Mengapa Al-Qur’an menyebut burung gagak (Al-Ghurab) dalam Surah Al-Māidah ayat 31 ?

 



Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd

Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi

Pengawas MA Kab. Muaro Jambi

Ketua III Forkom Ormas Jambi

 

Ilustrasi Hewan dalam Al-Qur’an: Al-Ghurab (Burung Gagak)

 

 

Analisis Sains dan Tafsir: Mengapa Al-Qur’an Menyebut Burung Gagak?

Surat Al-Māidah ayat 31“Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak yang menggaruk-garuk tanah untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya.”

1. Tafsir: Mengapa Allah Memilih Gagak dalam Kisah Qabil–Habil?

a. Gagak sebagai Guru Pertama dalam Sejarah Manusia

Para mufasir menjelaskan:

a.       Qabil yang membunuh Habil tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap jenazah saudaranya.

  1. Allah mengirim seekor gagak yang mengais tanah untuk mengajarkan cara mengubur.

Ini menunjukkan bahwa Allah dapat mengajar manusia melalui makhluk apa pun, bahkan hewan yang tampak biasa.

b. Simbol Kebodohan Qabil setelah Kejahatan

Qabil yang melakukan tindakan paling buruk, pembunuhan pertama, justru harus belajar dari makhluk yang dipandang rendah. Menurut Ibn Abbas dan Ath-Thabari, ini adalah:
sebentuk penghinaan moral, bahwa kemaksiatan membuat manusia lebih rendah dari hewan.

c. Pelajaran tentang Rahmat dan Hikmah Allah

Peristiwa ini menegaskan:

a.       Allah tidak membiarkan manusia dalam kebingungan,

  1. bahkan dalam dosa sekalipun, Allah memberikan petunjuk melalui tanda-tanda alam.

2. Analisis Sains: Apa yang Istimewa dari Burung Gagak?

Sains modern menemukan bahwa gagak adalah salah satu hewan paling cerdas di bumi, bahkan setara dengan kera besar dalam beberapa aspek.

a. Gagak Memiliki Kebiasaan Mengubur Makanan

Penelitian etologi menunjukkan bahwa gagak:

a.       mengais tanah,

  1. membuat lubang,
  2. memasukkan makanan,
  3. lalu menutupnya kembali.

Ini sangat selaras dengan perbuatan gagak dalam ayat: yang menjelaskan bahwa Gagak terbiasa mengubur sesuatu, dan ini yang dilihat Qabil.

b. Gagak Mengajarkan Sesama Gagak

Beberapa penelitian (University of Washington) menunjukkan bahwa gagak:

a.       dapat mengajar perilaku tertentu kepada gagak lain,

  1. bahkan mewariskan informasi sosial lintas generasi.

Ini menunjukkan gagak memiliki kecerdasan sosial, sehingga masuk akal ia menjadi sarana pembelajaran dalam kisah Qabil.

c. Gagak Memiliki Kemampuan Analisis dan Memahami Alat

Penelitian menunjukkan gagak dapat:

a.       memecahkan teka-teki berlapis,

  1. menggunakan alat,
  2. bahkan menyimpan memori wajah manusia yang berbahaya.

Ini menjadikan gagak salah satu hewan paling pintar yang pernah dipelajari manusia.

d. Sains Mendukung Narasi Al-Qur’an

Fakta ilmiah bahwa gagak mengubur sesuatu dan mengajari sesamanya memperkuat bahwa Al-Qur’an menyebutnya bukan kebetulan, namun sesuai dengan tabiat spesifik hewan tersebut.

3. Integrasi Sains & Tafsir

 

Perspektif Sains

Makna Tafsir

Gagak mengubur makanan

Pelajaran bagi Qabil tentang mengubur jenazah

Gagak memiliki kecerdasan tinggi

Allah memilih hewan yang tepat untuk memberi pelajaran

Gagak dapat mengajar gagak lain

Simbol bahwa manusia harus mau belajar dari alam

Perilaku gagak membantu kelangsungan hidup

Manusia harus belajar nilai kehidupan dari perilaku makhluk Allah

 

4. Hikmah Pendidikan dan Moral

  1. Alam adalah guru, dan manusia diperintahkan untuk membaca tanda-tanda Allah.
  2. Kesombongan membawa kebodohan, seperti Qabil yang akhirnya belajar dari gagak.
  3. Ilmu modern justru memperkuat kebenaran kisah Al-Qur’an, bukan menentangnya.
  4. Tidak ada makhluk yang diciptakan sia-sia, setiap makhluk membawa pelajaran spiritual dan ilmiah.

Kesimpulan

Al-Qur’an menyebut burung gagak karena:

a.       ia memiliki perilaku ilmiah nyata, mengubur sesuatu, yang relevan untuk mengajari Qabil;

  1. ia menjadi simbol kerendahan dan sekaligus pelajaran bagi manusia;
  2. kecerdasan gagak yang baru dipahami sains modern ternyata sejalan dengan kisah yang diturunkan 14 abad lalu.

Karena itu, penyebutan gagak dalam Al-Qur’an adalah gambaran indah bagaimana wahyu dan sains saling menguatkan.

Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd. adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi, yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di Indonesia.

 

Post a Comment

أحدث أقدم