Dilema Guru Madrasah: Antara Mengabdi dan Tuntutan Ekonomi

Oleh: Hidayatullah, M.Pd. | Ketua PGM Indonesia Kabupaten Probolinggo



Menjadi guru madrasah di Indonesia, khususnya di Kabupaten Probolinggo, bukan hanya sebuah pilihan profesi, tetapi juga sebuah panggilan pengabdian. Namun, seiring berjalannya waktu, profesi ini semakin dihadapkan pada dilema besar: antara semangat mengabdi dalam mendidik generasi bangsa dan tuntutan ekonomi yang semakin meningkat.


Guru madrasah dihadapkan pada kenyataan bahwa penghasilan mereka, yang mayoritas bersumber dari dana yang terbatas, seringkali tidak sebanding dengan kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Berbeda dengan guru di sekolah umum, yang sering kali mendapatkan tunjangan dan fasilitas yang lebih baik, banyak guru madrasah yang masih berjuang dengan gaji yang relatif kecil. Hal ini tentu saja menjadi beban psikologis tersendiri bagi mereka, yang di satu sisi harus tetap menjaga kualitas pendidikan, namun di sisi lain harus memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak.


Tuntutan ekonomi ini terkadang membuat guru madrasah merasa terpojok. Mereka dituntut untuk memberikan yang terbaik bagi siswa, namun pada saat yang sama, mereka harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, pendidikan anak, dan biaya rumah tangga lainnya. Beberapa guru bahkan harus mencari pekerjaan sampingan demi menambah penghasilan, yang tentu saja dapat mempengaruhi kualitas pengajaran yang diberikan.


Namun, meski demikian, sebagian besar guru madrasah tetap memilih untuk bertahan. Mereka tetap mengabdi dengan penuh dedikasi, karena mereka menyadari bahwa tugas mereka tidak hanya mendidik secara akademis, tetapi juga membentuk karakter dan moral generasi muda. Bagi mereka, pendidikan bukan hanya soal uang, tetapi juga soal tanggung jawab sosial dan spiritual.


Situasi ini memerlukan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat. Sebagai bagian penting dari sistem pendidikan nasional, guru madrasah seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih baik, baik dari segi kesejahteraan maupun fasilitas yang mendukung. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan guru madrasah harus menjadi prioritas agar mereka dapat mengajar dengan sepenuh hati tanpa terbebani masalah ekonomi.


Di tengah dilema ini, mari kita hargai pengabdian guru madrasah yang telah memberikan kontribusi besar dalam mencetak generasi yang berkualitas. Kita semua berharap agar ke depannya, profesi guru madrasah dapat dihargai lebih tinggi dan diberikan perhatian yang sebanding dengan jasa-jasa yang telah mereka berikan. Pengabdian mereka bukan hanya untuk bangsa, tetapi juga untuk masa depan anak-anak Indonesia

أحدث أقدم