Oleh Nurul Jubaedah,
S.Ag.,S.Pd.,M.Ag
Guru SKI MTsN 2 Garut
Duta Literasi Kabupaten
Garut
Kabid Humas AGERLIP PGM
Indonesia
(Naskah ke 168)
Dari ruang kelas sederhana di MTsN 2 Garut,
lahir mimpi besar. Tiga siswi hebat – Keisya Restu Eka Putri, Marsya Restu Dwi
Putri, dan Desi Sri Mulyani – kini tengah bersiap menuju Olimpiade Madrasah
Indonesia (OMI) 2025 bidang riset. Mereka membawa nama besar kelas IX-J dengan
penuh semangat dan keyakinan, siap mengharumkan madrasah serta daerah di
panggung nasional.
Bimbingan Hybrid yang Inspiratif
Di balik persiapan ini, ada sosok guru
pembimbing penuh dedikasi, Ibu Nurul Jubaedah, S.Ag., S.Pd., M.Ag.. Beliau
menerapkan metode hybrid learning, menggabungkan bimbingan tatap muka di
sekolah dengan pendampingan daring. Cara ini terbukti efektif, membuat siswi
lebih mandiri, terlatih berdiskusi, sekaligus akrab dengan teknologi.
Persiapan Menuju Ajang Bergengsi
Tak sekadar lomba akademik, OMI bidang riset
menantang peserta untuk merancang penelitian yang orisinal dan bermanfaat. Tim
IX-J pun rutin berdiskusi, berbagi ide, hingga latihan presentasi layaknya para
peneliti muda.
Berdasarkan jadwal resmi Kemenag, rangkaian
seleksi sudah dimulai sejak Agustus dan puncaknya akan digelar pada 3–6
November 2025 dalam Final & Expo Nasional.
Dukungan dari Madrasah dan Garut
Kepala MTsN 2 Garut, Asep Sodikin, S.Pd., MM,
menyampaikan optimisme penuh untuk tim IX-J. Suasana kelas IX-J kini sering
berubah menjadi “laboratorium ide”, tempat lahirnya gagasan riset yang siap
bersaing di tingkat nasional.
Lebih dari Sekadar Kompetisi
Bagi Keisya, Marsya, dan Desi, OMI bukan hanya
soal lomba. Ini adalah kesempatan untuk mengasah karakter, melatih kolaborasi,
dan membuktikan bahwa siswi madrasah daerah mampu bersaing di ajang besar.
Dengan kerja keras, bimbingan guru, dan doa
dari seluruh warga madrasah, langkah kecil dari IX-J ini bisa menjadi awal dari
prestasi besar. Siapa tahu, nanti di bulan November, nama mereka akan tercatat
sebagai nominasi juara nasional.
Posting Komentar