Oleh Nurul Jubaedah,
S.Ag.,S.Pd.,M.Ag
Guru SKI MTsN 2 Garut
Duta Literasi Kabupaten
Garut
Kabid Humas AGERLIP PGM
Indonesia
(Naskah ke 155)
Di balik senyum seorang guru hari ini, tersembunyi
perjuangan luar biasa yang jarang terlihat. Mengajar di era digital bukan
sekadar berdiri di depan kelas, menyampaikan materi, lalu memberi tugas. Dunia
sudah berubah dan begitu juga dengan peran seorang guru.
Anak-anak sekarang lahir di era serba cepat, visual,
dan terkoneksi ke mana-mana. Mereka akrab dengan TikTok, YouTube, AI, dan forum
digital. Di tengah derasnya arus informasi, guru bukan lagi satu-satunya sumber
ilmu. Tapi ada satu hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi secanggih apa
pun: sentuhan personal dari seorang guru yang tulus.
Mengajar dengan Hati dan Imajinasi
Di zaman sekarang, guru dituntut untuk lebih dari
sekadar pengajar. Mereka harus menjadi motivator, sahabat, bahkan kreator
konten. Kreativitas menjadi kunci utama. Bukan soal jago desain atau teknologi,
tapi soal bagaimana membuat pelajaran terasa hidup dan bermakna.
Contohnya Ibu Rini, guru Bahasa Indonesia di Bandung.
Ia mengajak murid-muridnya membuat podcast untuk menilai pemahaman teks
naratif. Anak-anak bebas membuat cerita, merekam, dan mengunggah ke platform
kelas. Hasilnya? Mereka lebih semangat, merasa punya panggung, dan belajar jadi
lebih menyenangkan.
Dekat Tanpa Kehilangan Kendali
Menjadi dekat dengan murid bukan berarti membiarkan
semuanya bebas. Justru, kedekatan itulah yang menjadi jembatan untuk
menumbuhkan kepercayaan dan disiplin. Seperti yang dilakukan Pak Dedi, guru
Matematika dari Madura. Ia mengganti metode marah dengan pendekatan bertanya
dan membimbing. Hasilnya? Murid tak lagi takut Matematika bahkan jadi suka.
Semangat Adalah Kunci
Teknologi bisa membantu, tapi semangat adalah bahan
bakar utama seorang guru. Banyak guru di daerah terpencil yang tetap berinovasi
meski minim fasilitas. Mereka belajar dari komunitas, saling berbagi praktik
baik, dan menjadi agen perubahan lewat program seperti “Guru Penggerak”.
Yang paling penting: mereka mengajar dengan hati,
berpihak pada murid, dan terus belajar hal baru.
Jadi Guru, Jadi Inspirasi
Guru di era digital bukan hanya penyampai pelajaran,
tapi penyalur semangat. Mereka adalah tempat bertanya, tempat curhat, bahkan
satu-satunya orang dewasa yang benar-benar mendengarkan.
Tak heran jika banyak orang mengingat gurunya bukan
karena rumus atau teori, tapi karena bagaimana guru itu membuat mereka merasa
dihargai.
Yuk, Apresiasi Guru Kita
Hari ini, luangkan waktu sebentar. Kirim pesan terima
kasih untuk guru yang pernah menginspirasi hidupmu. Tag mereka, ceritakan kisah
mereka, dan sebarkan semangat positif ini ke lebih banyak orang.
Karena sejatinya, menjadi guru adalah panggilan jiwa dan
mereka sedang membentuk masa depan, satu anak, satu kelas, satu semangat pada
satu waktu.
إرسال تعليق