Ketika Aku Berhenti Membuktikan Diri, Aku Menemukan Kebebasan

 

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Guru SKI MTsN 2 Garut

Duta Literasi Kabupaten Garut

Kabid Humas AGERLIP PGM Indonesia

(Naskah ke 156)



 

Dahulu, aku terlalu sibuk membuktikan diri kepada orang lain. Aku berpikir bahwa jika aku cukup baik, cukup menarik, cukup patuh, dan cukup berprestasi, maka mereka akan berhenti meremehkanku. Aku percaya bahwa segala bentuk usaha dan pencapaianku akan membuat mereka mengakui keberadaanku dan menghargai siapa diriku sebenarnya.

 

Namun seiring waktu, aku menyadari bahwa tidak semua orang ingin melihat orang lain berkembang. Sebaliknya, ada sebagian yang justru menanti kegagalan kita. Mereka tidak benar-benar mendukung, hanya sekadar menonton dan terkadang berharap kita terjatuh. Dan ketika kenyataan itu datang menghantam, aku mulai meragukan diriku sendiri.

 

Aku pernah berada pada titik paling rapuh dalam hidup. Saat itu, terlintas di benakku, “Mungkin mereka benar. Mungkin aku memang tidak akan pernah cukup.” Namun, aku tidak menyerah. Aku memilih diam. Aku mengambil jarak dari hiruk pikuk dunia luar. Aku menghadapi rasa sakitku sendirian, dalam kesunyian. Dan justru di sanalah aku mulai tumbuh.

 

Aku belajar untuk menjadi cukup bagi diriku sendiri. Aku mulai memahami bahwa kebutuhan akan validasi dari orang lain bisa menjadi candu. Semakin dicari, semakin kita kehilangan kendali atas arah hidup kita sendiri. Dan ketika aku berhenti mengejarnya, aku mulai merasakan kebebasan yang sesungguhnya.

 

Mereka mengira aku telah hancur. Padahal pada saat itu, aku sedang membangun ulang pondasi kehidupanku dengan lebih kuat, lebih sehat, dan lebih jujur. Bukan lagi untuk membuktikan apa pun kepada siapa pun, melainkan karena aku sadar bahwa aku layak menjadi versi terbaik dari diriku sendiri. Bukan demi penghargaan dari orang lain, tetapi demi kebaikan dan kedamaian diriku sendiri.

 

Kini, aku tidak lagi merasa perlu untuk mengemis tempat di hati siapa pun. Aku tidak lagi menunggu pengakuan atau pujian. Aku mengenal siapa diriku, dan itu sudah lebih dari cukup.

Untuk siapa pun yang hari ini masih merasa harus terus membuktikan diri demi diterima oleh lingkungan sekitar, izinkan aku mengatakan: Anda tidak perlu melakukannya. Anda tidak harus sempurna untuk dihargai, dan Anda tidak harus selalu benar untuk diterima. Terkadang, orang yang paling keras menghakimi kita adalah mereka yang merasa terancam oleh potensi kita.

 

Berhentilah mengejar pengakuan dari luar. Belajarlah mengenal dan menerima diri sendiri sepenuhnya. Karena pada akhirnya, yang paling memahami dan berhak menilai Anda adalah diri Anda sendiri. Dan Anda layak untuk dicintai bukan karena apa yang Anda capai, tetapi karena siapa Anda sebenarnya.

 

Post a Comment

أحدث أقدم