Oleh
Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag
Guru
SKI MTsN 2 Garut
Duta
Literasi Kabupaten Garut
Kabid
Humas AGERLIP PGM Indonesia
(Naskah
ke 217)
Rapor sering kali dipahami
sebagai selembar kertas berisi angka-angka hasil belajar siswa. Padahal, di
balik angka itu terdapat proses panjang yang mencerminkan perjalanan belajar
anak selama satu semester. Karena itu, penting bagi para wali murid untuk
memahami bagaimana nilai rapor diambil, agar tidak terjadi salah paham,
prasangka, atau kekecewaan yang sebenarnya bisa dihindari.
Pengambilan nilai rapor
tidak dilakukan secara instan, apalagi asal-asalan. Guru menilai siswa dari
berbagai aspek yang saling melengkapi. Aspek pertama adalah nilai kehadiran. Kehadiran menunjukkan
kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pembelajaran. Anak yang
rajin hadir tentu memiliki kesempatan lebih besar untuk memahami materi
dibandingkan yang sering absen.
Aspek berikutnya adalah nilai keaktifan belajar. Keaktifan
bukan berarti harus selalu berbicara di kelas, tetapi mencakup partisipasi
dalam diskusi, keberanian bertanya, menjawab, serta keterlibatan dalam kegiatan
pembelajaran. Anak yang aktif biasanya menunjukkan minat dan usaha dalam
belajar, dan hal ini menjadi pertimbangan penting dalam penilaian.
Selanjutnya, ada nilai praktik dan prakarya. Aspek ini
menilai keterampilan siswa dalam menerapkan pengetahuan secara langsung. Baik
dalam praktik laboratorium, keterampilan ibadah, seni, maupun prakarya, guru
melihat proses, ketekunan, dan hasil kerja siswa, bukan semata-mata
kesempurnaan.
Nilai
tugas rumah juga menjadi bagian penting. Tugas rumah melatih kemandirian, tanggung
jawab, dan konsistensi belajar di luar sekolah. Ketepatan waktu pengumpulan dan
kualitas pengerjaan menjadi indikator kesungguhan siswa dalam belajar.
Kemudian terdapat nilai harian, yang diperoleh dari
ulangan atau evaluasi rutin setelah materi tertentu selesai diajarkan. Nilai
ini membantu guru memantau sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran secara bertahap.
Aspek selanjutnya adalah nilai tengah semester dan nilai semester. Keduanya berfungsi
sebagai evaluasi menyeluruh terhadap materi yang telah dipelajari dalam rentang
waktu tertentu. Nilai ini memang penting, tetapi bukan satu-satunya penentu
hasil akhir rapor.
Tak kalah penting adalah nilai sikap. Sikap mencerminkan
karakter siswa, seperti kejujuran, sopan santun, tanggung jawab, kerja sama,
dan kepedulian. Pendidikan bukan hanya soal akademik, tetapi juga pembentukan
akhlak dan kepribadian.
Dengan memahami seluruh
aspek penilaian ini, wali murid diharapkan dapat melihat rapor secara lebih
utuh dan bijak. Rapor bukan alat untuk membandingkan anak, melainkan cermin
proses belajar yang perlu didukung bersama. Kolaborasi antara sekolah dan orang
tua menjadi kunci agar anak tumbuh optimal, baik dalam ilmu maupun karakter.

إرسال تعليق