikabulkan oleh Allah.

Selain berdoa secara pribadi, kita dianjurkan untuk mendoakan orang lain. Rasulullah saw., bersabda, “Doa seorang Muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya adalah doa yang mustajab” (HR. Muslim). Dari makna hadits tersebut bahwa perbanyaklah doa untuk keluarga, teman, guru, dan seluruh kaum Muslimin agar mereka diberikan kebaikan dan keselamatan.

Tidak hanya di malam hari, doa juga bisa dilakukan pada waktu-waktu mustajab lainnya, seperti setelah shlat, di antara azan dan iqamah, serta saat berpuasa menjelang berbuka. Khusus di sepuluh hari terakhir, umat Islam dianjurkan untuk memperpanjang sujud dalam salat, karena sujud adalah posisi terdekat seorang hamba dengan Tuhannya.

Bagi mereka yang memiliki hajat besar, seperti memohon jodoh yang baik, pekerjaan yang halal, atau kesembuhan dari penyakit, sepuluh hari terakhir ramadan adalah waktu terbaik untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa. Allah swt., adalah Maha Pemurah dan tidak akan mengecewakan hambaNya yang meminta dengan penuh keyakinan.

Keistimewaannya ini menuntut kita untuk menjaga hati dan pikiran tetap bersih. Menghindari prasangka buruk, iri hati, dan kebencian akan membuat doa yang kita panjatkan lebih mudah dikabulkan. Sebab, hati yang bersih lebih dekat kepada Allah dibandingkan hati yang dipenuhi kedengkian. Cara lain dengan bersedekah. Bersedekah adalah cara lain untuk mendapatkan keberkahan dan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah.

Menghidupkan malam-malam terakhir Ramadan tidak harus dilakukan dengan amalan yang berat. Nabi saw.,  mencontohkan bahwa ibadah bisa dilakukan dengan membaca Al-Qur’an, berzikir, atau sekadar duduk merenungi kebesaran Allah. Hal terpenting adalah konsistensi dan keikhlasan dalam beribadah.

Bagi yang memiliki kesibukan, seperti pekerjaan atau urusan keluarga, mereka tetap bisa berburu doa dengan cara sederhana. Misalnya, menyisihkan waktu sebelum tidur untuk berdoa, memperbanyak zikir di sela-sela aktivitas, atau membiasakan membaca doa-doa pendek dalam hati. Tak usah khawatir sebab yang Allah nilai adalah niat dan kesungguhan dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Di samping memohon kebaikan dunia, kita juga perlu memperbanyak doa untuk kebahagiaan di akhirat. “Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka.”  Saat berdoa sertakanlah pujian kepada Allah dan shalawat kepada Nabi. Sebab, doa yang diawali dengan pujian kepada Allah dan diakhiri dengan shalawat akan lebih mudah dikabulkan. 

Pada prinsipnya, berburu doa di sepuluh hari terakhir ramadan adalah kesempatan langka yang tidak boleh disia-siakan. Setiap detik di malam-malam tersebut memiliki nilai yang luar biasa. Maka dari itu, marilah kita manfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya, memperbanyak doa, dan mendekatkan diri kepada Allah agar kita mendapatkan keberkahan dan ampunan di bulan suci ini. Ramadan adalah hadiah dari Allah untuk umat manusia, dan sepuluh hari terakhirnya adalah puncak dari keberkahan yang Allah sediakan. Doa yang dipanjatkan dengan penuh keikhlasan pada malam-malam ini memiliki peluang besar untuk dikabulkan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama