Banjir di Kabupaten Muaro Jambi: Lima Hari Terendam, Warga Kesulitan Air Bersih

 

Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd.

Muaro Jambi – Banjir yang melanda Kabupaten Muaro Jambi akibat meluapnya Sungai Batanghari kini memasuki hari kelima. Hujan lebat yang mengguyur setiap hari membuat kondisi semakin parah, dengan rumah-rumah warga dan sekolah terendam air. Ketinggian air terus meningkat hingga mencapai hampir sepinggang orang dewasa, menyisakan sedikit ruang bagi warga untuk beraktivitas.

Banjir dan bencana alam lainnya pada musim hujan adalah peristiwa alam yang sering terjadi akibat curah hujan yang tinggi dalam waktu yang lama. Beberapa bencana alam yang umum terjadi selama musim hujan meliputi:

  1. Banjir – Terjadi akibat meluapnya sungai, saluran drainase yang tersumbat, atau hujan deras yang turun secara terus-menerus, seperti yang terjadi di Kabupaten Muaro Jambi.
  2. Tanah Longsor – Biasanya terjadi di daerah perbukitan atau pegunungan ketika tanah yang jenuh air kehilangan daya ikatnya dan akhirnya longsor.
  3. Banjir Bandang – Banjir yang datang secara tiba-tiba dengan arus yang sangat deras, sering kali membawa material seperti lumpur dan batu.
  4. Puting Beliung – Angin kencang yang bisa merusak rumah, pohon, dan infrastruktur, sering terjadi bersamaan dengan hujan lebat.
  5. Gelombang Pasang dan Abrasi – Terjadi di daerah pesisir akibat badai laut yang dipicu oleh hujan deras dan angin kencang.

Bencana-bencana ini dapat mengancam keselamatan jiwa, merusak infrastruktur, dan menyebabkan kesulitan bagi masyarakat, seperti yang dialami warga di Muaro Jambi yang kesulitan mendapatkan air bersih akibat banjir. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah mitigasi seperti perbaikan drainase, reboisasi, serta edukasi kesiapsiagaan bagi masyarakat.

Salah satu warga Kab. Muaro Jambi, Dusun Kademangan, RT.04, Ibu Silvi, menceritakan kesulitan yang dialami bersama keluarganya. “Air bersih sangat sulit didapat. Kami terpaksa memasak di atas meja dan tidur di balai-balai darurat agar tetap aman dari genangan air,” ujarnya. Selain itu, ancaman bahaya binatang melata seperti ular dan biawak semakin membuat warga waspada di tengah kondisi yang sudah sulit.

Tidak hanya rumah-rumah warga, fasilitas pendidikan pun terdampak. Sekolah-sekolah terendam, membuat aktivitas belajar-mengajar terhenti. Warga berharap adanya bantuan segera, terutama dalam penyediaan air bersih dan bahan makanan.

Banjir yang berkepanjangan ini menjadi peringatan akan perlunya upaya mitigasi yang lebih baik di masa depan, termasuk perbaikan sistem drainase dan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak bencana serupa. Sementara itu, warga terus berjuang bertahan dalam kondisi sulit, menunggu bantuan yang diharapkan segera datang.

Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd. adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi, yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan  manajemen pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di Indonesia.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama