Keajaiban Al-Qur’an dalam Keindahan Anggrek Bulan: Sebuah Kisah Inspiratif

 

Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Pd., S.Ag., M.Pd. | Ketua I Agerlip PGM Indonesia,  Pendamping Madrasah Aliyah Kemenag Muaro Jambi


Semasa Covid mewabah, dalam kesendirian dan kejenuhan. Mencoba mengisi waktu dengan bercocok tanam. Kali ini adalah tanaman anggrek dengan beberapa varietas yang sangat indah. Di antaranya spesies dendro, vanda, dan amabilis.


Ketiga spesies tersebut yang paling bertahan di tamanku. Banyak hal yang dapat kupetik semasa merawat tanaman hias anggrek. Di tamanku yang tidak terlalu luas namun cukup asri. Ku tanam sebatang anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) dengan kelopak putih yang bersih, lembut, dan memesona. Ia tidak tumbuh dengan tergesa-gesa, tetapi dengan sabar dan penuh keanggunan. Seiring waktu, bunganya mulai bermekaran, menampakkan keindahan yang tiada tara. Namun, ada satu hal yang menarik—semakin banyak bunganya bermekaran, batangnya justru semakin merunduk.


Seolah serang guru yang bijak mengajarkan pada murid-muridnya dan anggrek bulan itu kutatap lalu ku dengar seakan ia berkata: “Lihatlah bunga ini,” katanya, “semakin cantik dan subur ia tumbuh, semakin ia merunduk. Begitu pula dengan ilmu dan kebajikan dalam hidup kita. Semakin tinggi seseorang dalam ilmu, semakin ia harus rendah hati.”


Hatiku membatin, lalu membenarkan apa yang ku dengar saat itu. Bukankah ini ada dalam ajaran Islam?


Akupun senyum, dan teringat paa satu ayat Al-Qur’an yang artinya:


"Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia karena sombong dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS. Luqman: 18)


Ayat ini mengajarkan bahwa keindahan sejati bukan hanya tampak luar, tetapi juga dalam sikap dan akhlak seseorang. Seperti anggrek bulan yang semakin berbunga semakin merunduk, seorang yang memiliki ilmu, kedudukan, atau kecantikan sejati akan selalu bersikap rendah hati, tidak sombong, dan tetap lembut dalam tutur kata serta perbuatan.


Makna Filosofis Anggrek Bulan

Anggrek bulan bukan sekadar bunga yang indah, tetapi juga membawa makna filosofis yang dalam:

  1. Keindahan yang Tumbuh dalam Kesabaran

Anggrek bulan membutuhkan waktu lama untuk berbunga. Ini mengajarkan kita bahwa segala sesuatu yang berharga dalam hidup membutuhkan ketekunan dan kesabaran.

  1. Semakin Mekar, Semakin Merunduk

Semakin anggrek bulan berbunga, semakin batangnya menunduk. Ini mengajarkan bahwa semakin tinggi ilmu dan pencapaian seseorang, semakin rendah hati dan tawadhu’ ia seharusnya.

  1. Kekuatan dalam Kelembutan

Walaupun tampak rapuh, anggrek bulan sangat kuat dan mampu bertahan di berbagai kondisi. Ini mengajarkan bahwa kelembutan bukan kelemahan, melainkan kekuatan sejati dalam kehidupan.

  1. Kesucian dan Kebersihan Hati

Warna putih anggrek bulan melambangkan kesucian dan ketulusan. Ini mengajarkan bahwa hati yang bersih dan niat yang baik akan selalu membawa keindahan dalam kehidupan seseorang.

Makna Religious Bunga Anggrek Bulan dalam Perspektif Surah Al-Isra’ (17:44)

Allah berfirman dalam Surah Al-Isra’ ayat 44 yang artinya:

"Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada-Nya. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak memahami tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."

Ayat ini menjelaskan bahwa seluruh ciptaan Allah, termasuk bunga anggrek bulan, selalu bertasbih dan memuji-Nya dalam cara yang mungkin tidak kita pahami.

Makna Religious Bunga Anggrek Bulan

  1. Tasbih dalam Keindahan dan Ketenangan

Anggrek bulan dengan kelopaknya yang lembut dan warnanya yang putih melambangkan ketenangan dan kesucian. Keindahannya adalah bentuk tasbih kepada Allah, sebagaimana setiap makhluk hidup diciptakan dengan kesempurnaan dan memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

  1. Kesabaran dalam Bertumbuh

Anggrek bulan tidak tumbuh dengan cepat. Ia memerlukan perawatan, lingkungan yang sesuai, dan kesabaran hingga akhirnya berbunga dengan sempurna. Ini mencerminkan sifat kehidupan manusia yang juga harus sabar dalam proses pembelajaran dan mendekatkan diri kepada Allah.

  1. Kerendahan Hati dalam Keindahan

Anggrek bulan semakin mekar semakin merunduk. Hal ini menjadi simbol bahwa semakin seseorang dihiasi dengan ilmu, iman, dan amal shalih, semakin ia harus rendah hati. Dalam Islam, kesombongan adalah sesuatu yang dibenci Allah, sedangkan ketawadhuan adalah sifat para nabi dan orang-orang saleh.

  1. Mengajarkan Rasa Syukur

Ketika melihat anggrek bulan yang indah, kita diajak untuk merenung dan bersyukur atas ciptaan Allah. Keindahan bunga ini bukan hanya estetika semata, tetapi juga menjadi tanda kebesaran Allah yang patut kita syukuri.

  1. Ketahanan dalam Kelembutan

Meskipun anggrek bulan tampak lembut, ia adalah bunga yang kuat dan mampu bertahan dalam kondisi tertentu. Ini mengajarkan bahwa kelembutan dan ketahanan bisa berjalan beriringan—seperti seorang Muslim yang lembut dalam akhlaknya tetapi kokoh dalam keimanannya.

Seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Isra’ (17:44), anggrek bulan adalah bagian dari makhluk Allah yang senantiasa bertasbih. Keindahannya adalah bentuk pujian kepada Sang Pencipta, mengajarkan kita untuk selalu rendah hati, bersyukur, dan melihat kebesaran Allah dalam setiap detail ciptaan-Nya.

 Melalui filosofi anggrek bulan ini, kita belajar bahwa kehidupan yang indah bukan hanya tentang apa yang kita capai, tetapi juga bagaimana kita membawa diri dengan penuh kerendahan hati, ketulusan, dan kesabaran. Keindahan sejati adalah saat kita tumbuh menjadi lebih baik, tetapi tetap merunduk dan bersyukur kepada Sang Pencipta.

Lebih baru Lebih lama