Analisis Tafsir dan Sains: Mengapa Al-Qur'an Menyebut As-Samak (Ikan) dalam QS. Al-Kahfi ayat 61?

 


Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd

Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi

Pengawas MA Kab. Muaro Jambi

Ketua III Forkom Ormas Jambi

 

Ayat Terkait

فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَاتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا “Ketika keduanya sampai di pertemuan dua laut, mereka lupa ikan mereka, lalu ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang mengherankan.” QS. Al-Kahfi: 61


1. Tafsir Ayat: Makna Ikan sebagai “Tanda”

a. Peran ikan dalam kisah Nabi Musa–Khidr

Dalam perintah Allah kepada Musa, ia akan menemukan seorang hamba saleh (Khidr) di tempat:

a.       “hilangnya ikan yang dibawa sebagai bekal”,

  1. ikan tersebut akan “melompat dan kembali hidup ke laut”.

Ikan bukan sekadar bekal perjalanan, tetapi tanda petunjuk dari Allah untuk menemukan gurunya.

b. Tafsir Ulama

1. Tafsir Ibn Katsir

Ikan yang mati dibawa Musa hidup kembali secara ajaib dan masuk ke laut, sehingga Musa tahu bahwa lokasi itu adalah tempat bertemu Khidr.

2. Tafsir Al-Qurthubi

Perilaku ikan yang “membelah air dan meninggalkan jejak seperti terowongan” menunjukkan bahwa peristiwa tersebut di luar hukum alam dan merupakan mukjizat.

3. Tafsir Al-Tabari

Ikan itu menjadi ayat (tanda ilahi). Allah mengajarkan bahwa petunjuk tidak selalu datang melalui cara yang biasa, tetapi melalui alam dan makhluk kecil.

2. Analisis Sains: Fenomena Ikan, Laut, dan Jejak Hidrodinamis

Meskipun peristiwa ini bersifat mukjizat, Al-Qur’an mengajak manusia merenungkan fenomena kelautan dan sifat biologis ikan.

a. Ikan dan Jejak Geraknya di Air

Secara ilmiah, ikan ketika bergerak meninggalkan:

a.       vortex trail (jejak pusaran air),

  1. turbulensi,
  2. alur gerak berbentuk “serobong” (serabban = terowongan), yang dalam bahasa Al-Qur’an disebut سَرَبًا (saraban) jalan seperti terowongan.

Ini adalah deskripsi ilmiah yang sangat presisi:

a.       Pusaran air yang stabil

  1. Meninggalkan pola “lorong”
  2. Bisa terlihat pada kondisi tertentu (misalnya dua arus bertemu)

b. Pertemuan Dua Laut

Ayat ini menyebut Majma'a al-Bahrain, tempat bertemunya dua badan air.

Fenomena ilmiahnya:

a.       Air berbeda salinitas dan densitas akan menciptakan garis pertemuan yang tampak jelas.

  1. Fenomena ini dikenal dalam oseanografi sebagai halocline atau pycnocline.
  2. Dua arus dengan karakteristik berbeda sering menciptakan kawasan kaya ikan.

Ilmu sains modern membenarkan gambaran Al-Qur’an: titik pertemuan laut adalah lokasi dengan dinamika air yang unik, kondisi yang bisa membuat jejak ikan lebih tampak atau dramatis.

c. Kemampuan Memori dan Navigasi Ikan

Walaupun kisah Musa adalah mukjizat, ada fakta sains menarik:

a.       Ikan memiliki kemampuan navigasi kompleks (magnetoresepsi).

  1. Ikan dalam kondisi tertentu mampu melakukan escape behavior yang luar biasa cepat-menciptakan gerakan seakan “menembus air”.

Mukjizat membuat peristiwa itu melampaui sifat normal ikan, tetapi tetap tidak terlepas dari struktur sains di balik makhluk tersebut.

3. Hikmah dan Pesan Spiritual

a. Allah mengajarkan bahwa petunjuk datang melalui makhluk paling sederhana

Seekor ikan dapat menjadi kunci ilmu besar bagi seorang nabi. Ini menunjukkan:

a.       Kesombongan intelektual harus ditinggalkan.

  1. Ilmu sejati datang dari Allah, bukan semata kecerdasan manusia.

b. Tanda kebesaran Allah terlihat melalui alam

Ikan — makhluk kecil — menjadi sinyal penting bahwa:

a.       Alam adalah kitab Allah.

  1. Fenomena fisik bisa menjadi petunjuk spiritual.

c. Kisah ini menggambarkan bahwa perjalanan ilmu memerlukan kerendahan hati

Musa harus:

  1. Melakukan perjalanan panjang,
  2. Bersabar,
  3. Mengikuti seorang guru,
  4. Mengawasi tanda-tanda Ilahi.

Ikan menjadi simbol perjalanan mencari ilmu.

4. Kesimpulan

Penyebutan As-Samak (Ikan) dalam QS. Al-Kahfi ayat 61 memiliki makna mendalam:

Secara Tafsir

a.       Ikan menjadi tanda bertemunya Nabi Musa dengan Khidr, bukan kebetulan.

  1. Gerakan ikan yang kembali hidup dan masuk ke laut adalah bentuk mukjizat.
  2. Ia mengajarkan kerendahan hati, kesabaran, dan makna “menanti petunjuk Allah”.

Secara Sains

a.       Perilaku ikan dan pola geraknya selaras dengan istilah “saraban” (jalan terowongan) yang dikenal dalam hidrodinamika.

  1. Pertemuan dua laut adalah fenomena oseanografi modern yang menakjubkan.
  2. Navigasi hewan dan fisika air memberikan kedalaman makna terhadap ayat ini.

Secara spiritual

Ayat ini menegaskan bahwa ilmu Allah luas, dan petunjuk bisa datang melalui makhluk kecil yang sering kita abaikan.

Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd. adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi, yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di Indonesia.

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama