Pancawaluya: Lima Janji Suci Pelajar Masa Kini

 



Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Guru SKI MTsN 2 Garut

Duta Literasi Kabupaten Garut

Kabid Humas AGERLIP PGM Indonesia

(Naskah ke 195)



Jumat, 17 Oktober 2025. Dalam suasana pagi yang penuh khidmat, suara lantang para pelajar MTsN 2 Garut menggema di halaman madrasah. Mereka membacakan Ikrar Pelajar Pancawaluya, sebuah janji moral yang kini kembali digaungkan di tengah derasnya arus digital. Ikrar ini bukan sekadar seremonial, melainkan kompas nilai bagi generasi muda agar tidak kehilangan arah dalam perubahan zaman.

 

Lima butir dalam Ikrar Pelajar Pancawaluya menyimpan pesan mendalam tentang bagaimana menjadi pelajar yang berkarakter. Butir pertama mengajak menjaga kesehatan jasmani dan rohani—pesan sederhana namun relevan di era penuh distraksi, di mana gaya hidup sehat sering terabaikan dan kesehatan mental kian diuji. Pelajar diajak hidup bersih, menjauhi perundungan, serta menghindari perilaku digital yang merusak diri.

 

Butir kedua menekankan pentingnya akhlak mulia serta hormat kepada guru, orang tua, dan teman. Di masa ketika etika komunikasi di dunia maya kian menipis, nilai sopan santun menjadi fondasi peradaban yang harus terus dijaga. Sementara butir ketiga menegaskan nilai kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab tiga hal yang kini semakin mahal di tengah budaya instan dan kompetisi digital yang sering mendorong kecurangan.

 

Pada butir keempat, pelajar didorong untuk giat belajar, berpikir kritis, dan kreatif. Nilai ini sejalan dengan semangat Profil Pelajar Pancasila, yakni mencetak insan beriman, berilmu, dan berdaya saing global. Sedangkan butir kelima mengingatkan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan dan sesame sebuah nilai universal yang menumbuhkan empati dan kesadaran sosial.

 

Lebih dari sekadar teks yang dibacakan saat upacara, Pancawaluya adalah cerminan pendidikan berbasis nilai di madrasah. Kepala MTsN 2 Garut menegaskan bahwa ikrar ini sejalan dengan misi pendidikan Islam: menyeimbangkan ilmu, iman, dan amal. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga teladan moral yang menanamkan nilai kejujuran, tanggung jawab, serta gotong royong dalam keseharian siswa.

 

Di era digital, tantangan pelajar bukan hanya soal prestasi akademik, tetapi juga menjaga integritas diri. Fenomena plagiarisme, ujaran kebencian, hingga adiksi media sosial menjadi ujian nyata bagi moral generasi muda. Di sinilah nilai-nilai Pancawaluya berperan sebagai jangkar moral yang menguatkan karakter pelajar agar tetap kokoh dalam derasnya gelombang informasi.

 

MTsN 2 Garut menjadikan ikrar ini hidup dalam tindakan nyata melalui gerakan madrasah sehat, kampanye literasi, hingga aksi peduli lingkungan. Dari ikrar menuju aksi, para siswa belajar memaknai tanggung jawab sosial, gotong royong, dan semangat berbagi.

 

Pancawaluya adalah napas moral pendidikan madrasah. Ia meneguhkan bahwa kecerdasan sejati bukan hanya dari nilai ujian, tetapi dari kejujuran, kepedulian, dan kebaikan hati.

 

Di tengah dunia yang berubah cepat, Ikrar Pelajar Pancawaluya hadir sebagai pengingat bahwa generasi hebat lahir dari karakter yang kuat pelajar yang tidak hanya cerdas berpikir, tetapi juga bijak berperilaku dan berjiwa luhur.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama