Contoh - Contoh Model Pembelajaran IPA Terpadu

Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd

Model pembelajaran IPA terpadu sering disebut dengan pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik. Salah satu cara memadukan IPA terpadu, diantaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar. Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi pengetahuan yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari. Makna terpadu dalam pembelajaran IPA adalah adanya keterkaitan antara berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam Kompetensi Dasar IPA, sehingga melahirkan satu atau beberapa tema pembelajaran. Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran yang memadukan materi beberapa mata pembelajaran atau kajian ilmu dalam satu tema. Keterpaduan dalam pembelajaran IPA  terpadu dimaksudkan agar pembelajaran IPA lebih bermakna, efektif, dan efisien (Forgaty, 1991).  

Pada model pembelajaran IPA terpadu, perangkat pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran IPA terpadu dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi pariwisata, IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi yang dibahas dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.  Pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama ( SMP) pada kurikulum tahun 2013 terdapat beberapa perubahan diantara adalah konsep pembelajarannya dikembangkan sebagai mata pembelajaran integrative science atau “IPATerpadu” bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Konsep keterpaduan ini ditunjukkan dalam Kompetensi Inti ( KI) dan Kompetensi Dasar ( KD) pembelajaran IPA yakni di dalam satu KD sudah memadukan konsep-konsep IPA dari bidang ilmu biologi, fisika, dan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa (IPBA).

Pembelajaran IPA terpadu berorientasi pada kemampuan aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. IPA juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah Nusantara. Melalui pembelajaran IPA terpadu, peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, autentik dan aktif. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif.  Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga peserta didik memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar IPA, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia nyata dan fenomena alam hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran IPA terpadu.

 

D.   Macam-Macam Model PembelajaranTerpadu

Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit sematisnya/ terpadunya, menurut seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked. Secara singkat kesepuluh cara atau model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

 

Tabel  4.1 Model-Model pembelajaran IPA Terpadu

Model pembelajaran Terpadu

Deskripsi

Kelebihan

Kelemahan

Terpisah (Fragmented)

Model ini berisikan mata pembelajaran/ disiplin ilmu yang berbeda dan saling terpisah

 

Adanya kejelasan dan pandangan yang terpisah dalam suatu mata pembelajaran

Keterhubungan menjadi tidak jelas; lebih sedikit transfer pembelajaran

Keterkaitan/ Keterhubungan

(Connected)

Topik-topik dalam satu mata pembelajaran/disiplin ilmu berhubungan satu sama lain.

Dalam model ini hubungan satu topik atau antar konsep, keterampilan, atau tugas diekspilisitkan

Konsep–konsep utama saling terhubung, mengarah pada pengulangan (review), rekonseptualisasi, dan asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin

Disiplin-disiplin ilmu tidak berkaitan; materi pembelajaran tetap terfokus pada satu disiplin ilmu

Berbentuk Sarang/ kumpulan (Nested)

Dalam model ini dipadukan berbagai keterampilan dari berbagai disiplin ilmu, misal  keterampilan

 sosial, berpikir, dan kontent (contents skill) dicapai di dalam satu mata pembelajaran .

Memberi perhatian pada berbagai mata pembelajaran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, memperkaya dan memperluas pembelajaran

Peserta didik dapat menjadi bingung dan kehilangan arah mengenai konsep-konsep utama dari suatu kegiatan atau pembelajaran

Dalam satu rangkaian (Sequence)


Dalam model ini topik-topik diurutkan dan persamaan-persamaan yang ada dalam mata pembelajaran yang dipadukan diajarkan secara bersamaan,

Memfasilitasi transfer pembelajaran melintasi beberapa mata pembelajaran

Membutuhkan kolaborasi yang terus menerus dan fleksibilitas yang tinggi karena guru memilki lebih sedikit otonomi untuk mengurutkan kurikulum

Terbagi (Shared)

 


Dalam model ini dipadukan dua mata pembelajaran /disiplin  ilmu dan dari mata pelajaran  yang dipadukan itu memiliki bagian yang sama.  Perencanaan tim dan atau pengajaran yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan, dan sikap yang sama

Terdapat pengalaman-pengalaman pembelajaran bersama; dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih mudah untuk berkolaborasi

