Oleh : Teddy Hermansyah, S.Pd
(Wakamad Akademik MTsN 7 Majalengka dan Anggota
Bidang Penulisan Artikel Populer Agerlip PGM Indonesia)
Madrasah memainkan peran yang sangat penting
dalam meningkatkan budaya literasi di kalangan peserta didik. Sebagai lembaga
pendidikan yang menggabungkan kurikulum pendidikan umum dengan pengajaran
agama, madrasah tidak hanya berfokus pada pemahaman keagamaan tetapi juga pada
pembentukan karakter dan keterampilan peserta didik dalam membaca, menulis, dan
berpikir kritis.
Literasi
adalah kemampuan untuk membaca, menulis, dan memahami informasi dengan baik.
Budaya literasi menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan karena dapat
membentuk karakter peserta didik yang cerdas, kritis, dan kreatif. Penerapan
budaya literasi di sekolah atau komunitas pendidikan memberikan dampak positif
yang besar bagi perkembangan peserta didik. Namun, terdapat beberapa hambatan
yang harus dihadapi dalam mewujudkan budaya literasi ini.
Madrasah dapat mengintegrasikan literasi
dalam setiap mata pelajaran, baik itu mata pelajaran umum maupun agama. Dengan
memberikan penekanan pada kemampuan membaca, menulis, dan menganalisis teks,
peserta didik diajak untuk lebih terbiasa dengan aktivitas literasi.
Madrasah juga bisa menyediakan berbagai macam bacaan yang sesuai dengan minat
dan kebutuhan peserta didik, mulai dari buku agama, karya sastra, hingga buku
ilmiah. Ini tidak hanya memperluas wawasan peserta didik tetapi juga membantu
mereka mengembangkan keterampilan membaca yang lebih baik.
Penting bagi guru-guru di madrasah untuk
terus mengembangkan keterampilan mengajar mereka agar budaya literasi dapat
berkembang. Dengan memberikan pelatihan tentang teknik-teknik pengajaran
literasi yang efektif, guru dapat membimbing peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis secara lebih kreatif. Madrasah dapat mengadakan
kegiatan yang menarik seperti lomba menulis, membaca bersama, atau kegiatan
literasi berbasis teknologi. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya akan
membangkitkan minat baca peserta didik, tetapi juga memberikan kesempatan untuk
mengaplikasikan kemampuan literasi dalam berbagai konteks.
Menciptakan lingkungan yang mendukung
budaya literasi juga sangat penting. Ini dapat dilakukan dengan menyediakan
ruang baca yang nyaman, memotivasi peserta didik untuk terus membaca, serta
mengajak mereka untuk aktif berdiskusi tentang buku atau tulisan yang mereka
baca.
Berdasarkan uraian tersebut, madrasah
dapat menciptakan budaya literasi yang kuat, yang tidak hanya mengarah pada
peningkatan keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga membantu peserta
didik dalam mengembangkan pola pikir kritis dan kreatif yang berguna dalam
kehidupan mereka.
Manfaat yang dapat kita ambil dengan
adanya budaya literasi bagi peserta didik diantranya : (1) meningkatkan kemampuan
kognitif, (2) mendorong kreativitas dan imajinasi, (3) meningkatkan kemampuan berkomunikasi,
(4) membentuk karakter disiplin dan bertanggung jawab, dan (5) dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Disamping manfaat tersebut, ada hambatan dalam
upaya mewujudkan budaya literasi diataranya: (1) kurangnya minat membaca, (2) akses
terbatas ke sumber literasi, (3) keterbatasan waktu, (4) pengaruh teknologi
yang negatif, dan (5) kurangnya pembiasaan di rumah.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan
tersebut, perlu ada upaya bersama dari berbagai pihak. Sekolah dapat
menyediakan lebih banyak bahan bacaan yang menarik dan mudah diakses oleh
peserta didik. Selain itu, orang tua dapat ikut berperan dengan memberi contoh
membaca di rumah dan membiasakan anak untuk menyisihkan waktu membaca setiap
hari. Pemerintah dan lembaga pendidikan juga dapat mengadakan program-program
literasi yang melibatkan teknologi dengan cara yang lebih mendidik dan
bermanfaat.
Dengan usaha bersama, budaya literasi
dapat berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi perkembangan peserta
didik, baik secara intelektual maupun karakter.
Posting Komentar