ANTARA HIDUP DAN MATI

 


Karya ; Erna Kurnianti

Guru Bahasa Indonesia di MTsN 2 Garut


            Saya seorang ibu rumah tangga,dan bekerja sebagai ASN, usiaku pada saat ini genap 47 tahun.Teringat 24 tahun yang  lalu pengalaman pertama kali hamil dan melahirkan yang tidak dapat terlupakan. Saya menikah bulan Oktober tahun 2000. Ketika usia pernikahan baru sebulan ada yang kurasakan aneh dalam tubuhku, kok tiba-tiba ada perasaan mual dan rasanya mau muntah.Saya bilang pada ibu saya kenapa ini tubuh merasakan mual seperti ini.. yang tak pernah aku rasakan sebelumnya . ‘’Mah, mengapa aku rasakan mual seperti ini dan rasanya mau muntah?’’ aku berkata pada ibuku..Ibuku menyarankanku untuk pergi berobat ke rumah kakakku.


                 Kebetulan kakakku adalah seorang perawat.Aku dan suami langsung pergi ke rumah kakakku untuk berobat. Sesampainya di sana aku sampaikan keluhan yang aku rasakan. Kakakku menyarankan aku untuk membeli test pack karena kakakku tidak menyediakan alat tersebut.. Suamiku bergegas pergi ke Apotik untuk membelinya. Tak lama pergi ke Apotik suamiku sudah datang dengan membawa test pack. Aku disuruh kakakku untuk pergi ke toilet dan disuruh untuk buang air kecil dengan memberikan wadah untuk buang air kecil.Aku pun ke luar dengan membawa wadah tersebut.Kuberikan wadah itu pada kakaku dan langsung mengecek dengan alat yang sudah dibeli itu. 


               Tak lama dari itu kakakku berkata. “Selamat ya, sebentar lagi akan mrenjadi calon ibu”.Antara percaya dan tidak aku dan suamiku bertanya, ‘’benarkah ini’’? Ya  apa yang dikatakan oleh kakakku bahwa aku adalah akan menjadi calon ibu bagi janinku yang ada dalam kandunganku,otomatis suamiku akan menjadi calon Ayah .Aku dan suamiku tidak lupa mengucap syukur alhamdulillah atas amanah yang telah tuhan berikan kepada kami.Kakakku menyarankan  aku untuk segera pergi ke bidan dan mengkonsultasikan hasil test awal.


                 Sore harinya aku diantar suami untuk pergi ke bidan.Pasien wanita hamil dan anak-anak begitu banyak dan harus mengantri untuk mendapatkan panggilan pemeriksaan.Entah giliran ke berapa waktu itu aku lupa lagi, Tiba saatnya aku dipanggil dan segera masuk ruang pemeriksaan. Bidan menyambut saat itu dengan hangat dan akrab kepada pasiennya.Sungguh pemandangan yang luar bisa dan menyenangkan untuk bisa berkonsultasi dengannya. Dengan tanggap bidan menanyakan apa yang aku rasakan selama ini. Aku ceritakan atas keluhanku dan kuceritakan hasil pemeriksaan test pack bahwa aku positf hamil,lau bidan menanyakan tanggal terakhir aku dapatkan menstruasi.


            Berdasarkan kalender bahwa posisi aku pada waktu itu adalah masa subur,karena aku nikah setelah kurang lebih 2 minggu  datang menstruasi,makanya seakan-akan tak percaya,waktu begitu cepat dan aku dinyatakan sudah mengandung janin yang usianya kurang lebih 2 minggu.Dari  hasil konsultasi dan pemerikasaan, bidan menyaran agar aku berhati-hati dan harus bisa menjaga pola makan.Setelah itu aku diberi vitamin dan obat untuk mengurangi rasa mual. 


              Hari demi hari, bulan demi bulan kulalui  bersama suamiku dan juga dengan pengawasan dan perhatian keluargaku,karena pada waktu itu kami masih serumah dengan orang tua.Semua sangat menyayangiku bdan begitu perhatian,termasuk suamiku apalagi setelah aku dinyatakan hamil.mereka sangat ekstra sekali untuk menjagaku. Pada waktu itu posisiku bekerja sebagai Guru Bantu Sementara (GBS)  di SLTP salah satu sekolah negeri. 


               Setiap hari aku diantarkannya untuk pergi ke sekolah walaupun tempat kami bekerja berbeda lokasi dan dengan jarak yang lumayan jauh,dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dari sekolahku ke tempat kerjanya.Suamiku bekerja sebagai PNS pada waktu itu di salah satu instansi pemerintah.Suamiku mengalah untuk memilih mengantarkanku terlebih dahulu ke sekolah kemudian dia berbalik arah untuk menuju tempat kerjanya.Dari rumah jarak waktu tempuh untuk ke sekolah memakan waktu kurang lebih satu jam. Selama tujuh bulan usia kandunganku rutinitas kami setiap hari seperti itu,kecuali hari libur dan hari minggu kami bisa menikmati libur bersama keluarga.


                Dengan kondisi perut yang sudah besar dan jarak ke sekolah yang cukup jauh,aku minta mutase ke sekolah yang jaraknya lebih dekat. Alhmdulillah permintaanku untuk pindah tugas disetujui oleh kedua pihak sekolah,karena memang di sekolah pertama awal aku tugas jumlah gurunya banyak dan sudah memadai untuk setiap mata pelajaran,sementara di sekolah yang baru memang kekurangan guru dan membutuhkan guru mata pelajaran yang saya ampu.


           Selama kurang lebih satu bulan aku menjalankan tugas mengajar di tempat yang baru.  Berdasarkan prediksi dokter kelahiran anakku sekitar pertengahan Juli. Seminggu sebelum prediksi  melahirkan , aku sudah mengajukan cuti.Prediksi dokter ternyata tidak jauh,hanya maju dua hari saja. Prediksi dokter tangal 15 Juli, sedangkan si sulung lahir tanggal 17 Juli 2021. Penuh cerita  menuju proses persalinanku..


                   Waktu itu hari Senin, 16 Juli 2021 pukul 03.00 pagi menjelang adzan shubuh aku terbangun dari tidurku karena kebelet ingin buang air kecil. Maklum di usia kandunganku yang semakin besar aku tidak bisa nahan dan sering ke luar masuk toilet untyk buang air kecil. Pada malam itu kurang lebih tiga kali aku ke luar masuk toilet. Pas selesai buang air kecil aku lanjut tidur lagi.Waktu bangun tidur tak terasa celana dan bajuku sudah basah,kulihat di celanaku ada bercak sedikit dan air yang warnanya kekuningan yang tercium dengan aroma yang khas,makin lama air yang ke luar semakin banyak,sehingga aku tidak ingin menggerakkan badan dan turun dari tempat tidur. 


             Dalam pikiranku rupanya ini adalah tanda-tanda akan melahirkan.Suamiku masih pulas tidur waktu itu tidak membangunkannya.Kulihat jam dinding  sudah pukul 04.00,aku membangunkan dia. ‘’Kang bangun ini kok ada cairan keluar banyak pas selesai buang air kecil tapi bukan air pipis’’. Suamiku dengan wajah yang kaget berkata”Lha kok ini bisa seperi ini”? malah balik bertanya padaku.Tak lama kemudian adzan shubuh pun berkumandang,suamiku bergegas untuk pergi ke mesjid begitu juga papahku. 


                Semua yang ada di rumah pun sudah bangun  untuk  melaksanakan ibadah sholat .Sepulang dari masjid,suamuku bilang pada mamahku. ‘’Mah, neng dari bangun tidur keluar cairan banyak’’.begitu mama mendengar apanyang dikatakan suamiku, langsung saja mamah menghampiri ke kamarku. Sebagai ibu yang sudah banyak pengalaman ,mamahku berkta, ‘’ Ini pertanda mau lahiran, itu air ketuban’’.Tapi ini sudah banyak sekali cairan yang keluarnya’’.kata mamahku. Mamahku bertanya apakah aku merasakan mulas atau tidak,dan aku pin menjawab tidak ada rasa mulas sedikit pun,Cuma yang dirasakan itu keluar terus air ketuban ini.


              Ibuku menyarankanku untuk pergi ke bidan saja karena memang sudah rencana untuk persalinan anak kami yang pertama ingin di rumah bidan yang kebetulan di rumahnya ada ruang khusus untuk praktek dan menerima pasien bagi ibu-ibu yang akan melahirkan.Pagi-pagi sebelum mandi dan sarapan, suami sudah bergegas untuk packing barang dan peralatan bayi yang sudah kami persiapkan sebelumnya.