Membutuhkan waktu, fleksibilitas, komitmen, dan kompromi

Jaring laba-laba (Webbed)


Model ini memadu-kan beberapa mata pembelajaran. Pembelajaran  dengan tema sehingga dikenal dengan Pembelajaran tematis, karena menggunakan suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pembelajaran

Dapat memotivasi peserta didik: membantu peserta didik  untuk melihat keterhubungan antar gagasan

Tema yang digunakan harus dipilih baik-baik secara selektif agar menjadi berarti, juga relevan dengan kontent


Dalam satu alur (Threaded)

 

 

Model pembelajaran terpadu yang memfokuskan pada penguasaan keteram-pilan.  Keterampilan  sosial, berpikir, berbagai jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar ‘direntangkan’ melalui berbagai disiplin ilmu/ mata pembelajaran

Murid-murid mempelajari cara mereka belajar; memfasilitas transfer pembelajaran selanjutnya

Disiplin-disiplin ilmu yang bersangkutan tetap terpisah satu sama lain

Terpadu (Integrated)


Model pembelajaran terpadu yang memadukan berbagai mapel/disiplin ilmu, tetapi ada penetapan prioritas untuk menemukan konsep, keterampilan, sikap yang sama dari berbagai disiplin ilmu yang  saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu

Mendorong peserta didik  untuk melihat keterkaitan dan kesalingterhubungan di antara disiplin-disiplin ilmu; peserta didik  termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut

Membutuhkan tim antar departemen yang memiliki perencanaan dan waktu pengajaran yang sama

Immersed

Dalam model ini guru membantu  peserta didik untuk memadu-kan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai (area of interest)

Keterpaduan berlangsung di dalam  peserta didik itu sendiri

Dapat mempersempit fokus peserta didik tersebut

jejaring

(Networked)

 

Model ini membelajarkan  peserta didik untuk melakukan proses pemaduan topik yang dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar dan sumber daya.

Bersifat proaktif; peserta didik terstimulasi oleh informasi, keterampilan, atau konsep-konsep baru

Dapat memecah perhatian peserta didik, upaya menjadi tidak efektif. Jika peserta didik tidak memiliki kemampuan mengadakan penafsiran ulang terhadap pemahaman yang dimilikinya dan menerapkannya secara tepat

 

Pada Kurikulum 2013, Kompetensi dasar (KD) mata pembelajaran IPA sudah memadukan konsep dari aspek fisika, biologi kimia dan IPBA, tetapi tidak semua aspek dipadukan karena pada suatu topik IPA tidak semua aspek dapat dipadukan.

 Model pembelajaran yang dikemukakan Fogarty (1991), terdapat beberapa model yang potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA terpadu, yaitu connected, webbed, shared, dan integrated. Empat model tersebut dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil keterpaduan yang optimal.  Bagaimana cara menentukan model keterpaduan untuk penyajian suatu topik sains?  Ada sejumlah konsep yang saling bertautan dalam suatu KD. Agar pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsep-konsep tersebut harus dipertautkan (connected) dalam pembelajarannya. Pada model connected ini konsep pokok menjadi materi pembelajaran inti, sedangkan contoh atau terapan konsep yang dikaitkan berfungsi untuk memperkaya.  Pada kurikulum IPA 2013 terdapat  KD yang mengandung konsep saling berkaitan tetapi tidak beririsan. Untuk menghasilkan kompetensi yang utuh, konsep-konsep harus dikaitkan dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring laba-laba. Model semacam ini disebut webbed. Karena selalu memerlukan tema pengait, maka model webbed lazim disebut model tematik.

Namun terkadang ada sejumlah KD yang mengandung konsep saling beririsan/tumpang tindih, sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak efisien. Konsep-konsep semacam ini memerlukan pembelajaran model integrated atau shared. Pada model integrated, materi pembelajaran dikemas dari konsep-konsep dalam KD yang sepenuhnya beririsan; sedangkan pada model shared, konsep-konsep dalam KD yang dibelajarkan tidak sepenuhnya beririsan, tetapi dimulai dari bagian yang beririsan.  Empat model keterpaduan di atas dipilih karena konsep-konsep dalam KD IPA memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil yang optimal.

Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd. adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi, yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di Indonesia.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama