Menelusuri Cara Siswa Berpikir Statistik


Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Guru SKI MTsN 2 Garut

Duta Literasi Kabupaten Garut

Kabid Humas AGERLIP PGM Indonesia

(Naskah ke 213)



Selama sepekan penuh, suasana pembelajaran di MTsN 2 Garut terasa sedikit berbeda dari biasanya. Mulai Senin hingga Jumat, 8 sampai 12 Desember 2025, kelas IX A dan IX B menjadi lokasi penelitian tesis mahasiswi S2 Raden Arsyilia Putri Makin Nabila Jurusan Pendidikan Matematika dari Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian ini mengangkat tema tentang hambatan belajar siswa dalam computational thinking pada materi statistika.

 

 

Bagi sebagian orang, istilah computational thinking terdengar rumit. Namun secara sederhana, ini adalah cara berpikir sistematis untuk memecahkan masalah. Dalam pelajaran statistika, siswa tidak hanya diminta menghitung rata-rata atau membuat tabel data, tetapi juga diajak memahami alur berpikirnya. Mulai dari memahami masalah, mengelompokkan data, mencari pola, hingga menarik kesimpulan secara logis.

 

 

Selama penelitian berlangsung, aktivitas belajar mengajar tetap berjalan seperti biasa. Bedanya, setiap proses pembelajaran diamati lebih detail. Siswa mengerjakan soal, berdiskusi, mengisi lembar kerja, dan sesekali diajak menjelaskan bagaimana mereka menemukan jawaban. Dari sinilah terlihat bahwa setiap anak memiliki cara berpikir yang unik.

 

 

Ada siswa yang cepat memahami alur penyelesaian soal, ada pula yang masih ragu menentukan langkah awal. Sebagian siswa mampu membaca data dengan baik, namun kesulitan saat harus menarik kesimpulan. Semua proses itu menjadi bagian penting dalam memetakan hambatan belajar yang mereka alami.

 

 

Guru matematika di MTsN 2 Garut juga terlibat aktif selama kegiatan penelitian. Kolaborasi antara guru dan peneliti membuat suasana kelas tetap nyaman. Guru tetap mengajar, sementara peneliti mengamati dan mengumpulkan data. Hubungan yang terjalin pun terasa sebagai kerja sama, bukan sekadar kegiatan akademik.

 

 

Bagi siswa, pengalaman ini memberi warna baru dalam belajar. Mereka tidak hanya fokus pada hasil akhir jawaban, tetapi juga pada proses berpikir. Siswa diajak lebih berani mengemukakan cara mereka memahami soal, sekalipun jawabannya belum tentu benar. Dari sinilah kepercayaan diri dan keberanian berpikir mulai tumbuh.

 

 

Penelitian ini juga memberi manfaat bagi pihak madrasah. Hasilnya kelak dapat menjadi bahan refleksi untuk memperbaiki metode pembelajaran, khususnya pada materi statistika. Guru dapat mengetahui bagian mana yang paling sulit dipahami siswa, serta strategi apa yang lebih efektif digunakan di kelas.

 

 

Di tengah perkembangan zaman yang serba digital, kemampuan berpikir komputasional menjadi semakin penting. Siswa tidak cukup hanya bisa menghitung, tetapi juga perlu mampu menganalisis, menyusun langkah, dan memecahkan masalah secara runtut. Statistika menjadi salah satu pintu masuk yang relevan untuk melatih keterampilan tersebut.

 

 

Kegiatan penelitian di MTsN 2 Garut ini menjadi bukti bahwa madrasah juga aktif berkontribusi dalam pengembangan dunia pendidikan. Tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai ruang tumbuhnya penelitian dan inovasi pembelajaran.

 

 

Ketika penelitian berakhir pada 12 Desember 2025, yang tersisa bukan hanya data dan laporan akademik. Lebih dari itu, ada pengalaman belajar baru bagi siswa, guru, dan madrasah. Dari ruang kelas IX A dan IX B, upaya kecil untuk memperkuat kualitas pendidikan pun terus bergerak.

 

 

Semoga hasil penelitian ini kelak membawa manfaat nyata, tidak hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi pembelajaran matematika di MTsN 2 Garut dan dunia pendidikan secara lebih luas.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama