Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag.,
S.Pd., M.Pd
Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi
Pengawas MA Kab. Muaro Jambi
Ketua III Forkom Ormas Jambi
Ayat
Terkait
وَإِذَا
وَقَعَ ٱلْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَآبَّةًۭ مِّنَ ٱلْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ
أَنَّ ٱلنَّاسَ كَانُوا۟ بِـَٔايَـٰتِنَا لَا يُوقِنُونَ “Dan
apabila perkataan telah berlaku atas mereka, Kami keluarkan bagi mereka suatu
binatang melata dari bumi yang akan berbicara kepada mereka, bahwa manusia
dahulu tidak meyakini ayat-ayat Kami.” QS. An-Naml: 82
Ayat
ini termasuk ayat-ayat eskatologis (tanda-tanda besar kiamat).
1.
Analisis Tafsir: Apa yang Dimaksud Ad-Dābbah?
a.
Makna Leksikal Ad-Dābbah
Kata
الدابة (ad-dābbah) berasal dari kata dabb yang berarti:
a.
bergerak perlahan,
- melata,
- berjalan di
permukaan bumi.
Dalam
Al-Qur’an, dābbah digunakan untuk:
a.
semua makhluk hidup
yang bergerak di bumi (QS. Hud: 6),
- tetapi dalam QS.
An-Naml: 82 menunjuk pada makhluk khusus, bukan umum.
b.
Tafsir Para Ulama Klasik
1.
Tafsir Ibn Katsir
Ad-Dābbah
adalah makhluk nyata yang akan keluar menjelang kiamat:
a.
berbicara kepada
manusia,
- menjadi bukti
bahwa iman tidak lagi bersifat pilihan.
2.
Tafsir Al-Qurthubi
Mayoritas
ulama memahami Ad-Dābbah sebagai:
a.
makhluk hidup
sungguhan,
- bukan simbol
semata,
- muncul ketika
manusia sudah menolak kebenaran.
3.
Tafsir Al-Tabari
Ad-Dābbah
adalah tanda besar kiamat, bukan perumpamaan. Ia muncul ketika
peringatan sudah tidak lagi bermanfaat.
c.
Apakah Ad-Dābbah Makhluk Nyata atau Simbol?
Ulama
berbeda pendapat:
- Pendapat mayoritas:
→ makhluk fisik yang nyata (haqiqi).
- Pendapat minoritas
(ta’wil): → simbol fenomena besar yang
“berbicara” secara metaforis.
Namun
keduanya sepakat: bahwa Ad-Dābbah adalah tanda akhir zaman yang luar biasa.
2.
Analisis Sains: Bagaimana Memahami Ad-Dābbah dari Perspektif Ilmiah?
Penting
ditegaskan: bahwa Ad-Dābbah adalah peristiwa ghaib dan mukjizat,
sehingga tidak tunduk sepenuhnya pada hukum sains. Namun sains dapat
membantu memahami kemungkinan bentuk dan mekanisme.
a.
Fenomena “Makhluk dari Bumi” dalam Biologi
Istilah
“min al-ardh” (dari bumi) membuka kemungkinan:
- Makhluk yang
muncul dari dalam tanah → mirip reptil, serangga, mikroorganisme.
- Makhluk purba yang
hidup di bawah permukaan → mikrofauna ekstremofil (hidup di kondisi
ekstrem).
Sains
modern telah menemukan:
a.
makhluk hidup di
kedalaman tanah dan batuan,
- bakteri dan
organisme yang mampu bertahan ribuan tahun.
b.
Kemampuan “Berbicara” dalam Perspektif Sains
Ayat
menyebut: تُكَلِّمُهُمْ (tukallimuhum) — “ia berbicara kepada mereka”.
Secara
ilmiah, “berbicara” tidak harus berarti: suara seperti manusia.
Dalam
sains, komunikasi bisa berupa:
- Sinyal suara
(bioakustik),
- Cahaya
(bioluminesensi),
- Gelombang
atau pola visual,
- Bahasa simbolik
yang dapat dipahami manusia.
Bahkan
teknologi modern (AI, robot) mampu “berbicara”. Oleh karena itu, maka,
kemampuan makhluk untuk “berbicara” bukan lagi sesuatu yang mustahil secara
konsep, meskipun tetap mukjizat.
c.
Fenomena Global sebagai “Tanda yang Berbicara”
Sebagian
mufasir kontemporer menafsirkan
Ad-Dābbah sebagai:
a.
fenomena biologis atau
ekologis global,
- wabah, mutasi,
atau makhluk baru yang “mengungkap” kebobrokan manusia terhadap ayat-ayat
Allah.
Namun
tafsir ini bersifat ijtihadi, bukan pasti.
3.
Perbandingan dengan Tanda Kiamat Lain
Ad-Dābbah
sejajar dengan:
a.
terbitnya matahari dari
barat,
- turunnya Nabi Isa,
- keluarnya Ya’juj
dan Ma’juj.
Semua
tanda ini:
a.
melampaui hukum alam,
- tidak dapat
dijelaskan sains sepenuhnya,
- menunjukkan fase
“penutupan” sejarah manusia.
4.
Hikmah dan Pesan Spiritual
1.
Saat Bukti Datang, Penyesalan Tidak Berguna
Ad-Dābbah
muncul ketika:
a.
iman tidak lagi
bernilai pahala,
- kebenaran sudah
nyata tapi ditolak.
2.
Alam Menjadi Saksi atas Keingkaran Manusia
Makhluk
bumi yang “berbicara” menunjukkan:
a.
alam tidak diam,
- bumi dan isinya
adalah saksi amal manusia.
3.
Keterbatasan Sains
Sains
membantu memahami, tetapi tidak berkuasa atas yang ghaib.
5.
Kesimpulan
Secara
Tafsir
a.
Ad-Dābbah adalah
makhluk luar biasa yang muncul menjelang kiamat.
- Ia berbicara dan
menjadi bukti atas kelalaian manusia.
- Mayoritas ulama
memahaminya secara hakiki (nyata).
Secara
Sains
a.
Istilah “makhluk dari
bumi” selaras dengan penemuan organisme bawah tanah.
- Konsep “berbicara”
makhluk non-manusia tidak asing dalam sains modern.
- Namun peristiwa
ini tetap melampaui hukum alam biasa.
Secara
Spiritual
a.
Manusia diingatkan agar
beriman sebelum tanda besar datang.
- Alam dan
makhluknya tunduk pada perintah Allah.
- Kesadaran dan iman
harus hadir sebelum kebenaran dipaksakan oleh peristiwa kosmik.
|
Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd. adalah seorang
pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di madrasah. Sebagai
guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan bertransformasi ke pendamping
madrasah, ia aktif membimbing guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain itu, ia juga merupakan aktivis organisasi profesional PGM IND, PPMN,
IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi, yang berkontribusi dalam berbagai forum
pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty telah menghasilkan berbagai karya di
bidang pendidikan dan manajemen pendidikan, yang menjadi referensi bagi
pendidik dan praktisi pendidikan di Indonesia. |


Posting Komentar