           Tak terasa waktu pagi menjelang siang pun datang.Kami semua sarapan sebelum berangkat ke rumah bu bidan.Kami pun berangkat setelah itu, air yang ke luar semakin lama semakin banyak,setiap ada gerakan air ketuban pun ikut ke luar sampai aku pun memakai kain samping untuk menghalangi agar air tidak terlalu banyak ke luar. Tak terpikirkan kendaraaan apauntuk membawaku pergi ke sana, kami tidak memakai mobil atau pun sewa ambulance untyk mengantar aku ke bidan, karena waktu itu kami hanya punya motor untuk kendaraan. 


            Tanpa pikir. panjang, berangkatlah  dengan dibonceng suamiku naik motor, dengan hati-hati dan sangat pelan membawaku ke sana . Sementara mamahku naik ojeg untuk pegi ke bidan.Alhamdulillah mamahku tiba lebih awal di sana.Aku Sesampainya di sana aku segera turun dengan dibantu asisten bidan yang sudah menyedikan Brankar untukku. Aku dinaikkan ke brankar dibantu suami dan juga mereka.Setelah itu, aku dimasukkan ke ruang pemeriksaan. 


             Bidan menanyakan kapan awal pecah ketuban dan menanyakan apakah ada ada rasa sakit perut sebagai reaksi kontraksi bayi.Aku pun menjawab tidak ada rasa mulas yang kurasakan,normal-normal saja .Bidan pun langsung memeriksa detak jantung bayi dengan mendengarkan dari alat yang dtempelkan ke perut,lalu mengecek  sudah ada  atau tidaknya pembukaan tanda-tanda mau melahirkan.Ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan baru pembukaan awal..Dengan wajah yang penuh tanda tanya bidan menenangkanku. ‘’ Bayinya Insya Alloh sehat, detak jantungnya normal bagus’’. Ibu bidan berkata. Alhamdulillah aku berucap syukur atas apa yang dikatakannya. 


              Ibu bidan menyarankanku agar tenang dan berdoa supaya diberikan kelancaran dan dimudahkan persalinannya. Sementara aku di ruang pemeriksaan bu bidan memanngil asistennya untyk memindahkan ke ruang persalinan. Terdengar bu bidan memanngil suamiku dan juga mamaku, dalam hati terbersit jangan-jangan ada yang tidak beres denganku. Ternyata benar aku dirujuk ke rumah sakit untyk tindakan lebih lanjut.Entah tahu kenapa bidan tidak bisa menerimaku dan tidak memberi tindakan seandainya ada yang harus ditindaklanjuti untuk menjalani proses persalinan di sana. Berangkatlah aku ,mama,dan suamiku dengan diantar bidan jke rumah sakit dan menaiki mobilnya.


             Setibanya di sana  karena aku sudah tidak bisa jalan ,khawatir cairan yang keluar tambah banyak ,aku dijemput petugas sambil membawa brankar setelah itu dinaikkanlah aku ke atas brankar serta  didorong menuju  ruang poli OBGYN ,sementara itu mama,suami, dan bu bidan membuntutiku dari belakang. Msih ingat waktu sekitar jam 10 aku sudah ada di ruang OBGYN didampingi bidan  dan mamaku.Sambil menunggu keputusan  hasil pemerikasaan dokter Suamiku pergi ke ruang pendaftaran untuk mendaftarkanku sebagai pasien .


              Tidak lama dari ruang pendaftaran keputusan dokter pun sudah ada bahwa aku harus pindah ke ruang bersalin untuk diberi tindakan dengan cara  diinduksi.Dipindahkanlah aku ke ruang bersalin sekitar pukul sebelasan.Tibalah aku di ruang bersalin,ternyata aku tidak sendirian,banyak juga ibu-ibu yang mau melahirkan.Setiap ruangan hanya dibatasi dengan gorden sehingga pasien yang satu bisa melihat pasien yang lainnya dibalik gorden. Memang sudah ada aturan di rumah sakit tersebut, bahwa pasien yang mau melahirkan tidak didampingi suami atau pun keluarga. 


            Entah mengapa mulai terasa tegang dan juga degdegan karena kudengar ibu yang lainnya ada yang sedang ngeden akan mengeluarkan bayi, ada yang menangis menahan kesakitan, ada yang berteriak meminta pertolongan Alloh.Tidak lama kemudian datanglah dua perempuan petugas di ruanngan ituu, lalu aku ditensi dan diberi tindakan induksi dengan tujuan untyk mempercepat proses persalinanku.Aku hanya bisa pasrah atas keputusan semua ini,petugas itu menjelaskan karena aku tidak merasakan kontraksi sebelumya dan tidak ada bukaan setelah menjalani pemerikasaan maka tindakan selanjutnya yaitu dengan diberikan induksi.


             Masih ingat induksi yang diberikan yaitu berupa pil/obat yang dimasukkan ke jalan lahir. Awalnya aku tidak merasakan apa-apa,tidak ada rasa-rasa kontraksi.Tidak lama kemudian kurang lebih sejamanlah mulailah ada reaksi dari obat itu, rasanya seperti sakit perut pada saat akan menstruasi .Jam-jam berikutnya kurasakan semakin sakit, sambil panggil perawat aku berteriak minta pertolongan, tpi setelah diperiksa  belum ada pembukaan. Sakit yang kurasakan tidak ada henti-hentinya,Aku tidak tahu proses dari induksi ke persalinan itu berapa lama waktunya, tak terpikrkan untuk menanayakan semua itu,yang kupikirkan hanyalah ingin cepat-cepat melahirkan secara normal.


                 Kemudian di ruangan itu seiring berjalannya waktu sambil merasakan rasa mulas yang tidak ada jedanya, kudengar tangisan bayi yang baru saja dilahirkan dari rahim ibunya.Secara bergantian beberapa dari mereka bisa melahirkan normal dengan waktu yang tidak begitu lama. Kurasakan rasa haus waktu itu ,kuberpesan ke perawat agar dipanggilkan mamaku untuk membawakan air minum dan aku seolah memaksa bahwa aku ingin bertemu mamaku untuk meminta doa.


         Setelah beberapa jam mamaku menunggu di luar akhirnya bisa mendatangiku dengan membawakan air minum beberapa botol.,karena pihak rumah sakit tidak memberiku air minum untukku. Kumenangis waktu itu sambil berpelukan dengan mamaku,dan meminta doa. ‘’ jangankan diminta,tidak diminta pun mama selalu mendoakan’’.mama berucap.mendengar ucapannya semakin sedih rasa hati ini. Teringat mama bagaimana perjuangannya melahirkan anak sebanyak 5 tak terbayangkan olehku bagaimana perjuangan dan rasa sakitnya untuk melahirkanku dan..  kakak adikku . 


           Perjalanan waktu waktu dari dzuhur ke ashar dari ashar ke maghrib ,pasien pun datang silih berganti. Sudah berapa orang ibu-ibu yang menyusulku untuk melahirkan .Sementara aku belum mendapatkan giliran untuk mengeluarkan bayi dalam perut ini Waktu pun sudah menunjukkan pukul 8.00.,sudah berapa orang  suara ibu yang berjuang untuk melahirkan bayinya dan etah berapa suara tangisan bayi yang terdengar ketika ke luar dari Rahim ibunya .  dengan tangisan ciri khasnya. 


            Sementara itu hanya rasa sakit yang teramat sangat bisa kurasakan yang membuatku ingin mengejan terus dan terus.Bidan di sana sempat marah dan menyaranku untuk Tarik napas karena pembukaan baru 4, bayangkan saja dari tadi siang sampai malam pembukaan tidak ada kemajuan. Dari sejak masuk rumah sakit aku sudah mendapat jatah makan sebanyak 2 kali tapi tak ada nafsu makan , setiap makanan yang diberikan hanya satu dua suap saja yang masuk ke perutku,meskipun bidan membujukku agar aku punya tenaga untuk mengeluarkan bayi.  


            Aku sudah pasrah saja seakan antara hidup dan mati yang terpikirkan. Muncullah dalam pikiranku  hal-hal yang negatif, aku sudah pesimis badanku sangat lemas  dan wajahku juga sudah tidak karuan lagi. Malam semakin larut pasien datang sili berganti, ada yang masuk ruangan bersalin dan ada juga yang sudah dipindahkan ke ruang yang lain. Waktu pun sudah menunjukkan kurang lebih jam sebelasan tindakan selanjutnya  kalau tidak salah aku diinduksi untuk kedua kalinya,namun hasilnya tidak sesuai harapan,lagi-lagi pembukaanku hanya sampai 5 saja.melihat kondisiku yang sudah melemah dan mungkin khawatir cairanku terus berkurang akhirnya dokter memutuskan aku untuk  operasi ceasar saja.Dipanggilah keluargaku karena yang waktu itu menungguku  kebetulan 3 orang ,mamaku,papaku, dan juga suamiku. 


