Oleh Nurul Jubaedah,
S.Ag.,S.Pd.,M.Ag
Guru SKI MTsN 2 Garut
Duta Literasi Kabupaten
Garut
Kabid Humas AGERLIP PGM
Indonesia
(Naskah ke 158)
Dalam hidup, kita akan bertemu dengan berbagai
jenis manusia. Ada yang datang dengan senyum dan perhatian, lalu pergi tanpa
jejak atau penjelasan. Mereka hadir sejenak, memberi warna, memberi rasa, lalu
menghilang begitu saja. Meninggalkan tanda tanya, perasaan hampa, bahkan luka
yang tak sempat diberi obat.
Ironisnya, kehadiran mereka bukan tanpa makna.
Meski singkat, kadang mereka justru datang membawa pelajaran. Bukan pelajaran
yang diajarkan dengan kata-kata, melainkan dengan rasa kehilangan, kebingungan,
dan kekecewaan. Mereka tidak pamit. Tidak memberi penjelasan. Tiba-tiba
menjauh, berubah, lalu lenyap dari keseharian kita.
Namun di balik itu semua, kita belajar sesuatu
yang jauh lebih dalam: tentang kekuatan bertahan, tentang seni bangkit dari
keterpurukan, dan tentang kemampuan melangkah meski hati pernah terseret ke
titik terendah. Kita belajar bahwa luka bukanlah akhir, tetapi awal dari versi
diri yang lebih tangguh.
Kehilangan memang menyakitkan. Rasanya seperti
kehilangan arah di tengah perjalanan. Tapi justru dari kehilangan itulah kita
menemukan kompas baru ketangguhan mental dan emosi yang tidak kita sadari
sebelumnya. Kita belajar menyembuhkan diri sendiri, menyusun ulang harapan, dan
melangkah pelan-pelan hingga akhirnya bisa berlari lagi.
Lucunya, orang yang pergi itu seringkali tidak
sadar bahwa mereka telah berperan besar dalam proses pendewasaan kita. Mereka
hanya pergi, tanpa tahu bahwa kepergian mereka adalah titik balik yang mengubah
kita selamanya. Mereka tidak melihat bagaimana kita jatuh, menangis diam-diam,
lalu perlahan-lahan berdiri kembali lebih kuat dari sebelumnya.
Dan saat kita sudah mampu berdiri dengan kaki
sendiri, kita bukan lagi pribadi yang sama. Kita menjadi seseorang yang lebih
bijak dalam memilih, lebih tenang dalam menghadapi, dan lebih siap dalam
menyikapi. Kita menjadi manusia baru bukan karena seseorang datang, tetapi
karena seseorang pernah pergi.
Jadi, jika hari ini kamu merasa ditinggalkan,
jangan anggap itu akhir cerita. Bisa jadi itu adalah awal dari babak baru
kehidupanmu. Babak di mana kamu tumbuh, bangkit, dan menjadi versi terbaik dari
dirimu sendiri. Terkadang, kehilangan adalah bentuk pelatihan mental paling
jujur meski dikemas dalam rasa sakit.
Jangan takut ditinggalkan. Tak semua yang hilang
itu merugikan. Beberapa justru datang sebagai guru dalam wujud yang tak
terduga. Dan kamu? Kamu lebih kuat dari apa yang kamu kira.
إرسال تعليق