Dra.
Rr. Ayu Dewi Widowati
MTsN
1 Yogyakarta
Dewan Pakar Agerlip PGM Indonesia
Zaman
sudah berubah semakin maju dan semakin membuat kita terus belajar, belajar, dan
belajar lagi. Tak terkecuali dari kaum muda sampai tua dan lanjut usia. Kalau
tidak mau belajar kita akan ketinggalan zaman. Saat ini dengan majunya
teknologi informatika atau orang sering menyebutnya dengan era digital, kita
dituntut untuk mengikuti zaman Tak terkecuali dengan para orang tua lanjut usia
(LANSIA). Menjadi tua itu pasti tapi menjadi dewasa itu pilihan. Kata-kata
bijak yang sering kita dengar tersebut mengajak dan mengajari kita untuk
mempersiapkan diri menuju masa tua. Saat menjadi manusia lanjut usia (lansia) kita
berharap bisa terus mandiri dan tidak merepotkan anak cucu kita dan semua
pihak.
Masa
kini menjadi saksi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia
teknologi. Generasi milenial, yang umumnya didefinisikan sebagai mereka yang
lahir antara tahun 1981 hingga 1996, tumbuh dan berkembang di era digital yang
semakin maju. Namun, seringkali ada kesenjangan antara generasi ini dengan
lansia, yang umumnya merujuk pada mereka yang berusia di atas 65 tahun.
Tantangan ini mendorong peran penting untuk memastikan bahwa lansia juga melek
digital.
Melek
digital mengacu pada kemampuan individu untuk menggunakan dan memahami
teknologi digital, seperti komputer, ponsel pintar, dan internet. Pada awalnya,
banyak lansia yang merasa canggung dan tertinggal dalam mengadopsi perangkat
dan layanan digital baru. Namun, semakin hari, semakin banyak lansia yang mulai
menyadari manfaat yang ditawarkan teknologi ini dan berusaha untuk menjadi
melek digital.
Salah
satu alasan mengapa lansia harus melek digital adalah konektivitas sosial.
Dalam masyarakat yang semakin terhubung secara digital, teknologi memungkinkan
lansia untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman, dan komunitas mereka.
Dengan menggunakan media sosial, mereka dapat berkomunikasi, berbagi momen, dan
memperkuat ikatan dengan orang-orang terdekat, terlepas dari jarak geografis.
Ini dapat mengurangi risiko isolasi sosial dan meningkatkan kesejahteraan
emosional lansia.
Selain
itu, melek digital juga membuka pintu bagi lansia untuk mengakses informasi dan
layanan kesehatan dengan lebih mudah. Dengan menggunakan internet, mereka dapat
mencari informasi tentang kesehatan, penyakit, dan gaya hidup sehat. Mereka
dapat berpartisipasi dalam forum online untuk mendiskusikan masalah kesehatan
mereka dan memperoleh dukungan dari komunitas yang serupa. Selain itu, banyak
layanan kesehatan yang tersedia secara online, seperti telemedicine, yang
memungkinkan lansia untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa harus pergi ke
rumah sakit atau klinik.
Tentu
saja, ada tantangan tersendiri dalam menjembatani kesenjangan digital antara
generasi lansia dan milenial. Banyak lansia mungkin menghadapi hambatan
teknologi dan kekhawatiran terkait keamanan dalam menggunakan perangkat
digital. Dalam hal ini, peran generasi milenial sangat penting. Mereka dapat
membantu lansia untuk mengatasi kesulitan teknis, memberikan pelatihan, dan
memberikan dukungan dalam menghadapi dunia digital.
Pemerintah,
lembaga non-pemerintah, dan organisasi sosial juga dapat berperan dalam
memastikan lansia menjadi melek digital. Mereka dapat menyelenggarakan program
pelatihan dan workshop untuk membantu lansia mengembangkan keterampilan digital
mereka.
Masa
depan adalah dunia digital. Teknologi terus berkembang dengan cepat, dan peran
internet dan perangkat digital semakin tak terpisahkan dari kehidupan kita
sehari-hari. Dalam perkembangan ini, tidak hanya generasi muda yang terbiasa
dengan teknologi digital, tetapi juga generasi lansia yang terlahir sebelum era
digital.
Lansia,
yang umumnya diidentifikasi sebagai mereka yang berusia di atas 60 tahun,
sekarang semakin melek digital. Mereka mulai menyadari manfaat yang ditawarkan
teknologi digital dan berusaha mengikutinya. Generasi lansia milenial, istilah
yang mengacu pada lansia yang lahir antara tahun 1946 dan 1964, tidak hanya
mengadopsi teknologi ini, tetapi juga beradaptasi dengannya dengan cepat.
Salah
satu alasan mengapa lansia milenial semakin melek digital adalah untuk tetap
terhubung dengan keluarga dan teman-teman mereka. Melalui platform media
sosial, seperti Facebook atau WhatsApp, mereka dapat mengirim pesan, membagikan
foto, dan berkomunikasi secara langsung dengan orang-orang tercinta yang
mungkin berada di tempat yang jauh. Ini membantu mengatasi rasa kesepian dan
meningkatkan kualitas hidup mereka.
Selain
itu, teknologi digital juga memberikan aksesibilitas yang lebih baik bagi
lansia milenial. Mereka dapat menggunakan perangkat mobile seperti smartphone
atau tablet untuk menjalankan berbagai aplikasi yang dirancang khusus untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Aplikasi ini termasuk aplikasi kesehatan untuk
memantau kondisi fisik mereka, aplikasi keuangan untuk mengelola keuangan
mereka, atau bahkan aplikasi pendidikan untuk terus belajar dan mengembangkan
diri.
Tidak
hanya itu, lansia milenial juga semakin mengambil manfaat dari kemudahan
belanja online. Mereka dapat dengan mudah memesan makanan, obat-obatan, atau
bahkan pakaian dari kenyamanan rumah mereka sendiri. Ini membantu mereka
menghindari kerumunan dan risiko potensial di luar rumah, terutama selama masa
pandemi seperti yang kita alami saat ini.
Namun,
perjalanan lansia milenial menuju melek digital tidak selalu mulus. Ada
beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah
kurangnya pemahaman tentang teknologi dan rasa takut akan hal baru. Beberapa lansia
milenial mungkin merasa canggung atau khawatir bahwa mereka tidak akan mampu
menguasai teknologi baru. Namun, dengan kesabaran dan dukungan, mereka dapat
mengatasi hambatan ini dan mempelajari keterampilan digital yang diperlukan.
Untuk
membantu lansia milenial menjadi melek digital, peran keluarga dan komunitas
sangat penting. Anak-anak dan cucu-cucu mereka dapat mengambil waktu untuk
mengajari mereka tentang penggunaan perangkat digital dan memberikan bantuan
teknis jika diperlukan.
Dalam
era digital yang semakin maju, teknologi informasi telah menjadi bagian
integral dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun seringkali dianggap sebagai
milik generasi muda, teknologi ini juga memiliki dampak besar bagi lansia atau
orang-orang lanjut usia. Di tengah kemajuan teknologi digital, banyak lansia
yang beradaptasi dan menjadi melek digital. Mereka tidak hanya mengenal
teknologi, tetapi juga menggunakan perangkat digital untuk memenuhi kebutuhan
dan memperkaya hidup mereka.
Lansia
milenial adalah istilah yang mengacu pada kelompok lansia yang lahir pada era
teknologi informasi. Generasi ini tumbuh dewasa di saat teknologi berkembang
dengan pesat, dan mereka terbiasa menggunakan perangkat digital sejak awal. Ini
memberi mereka keunggulan dalam memahami dan menggunakan teknologi.
Salah
satu manfaat utama dari lansia milenial yang melek digital adalah kemudahan
dalam mengakses informasi. Mereka dapat mencari informasi kesehatan, berita
terkini, atau pengetahuan lainnya melalui internet. Dengan begitu, mereka dapat
terus mengikuti perkembangan di berbagai bidang dan tetap terhubung dengan
dunia di sekitar mereka. Ini membantu mereka tetap relevan dan tidak terjebak
dalam kehidupan yang terisolasi.
Selain
itu, teknologi digital juga memberi lansia milenial akses ke berbagai layanan
dan fasilitas yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Misalnya, mereka
dapat menggunakan aplikasi kesehatan untuk memantau kondisi kesehatan mereka,
mengatur jadwal pengobatan, atau berkonsultasi dengan dokter secara daring.
Mereka juga dapat menggunakan platform perdagangan elektronik untuk
berbelanja secara online, menghindari kerumunan, dan mendapatkan produk
yang mereka butuhkan dengan mudah.
Perangkat
digital juga membantu lansia milenial dalam menjaga konektivitas sosial. Mereka
dapat berkomunikasi dengan keluarga, teman, dan anggota komunitas mereka
melalui media sosial, aplikasi pesan, atau panggilan video. Ini sangat penting
dalam menjaga kesehatan mental dan mengurangi rasa kesepian yang sering dialami
oleh lansia.
Namun,
untuk menjadi melek digital, lansia milenial perlu mendapatkan pelatihan dan
dukungan yang memadai. Pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan kelompok
masyarakat harus menyediakan program-program edukasi dan pelatihan tentang
penggunaan teknologi digital bagi lansia. Selain itu, perlu ada akses yang
mudah dan terjangkau terhadap perangkat dan infrastruktur digital agar lansia
dapat memanfaatkannya dengan optimal.
Lansia
milenial, melek digital, adalah realitas yang semakin nyata dalam masyarakat
kita. Kemampuan mereka untuk memanfaatkan teknologi informasi dan digital
membuka peluang baru dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Posting Komentar