               Akhirnya berdasarkan keputusan dokter suamiku menyetujui untuk dilakukan tindakan operasi ceasar.Singkat cerita masuklah aku ke ruangan operasi yang begitu dingin, yang sebelumnya aku diambil darah untuk sampel cek golongan darah, serta dimasukannya kateter ke saluaran kencing untuk memudahkan keluarnya buang air kecil. Ketika itu aku sudah tak bertenaga dan aku sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi.Yang kuingat hanya kematian, inikah yang disebut perjuangan antara hidup dan mati? Aku hanya berandai-andai.Seandainya operasi ceasar akan dilakukan aku memilih tidak merasakan sakit  yang begitu dan terasa menyiksa tapi ya namanya berusaha, aku diusahakan untuk persalinan secara normal terlebih dahulu.


                 Tim doker pun  sudah mendekatiku  dan siap untuk melakukan operasi. Aku diberi suntikan bius yang sebelunya diajak berkomunikasi dan memberi saran agar aku memanjatkan doa dan meminta pertolongan yang maha kuasa agar diberi kelancaran dalam proses operasi dari awal sampai selesai. Sambil berdoa apa yang aku bisa semua doa yang aku bisa bacakan, sampai akhirnya aku sudah tidak sadarkan diri. Tepat pukul 00.10 mulailah dilakukan operasi.Operasi dilakukan kurang lebih  1 jam. Lahirlah bayi yang kutungu-tunggu tepatnya hari Selasa ,17 Juli 2001. 


                 Setelah kusadar ibuku berserita bahwa pada saat doker mengeluarkan bayi dari perutku  tak ada tangisan bayi dan dokter pun mengatakan bahwa ini adalah kekuasaan Alloh,setelah bayiku diusahakan oleh tim dokter untuk bisa menangis ,tak lama dari itu terdengarlah suara tangisan bayi.Seorang bayi yang sangat lucu dengan bobot 3,2 kg. Tidak sampai di sana , pasca operasi aku harus transfuse darah.Darah yang dibutuhkan sebanyak 2 labu. 


                Dengan  segera suamiku pergi ke kantor PMI untuk membeli darah, ternyata  di sana persediaan darah sudah habis, yang akhirnya ada yang menyarankan untuk mencari orang yang biasa donor darah, dan sudah tercatat namanya sebagai pendonor.Alhamdulillah ternyata ada orang baik yang katanya seorang tukang becak yang telah mendonorkan darahnya untukku.Alhamdulillah akhirnya darah yang dibutuhkan   bisa dibawa dan lansung  dipasang untuk ditransfusikan. .  


               Rupanya air ketuban itu sudah hampir habis  yang menyebabkan bayiku tidak terdengar tangisan ataupun meronta-ronta ketika ke luar.Ternyata oh ternyata saat itulah ditemukan bahwa dalam  rahimku ada kista ovarium yang ukurannya sudah besar sekali dan itu salah satu penyebab kepala bayi menjadi terhalang sehingga silit untuk dilakukan proses persalinan secara normal. 


               Entah mengapa padahal aku pernah melakukan USG di bulan ke 8 dan tidak ada pemeriksaan bahwa ada kista ovarium selain bayi yang kukandung.Masya Alloh, mungkin ini adalah hikmah saya dioperasi untuk mengeluarkan anak dan sekaligus mengeluarkan penyakit. . Alhamdulillah setelah mendapatkan perawatan selama 10 hari di rumah sakit   bayiku sehat dan normal dan akupun sudah dinyatakan bisa pulang ke rumah.


                 Sekarang anakku sulungku sudah menjadi mahasiswa semester enam,dan punya adik laki-laki juga kelas 1 SLTA dengan dilahirkan melalui operasi ceasar juga dengan sudah direncanakan sebelumnya dan tidak merasakan sakit senelum proses persalinan. Itulah ceritaku proses melahirkan dan perjuanganku bersama suami dan juga orang-orang terkasih, termasuk mama dan papaku.


Biodata Penulis


Nama lengkap  : Erna Kurnianti, S.Pd.

Alamat  rumah : Kp.Kostarea 1, RT.01 RW.02 Desa Mekarluyu Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut

Alamat kantor   : MTs Negeri 2 Garut

E-mail                  : ekurnianti90@gmail.com

No HP                  : 082216087994

Riwayat pekerjaan :

1.      Guru Bantu Sementara di SMPN 2  Limbangan dari tahun 2000-2022

2.      Guru Bantu di lingkungan kementrian agama (MTs Negeri 2 Garut) dari tahun 2022-2024

3.      Guru PNS dari tahun 2007 sampai sekarang

Riwayat Pendidikan :

Lulusan STKIP Garut tahun 1999 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

 

 

Post a Comment

أحدث أقدم