Sudah Tahan Badai, Kenapa Takut Gerimis?

 

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Wakil Kepala Bidang Kurikulum MTsN 2 Garut

Kabid Humas AGERLIP PGM Indonesia

(Naskah ke 118)

Hidup memang tak akan pernah benar-benar tenang. Masalah datang silih berganti, kadang bagai badai besar yang menerjang, kadang hanya gerimis kecil yang membasahi. Tapi anehnya, justru gerimis kecil itulah yang sering membuat kita goyah. Padahal, bukankah kita sudah terbiasa menghadapi badai?

 

Di balik senyum seseorang yang tampak kuat hari ini, bisa jadi tersembunyi ribuan luka yang pernah ia lalui. Luka yang tak diumbar, tapi justru jadi alasan mengapa ia bisa berdiri setegar sekarang. Dalam hidup, badai itu nyata. Ia datang tanpa aba-aba, menguji tanpa ampun. Namun, justru dari badai itulah mental baja terbentuk.

 

Lantas mengapa kita mudah rapuh saat hanya menghadapi rintik kecil masalah? Mungkin karena kita lupa. Lupa bahwa kita pernah bertahan saat dunia seolah runtuh. Lupa bahwa kita pernah kuat, meski saat itu kita merasa sangat lemah.

 

Inilah saatnya untuk mengingat kembali. Ingat bahwa kita pernah berada di titik terendah, dan nyatanya mampu melewatinya. Ingat bahwa kita pernah hampir menyerah, tapi tetap bisa bangun esok harinya. Ingat bahwa setiap ujian yang datang, pasti sudah sesuai dengan kemampuan kita, sebagaimana janji Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 286:

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…"

 

Ujian adalah proses pembentukan. Saat kamu merasa hidupmu berat karena deadline, cibiran, tekanan sosial, atau kekecewaan kecil lainnya, coba ingat kembali badai yang pernah kamu lewati. Bukankah gerimis ini tak ada apa-apanya dibandingkan dengan badai masa lalu?

 

Allah Maha Adil. Ia tidak salah memilih siapa yang harus kuat. Jika kamu terus diuji, itu karena kamu memang ditakdirkan untuk kuat. Maka jangan biarkan gerimis hari ini mematahkan semangatmu. Ingatlah bahwa pelangi tidak akan muncul tanpa hujan. Dan mungkin, gerimis hari ini adalah cara Allah menyegarkan jiwamu sebelum badai besar berikutnya datang.

Sebagaimana dalam QS. Al-Insyirah ayat 5–6:

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan."

Ayat ini diulang dua kali. Bukan tanpa alasan. Karena kemudahan akan datang—berlimpah—setelah kesulitan.

 

Tips Bangkit Tanpa Drama:

  1. Ingat perjuanganmu. Tuliskan momen tersulit yang pernah kamu lalui.
  2. Bersandar pada Allah. Salat, doa, dan Al-Qur’an bukan sekadar formalitas.
  3. Kurangi drama, tambah aksi. Alihkan overthinking dengan hal produktif.
  4. Jaga lingkungan positif. Dekatkan diri pada mereka yang membuatmu semangat.
  5. Jadikan kisahmu inspirasi. Ceritakan agar jadi penguat untuk orang lain.

 

Karena itu, bangkitlah. Bukan karena kamu tak pernah lelah, tapi karena kamu tahu: kamu sudah terlalu jauh untuk menyerah hanya karena gerimis kecil.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama