(Wakamad Akademik MTsN 7 Majalengka,
Sekretaris MGMP PPKn Kab. Majalengka dan
Anggota
Bidang Penulisan Artikel Populer Agerlip PGM Indonesia)
Mewujudkan
SDM yang berkualitas memerlukan sarana yang tepat dan pendidikan memiliki peran
yang cukup vital sebagai wadah utama dalam membentuk generasi yang unggul.
Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana mentransfer ilmu, tetapi juga
sebagai ruang pembentukan karakter dan nilai moral. Dalam proses ini,
pendidikan berperan sebagai jalan utama untuk mencetak generasi yang tidak
hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas dan kesiapan
untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Untuk
mengatasi tantangan dalam rangka mewujudkan pendidikan yang diharapkan,
dibutuhkan solusi yang strategis dan tepat sasaran. Upaya tersebut adalah
dengan menghadirkan kurikulum yang relevan, efektif dan berkualitas. Kurikulum
Berbasis Cinta diharapkan hadir sebagai solusi strategis untuk merespon
tantangan tersebut sekaligus upaya mengatasinya melalui wadah pendidikan.
Kurikulum
yang dirancang dengan konsep dan penerapan yang tepat, akan menghasilkan tujuan
yang baik. Wiliam Mc Neil (1981) mengemukakan bahwa “Kurikulum lebih dari
sekedar daftar pelajaran atau bahan ajar. Di dalam kurikulum harus mencakup
seluruh proses belajar yang melibatkan konteks serta interaksi antara peserta
didik dan guru”.
Penerapan
Kurikulum Berbasis Cinta mengedepankan nilai-nilai emosional, sosial, dan moral
selain pengetahuan akademik dalam pembelajaran. Kurikulum
Berbasis Cinta merupakan sebuah kurikulum yang dirancang dengan menitikberatkan
pada pengembangan karakter, pembelajaran berbasis pengalaman, dan perhatian
mendalam terhadap aspek sosial dan emosional dalam pendidikan. Akhirnya,
melalui kurikulum ini diharapkan akan melahirkan insan yang humanis,
nasionalis, naturalis, toleran dan selalu mengedepankan cinta sebagai prinsip
dasar dalam kehidupan.
Ukuran
keberhasilan Kurikulum Berbasis Cinta akan sangat bergantung pada pencapaian
berbagai aspek yang mencerminkan perkembangan nilai-nilai cinta, empati, dan
hubungan interpersonal yang positif dalam lingkungan pendidikan. Indikator
keberhasilan Kurikulum Berbasis Cinta adalah ketika di madrasah sudah
terlaksana hal-hal berikut yaitu : (1) pengembangan karakter, (2) pembelajaran
berbasis nilai, (3) keterlibatan, (4) pembelajaran kolaboratif, (5) kegiatan,
(6) pendidikan keluarga dan komunitas, (7) refleksi diri, dan (8) keterampilan
sosial.
Salah
satu indikator keberhasilan pendidikan di sekolah adalah pengembangan karakter
dan moral. Pendidikan moral di madrasah merupakan bagian penting dalam
pembentukan karakter dan kepribadian siswa. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa
tantangan dan hambatan seringkali menghambat pelaksanaan pendidikan karakter
dan moral di lingkungan sekolah. Salah satu tantangan utama dalam pelaksanaan
pendidikan moral di sekolah adalah kurangnya pemahaman dan komitmen dari para
pendidik.
Selain
itu, hambatan lain yang sering dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan moral di
sekolah adalah kurangnya waktu dan sumber daya yang memadai. Hanya sebagian
kecil sekolah yang memiliki program pendidikan moral yang terstruktur dan
terintegrasi dalam kurikulum. Hal ini tentu membuat pelaksanaan pendidikan
moral menjadi terabaikan.
Namun,
meskipun terdapat berbagai tantangan dan hambatan, bukan berarti pendidikan
moral di sekolah tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Pendidikan moral harus
ditekankan sejak dini dan terus menerus ditanamkan kepada siswa. Pendidikan
moral harus menjadi bagian integral dalam setiap aspek kehidupan sekolah, bukan
hanya menjadi mata pelajaran tambahan.
Untuk
mengatasi tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan moral di sekolah,
diperlukan kerjasama dan komitmen dari semua pihak terkait, termasuk
pemerintah, sekolah, pendidik, dan orang tua. Dengan adanya dukungan dan
kerjasama yang baik, diharapkan pendidikan moral di sekolah dapat
diimplementasikan dengan lebih efektif dan berkelanjutan.
Dalam
upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan moral di sekolah, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program
yang bertujuan untuk memperkuat pendidikan moral di tingkat sekolah. Melalui
kerjasama dan kolaborasi yang baik, diharapkan pendidikan moral di sekolah
dapat menjadi lebih berkualitas dan berdampak positif bagi pembentukan karakter
siswa.
Pendidikan
moral dan perilaku di sekolah sangat penting untuk membentuk karakter
siswa yang baik, bertanggung jawab, dan berempati. Pendidikan ini juga
membantu siswa untuk hidup harmonis dalam masyarakat. Cara menerapkan pendidikan moral di sekolah memberikan
pesan moral setiap proses pembelajaran, memberikan apresiasi dan penghargaan,
bersikap jujur dan terbuka, mengajarkan sopan santun, dan memberikan inspirasi.
Berdasarkan uraian di atas, kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan
yang relevan, dan efektif dalam pengembangan karakter, aspek sosial dan
emosional siswa perlu dilakukan sebagai upaya mewujudkan generasi emas 2045.
Posting Komentar