Oleh Nurul Jubaedah,
S.Ag.,S.Pd.,M.Ag
Guru SKI MTsN 2 Garut
Duta Literasi Kabupaten
Garut
Kabid Humas AGERLIP PGM
Indonesia
(Naskah ke 157)
Pernah ada masa dalam hidup saya ketika segala upaya
dan keberadaan saya seolah tak berarti di mata orang lain. Saya dihina.
Diremehkan. Disepelekan. Kalimat-kalimat sinis dan tatapan merendahkan menjadi
makanan sehari-hari. Seakan-akan, saya tidak akan pernah menjadi siapa-siapa,
tak akan mencapai apa pun dalam hidup ini.
Namun, di tengah semua cemoohan itu, saya memilih
diam. Bukan karena saya lemah. Bukan karena saya kalah. Tapi karena saya
percaya, bahwa waktu akan membuktikan segalanya. Saya tahu bahwa pembuktian
sejati bukan datang dari debat atau balas dendam, melainkan dari pencapaian
yang tenang namun nyata.
Diam-diam, saya bekerja keras. Saya memperbaiki diri,
belajar dari kesalahan, dan mengembangkan potensi yang mungkin dulu bahkan tak
saya sadari. Saya belajar untuk menjadi lebih tenang dalam menghadapi tekanan,
lebih kuat dalam menjalani tantangan, dan lebih elegan dalam menyikapi segala
bentuk penolakan.
Saya tak lagi sibuk menjelaskan siapa diri saya. Saya
fokus pada perjalanan, bukan pada penilaian orang. Karena saya sadar, yang
penting bukan apa yang mereka katakan, tetapi apa yang saya lakukan. Saya
tumbuh. Saya berkembang. Dan pada akhirnya, saya berubah menjadi seseorang yang
bahkan tak bisa mereka abaikan.
Kini, keadaan berbalik. Mereka yang dulu meremehkan,
perlahan mendekat. Mencoba kembali masuk ke dalam lingkaran yang dulu mereka
tinggalkan. Mencoba menjalin relasi yang dulu mereka putuskan sendiri. Ironis
memang, bagaimana dunia berputar. Yang dulu dianggap tidak berarti, kini
menjadi sosok yang berdiri paling anggun di antara semua.
Namun saya tidak marah. Tidak pula membalas dengan
kesombongan. Karena saya tahu, kemenangan sejati tidak perlu diumumkan dengan
keras. Cukup dengan kehadiran yang utuh, cukup dengan hasil yang berbicara.
Saya tidak perlu membuktikan apa-apa lagi. Kehadiran saya saat ini sudah
menjadi bukti dari perjalanan panjang yang pernah diremehkan.
Cerita ini bukanlah sekadar tentang balas dendam. Ini
adalah tentang menemukan nilai diri, tentang belajar untuk tidak goyah oleh
penilaian sementara, dan tentang bagaimana kesabaran serta ketekunan bisa
menjadi bentuk pembuktian paling anggun yang tak perlu diucapkan.
Bagi siapa pun yang saat ini sedang diremehkan atau
merasa tak dianggap, ketahuilah: kamu tidak harus menjawab mereka hari ini.
Kamu hanya perlu terus berjalan, terus bertumbuh, dan terus menjadi versi
terbaik dari dirimu. Karena pada waktunya, dunia akan melihat. Dan saat itu
tiba, kamu akan tahu: bahwa diam yang kamu pilih dulu, bukan kelemahan. Tapi
sebuah keputusan penuh keyakinan.
إرسال تعليق