Oleh Muhamad Nasir Pariusamahu, M.Pd.
Sekjen PGM Indonesia Maluku dan Kabid III Asosiasi Gerakan Literasi Pendidik (Agerlip) PGM Indonesia
Menulis merupakan aktivitas yang membutuhkan lebih dari sekadar keterampilan teknis dan wawasan luas. Keahlian ini memerlukan lingkungan yang mendukung, atmosfer yang kondusif, dan komunitas yang bisa memberikan motivasi serta umpan balik membangun. Dalam dunia kepenulisan, memiliki circle yang tepat bukan hanya sekadar keuntungan tambahan, tetapi merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas tulisan, dan menjaga konsistensi seorang penulis. Circle atau lingkungan sosial yang tepat dapat menjadi katalis bagi kreativitas dan produktivitas seseorang dalam menulis.
Kita bisa menjawab pertanyaan ini mengapa circle yang tepat penting dalam menulis? Ya. Circle yang tepat dalam dunia kepenulisan memberikan berbagai manfaat yang tak ternilai harganya. Salah satunya melalui saluran kompasiana.com, atau seperti laman Agerlip PGM Indonesia ini. Menulis adalah pekerjaan inspirasi. Membangun bata-bata wacana jadi sebuah kehidupan bermakna. Maka pekerjaan ini sering kali membutuhkan dorongan dari luar. Berada di lingkungan tepat, seorang penulis akan terus termotivasi untuk berkarya. Komunitas yang mendukung akan memberikan semangat di saat seorang penulis mengalami kebuntuan ide atau kehilangan gairah menulis.
Proses menulis juga membutuhkan umpan balik. Bergabung dalam circle yang tepat, seorang penulis akan mendapatkan kritik dan saran yang membangun, sehingga kualitas tulisannya semakin meningkat. Umpan balik dari sesama penulis atau pembaca yang kritis dapat membantu mengasah kemampuan menulis seseorang. Adanya circle yang mendukung, seorang penulis akan terdorong untuk terus menghasilkan tulisan, dan mengikuti ritme kerja yang teratur. Diskusi dan tantangan menulis bersama circle dapat membantu meningkatkan disiplin dalam menulis.
Bergabung dalam komunitas kepulisan seperti yang saya sebut pada paragraf kedua, akan membuka peluang untuk bertemu dengan editor, penerbit, atau bahkan pembaca potensial. Relasi terjalin melalui circle, yang tepat bisa membantu penulis mendapatkan kesempatan menerbitkan karyanya atau bahkan menjalin kerja sama dalam proyek kepenulisan. Komunitas tersebut jadi wadah agar writer’s block (kebuntuan dalam menulis) terus diasah. Dalam kondisi ini dapat membantu menemukan solusi atau inspirasi baru. Diskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama penulis sering kali menjadi cara efektif untuk kembali menemukan alur dalam menulis.
Tetapi tidak semua lingkungan cocok bagi seorang penulis. Kita mesti memastikan bahwa lingkungan kita memiliki orang-orang yang memiliki visi sama. Circle yang baik terdiri dari orang-orang yang memiliki visi dan semangat, yang sama dalam dunia kepenulisan. Mereka memahami tantangan dan dinamika menulis sehingga bisa saling mendukung dengan tulus. Circle yang sehat tidak hanya mendukung satu gaya atau genre tertentu, tetapi juga terbuka terhadap berbagai gaya dan pendekatan dalam menulis. Keberagaman ini justru menjadi kekayaan yang dapat membantu seorang penulis memperluas wawasan dan mengembangkan gaya menulisnya sendiri.
Selain itu, circle yang tepat adalah yang mampu memberikan saran dan kritik dengan cara yang tidak membuat seseorang kehilangan semangat menulis, tetapi justru mendorongnya untuk menjadi lebih baik. Circle yang ideal bukan hanya sebagai tempat berbagi ide, tetapi juga tempat untuk berkolaborasi. Misalnya, dengan mengadakan proyek menulis bersama, berbagi tips menulis, atau bahkan membantu proses editing dan publikasi satu sama lain, atau circle yang sering mengadakan tantangan menulis, diskusi rutin tentang kepenulisan, atau memberikan target-target tertentu yang membantu anggotanya tetap konsisten dalam menulis.
Lalu bagaimana mencari lingkungan yang tepat itu? Mencari circle yang sesuai bisa menjadi tantangan tersendiri. Ada banyak komunitas kepenulisan, baik yang bersifat lokal maupun daring. Bergabung dengan komunitas ini bisa menjadi langkah awal untuk menemukan orang-orang yang memiliki minat yang sama dalam menulis. Terapi lainnya adalah mengikuti workshop menulis, yang memungkinkan seorang penulis bertemu dengan rekan-rekan lainnya secara alamiah. Kemudian melalui forum media sosial. Interaksi jagat maya tersebut sangat efektif dalam membangun koneksi dengan sesama penulis. Jika sulit menemukan circle yang cocok, tidak ada salahnya untuk membentuk kelompok kecil sendiri dengan orang-orang yang memiliki visi yang sama. Misalnya, dengan mengajak beberapa teman penulis untuk membentuk grup diskusi atau kelompok kritik tulisan.
Sebaliknya, berada dalam lingkungan yang tidak mendukung bisa berdampak buruk pada perkembangan seorang penulis. Jika lingkungan sekitar tidak mendukung atau justru lebih banyak memberikan kritik yang menjatuhkan daripada membangun, maka seorang penulis bisa kehilangan semangat dan motivasi untuk terus berkarya. Circle yang terlalu homogen dan tidak terbuka terhadap ide-ide baru bisa membuat seorang penulis kehilangan kreativitas dan sulit berkembang. Bila lingkungan sekitar hanya berisi orang-orang yang tidak serius dalam menulis, maka umpan balik yang diberikan pun cenderung tidak membantu peningkatan kualitas tulisan. Apalagi kita terjebak dalam lingkungan yang kompetitif tidak sehat.
Untuk itu, agar kualitas tulisan tetap bagus dan mudah dipahami pembaca sudah sepantasnya kita hadir dalam lingkungan yang tepat. Sebab menulis bukanlah pekerjaan individu. Ia butuh jaringan supaya tulisan-tulisan tersebut bernas dan dapat bermakna bagi kehidupan masyarakat maupun Negara, serta memberi manfaat optimal bagi perkembangan karier kepenulisannya.
Posting Komentar