Bangga Ketika Ada MTs Menolak Siswa Baru

Oleh: Deni Kurniawan As’ari, M,Pd. | Sekjen Agerlip PGM Indonesia

 

Ada rasa bangga dan bersyukur tiada tara, ketika saya membaca tulisan Nurul Jubaedah, Kabid Humas Agerlip yang juga Wakamad Kurikulum MTsN 2 Garut. Dalam tulisannya yang berjudul  “Haru di Balik Pengumuman Kelulusan SPMB MTsN 2 Garut” di web ini salah satu isinya mengenai kesuksesan MTsN 2 Garut dalam SPMB.

“Suasana pagi itu di MTsN 2 Garut begitu berbeda. Tak ada keramaian, namun udara terasa penuh harap. Pengumuman hasil Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Pelajaran 2025/2026 resmi dirilis. Sebanyak 456 siswa dinyatakan diterima, sementara 104 lainnya harus menerima kenyataan pahit: tidak lolos seleksi,” demikian bunyi salah satu alinea tulisan tersebut.

Menurut Nurul Jubaedah, proses seleksi dilakukan secara objektif, transparan, dan sesuai kuota. Seleksi bukan hanya berdasarkan nilai akademik, namun juga karakter dan kesiapan spiritual. Hal ini menjadikan proses SPMB bukan sekadar administrasi, tapi juga sarana pembentukan calon pelajar yang unggul lahir batin.

Membaca tulisan ini, MTsN 2 Garut sudah tampil sebagai madrasah unggulan dan mendapat animo besar dari masyarakat. 104 siswa yang tidak lolos adalah cermin tentang keberhasilan MTs ini bersaing dengan SMP dan madrasah lainnya.

Tak dipungkiri selama ini masih ada MTs yang kekurangan siswa. Nah, MTsN 2 Garut menjadi salah satu pembeda. Kuota siswa yang ditargetkan dapat tercapai bahkan seratus lebih siswa tidak diterima. Ini pencapaian luar biasa. 

 

Inovasi-inovasi yang dilakukan MTsN 2 Garut selama ini dalam membimbing siswa yang terampil baik akademik maupun nonakaedmik mampu menjadikan MTsN 2 Garut sebagai pilihan utama bagi masyarakat. MTsN 2 Garut tampil sebagai tempat atau tujuan utama pendidikan dan mendapat kepercayaan dari masyarakat.


Selamat atas kesuksesan MTsN 2 Garut, semoga menginspirasi MTs lainnya di Indonesia.

أحدث أقدم