Oleh Nurul Jubaedah,
S.Ag.,S.Pd.,M.Ag
Guru SKI MTsN 2 Garut
Duta Literasi Kabupaten
Garut
Kabid Humas AGERLIP PGM
Indonesia
(Naskah ke 160)
Pernahkah Anda berbicara panjang lebar, tetapi lawan
bicara justru sibuk bermain ponsel?
Atau Anda sudah menyiapkan presentasi dengan matang, namun audiens hanya
mengangguk sopan tanpa menunjukkan minat atau pemahaman yang mendalam?
Jika iya, Anda tidaklah sendiri.
Banyak orang dapat berbicara. Namun, tidak semua orang
mampu mempengaruhi. Tantangan komunikasi sering kali bukan pada kemampuan
menyampaikan, melainkan bagaimana membuat orang benar-benar mendengarkan.
Hal ini menjadi semakin penting ketika Anda harus
berbicara di depan umum, dalam rapat, saat debat, atau menyampaikan ide yang
bernilai. Bila pesan tidak tersampaikan dengan baik, dampaknya serius: audiens
tidak yakin, kepercayaan tidak terbentuk, dan peluang bisa hilang begitu saja.
Untuk itu, mari berkenalan dengan panduan klasik yang
tetap relevan hingga kini:
“Retorika Aristoteles: Seni Berbicara.”
Tiga Pilar Retorika Versi
Aristoteles
Filsuf besar Yunani, Aristoteles, menjelaskan bahwa
seni berbicara yang efektif bergantung pada tiga unsur utama:
- Ethos
(Kredibilitas Pembicara). Sebelum orang mendengarkan isi pembicaraan Anda,
mereka harus percaya kepada Anda terlebih dahulu. Kredibilitas dibangun
melalui sikap, kejujuran, dan pemahaman terhadap topik yang dibahas.
- Pathos
(Sentuhan Emosi). Emosi berperan penting dalam menyentuh hati audiens.
Dengan membangkitkan perasaan, pesan menjadi lebih hidup dan berkesan.
- Logos
(Alur Logika). Argumen yang runtut, masuk akal, dan didukung data akan
memudahkan audiens memahami serta menerima pesan yang disampaikan.
Retorika: Keterampilan yang Dapat
Dilatih
Kemampuan berbicara yang baik bukanlah bakat bawaan
semata, melainkan keterampilan yang bisa dipelajari dan diasah. Anda dapat
mulai dengan:
- Menyampaikan
cerita dengan pendekatan personal yang menyentuh hati (pathos)
- Menampilkan
sikap percaya diri dan integritas dalam setiap penyampaian (ethos)
- Menyusun
argumen yang jelas dan logis (logos)
Panduan seperti “Retorika Aristoteles: Seni Berbicara”
membahas semua ini dalam bahasa yang mudah dipahami, disertai contoh-contoh
nyata yang bisa langsung dipraktikkan.
Berbicara memang mudah. Namun, membuat orang
benar-benar mendengarkan adalah seni. Dalam dunia yang penuh distraksi, hanya
komunikasi yang bermakna dan meyakinkanlah yang akan menembus perhatian dan
membentuk pengaruh.
Pelajari retorika, kuasai seni berbicara, dan
sampaikan ide Anda dengan lebih tajam serta berdampak.
إرسال تعليق