Oleh: Adib Nur Aziz, Guru MTsN 7 Sleman
Satu perbuatan jauh lebih berharga
daripada seribu perkataan. Ungkapan ini sangat tepat untuk diterapkan di dunia
pendidikan. Mendidik bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab obyek pekerjaannya
bukanlah barang, melainkan manusia yang memiliki karakter spesifik. Penjelasan
dan penyampaian informasi adalah satu pendekatan dalam pendidikan, namun
bukanlah pendekatan terbaik. Sebab, pendidikan membutuhkan contoh nyata, yang
bisa dilihat dan ditemui secara langsung dalam kehidupan.
Mendidik dengan keteladanan adalah kunci
kesuksesan. Para murid adalah manusia yang memiliki telinga untuk melihat, mata
untuk mendegar, akal fikiran untuk mempertimbangkan dan hati untuk merasa.
Dengan empat modal itulah, para murid akan menjalani proses pendidikan di
madrasah, berinteraksi dengan para guru dan teman-teman. Kata-kata yang
disampaikan oleh seorang guru akan mengalami empat proses dalam diri murid,
untuk disinkronkan. Kata-kata yang hanya keluar lewat mulut seorang guru namun
tanpa bukti nyata lewat keteladanan tidak akan bermakna apa-apa bagi murid.
Keteladanan adalah pendidikan yang
terbaik. Guru adalah sosok yang tidak hanya didengarkan nasehat dan ajarannya,
namun juga role model yang akan dilihat oleh para murid. Contoh paling mudah
adalah dalam mata pelajaran IPA. Pada jenjang kelas 8 tingkat Madrasah
Tsanawiyah terdapat materi bahaya merokok terhadap sistem pernafasan dan
peredaran darah. Para guru bisa menjelaskan hal tersebut dengan mudah kepada
para murid. Namun apabila di luar kelas, guru IPA tersebut secara sengaja
merokok dan dilihat langsung oleh murid, maka semua penjelasan tentang bahaya
merokok tidak akan bermakna bagi murid. Sebab, sang guru sendiri yang melanggar
dan menabrak kata-kata yang disampaikannya.
Mendidik dengan keteladanan bukanlah
pekerjaan yang mudah. Namun, bagi setiap guru, memberi keteladanan kepada murid
adalah cara termudah agar para murid melaksanakan apa-apa yang diajarkan oleh
guru. Man jadda wajada!
Posting Komentar