Oleh: Dr. Aty
Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd
Ketua Umum PGM
Ind Wil. Jambi
Pengawas MA Kab.
Muaro Jambi
Ketua III Forkom
Ormas Jambi
|
|
|
1.
Pendahuluan
Tenun
Jambi merupakan salah satu warisan budaya Nusantara yang memiliki nilai seni
tinggi serta sarat akan filosofi lokal. Tenun ini berkembang terutama di
wilayah Seberang Kota Jambi (Daerah Arab Melayu), Muaro Jambi,
dan Tanjab Timur, serta dikenal dengan perpaduan warna cerah dan motif
bercorak alam. Dalam perkembangannya, tenun Jambi menjadi identitas budaya yang
memperkaya khazanah tekstil tradisional Indonesia.
2.
Sejarah Tenun Jambi
Sejarah
tenun di Jambi tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perdagangan Melayu, Arab,
dan India sejak abad ke-17. Beberapa poin sejarah penting:
a.
Awal Mula
a.
Tenun Jambi
diperkirakan mulai berkembang pada masa Kesultanan Jambi, ketika jalur
perdagangan Sungai Batanghari menjadi pintu masuk budaya dan teknologi dari
India, Arab, dan Tiongkok.
- Keterampilan
menenun dibawa oleh pedagang dari Gujarat dan Sumatra bagian utara,
kemudian diadaptasi oleh masyarakat Melayu Jambi.
b.
Perkembangan pada Masa Kesultanan
a.
Pada abad ke-18 hingga
19, tenun menjadi simbol status sosial.
- Hanya kalangan
bangsawan dan saudagar besar yang mengenakan tenun bermotif rumit,
sementara masyarakat umum menggunakan tenun dengan motif lebih sederhana.
c.
Masa Kolonial dan Kemunduran
a.
Masuknya kain produksi
pabrik dari Belanda menyebabkan tenun Jambi sempat mengalami kemunduran.
- Banyak perajin beralih
profesi karena harga kain impor lebih murah dan mudah diperoleh.
d.
Kebangkitan Kembali
a.
Pada tahun 1980–an,
pemerintah daerah dan budayawan mulai menghidupkan kembali tradisi tenun.
- Pelatihan, bantuan
alat tenun bukan mesin (ATBM), dan promosi budaya membuat tenun Jambi
kembali mendapat tempat di masyarakat.
- Kini tenun Jambi
menjadi ikon pariwisata sekaligus bagian dari busana resmi di berbagai
acara pemerintahan dan adat.
3.
Ciri Khas Tenun Jambi
a.
Warna Cerah dan Berani
Penggunaan
warna merah, jingga, kuning, dan ungu menjadi ciri kuat tenun Jambi.
b.
Motif Alam dan Kearifan Lokal
Motifnya
terinspirasi dari flora, fauna, dan kehidupan masyarakat Melayu.
c.
Teknik Menenun
Menggunakan
ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dengan teknik sulaman benang emas atau
perak (songket) dan teknik tenun biasa.
4.
Ragam Motif Tenun Jambi
Tenun
Jambi kaya akan motif yang masing-masing memiliki filosofi dan makna. Berikut
beberapa motif terkenal:
1.
Motif Bungo Pauh
Motif
bunga dari buah mangga (pauh). Makna: kesuburan, kelestarian alam, dan
harapan hidup yang terus berkembang.
2.
Motif Bungo Melur
Terinspirasi
bunga melur (melati). Makna: kesucian, keanggunan, dan kelembutan
perempuan Melayu Jambi.
3.
Motif Bungo Teratai
Berasal
dari bunga teratai yang banyak tumbuh di perairan Jambi.
Makna: keteguhan hati dan kesucian yang tetap bersih meski berada dalam
lingkungan yang kotor.
4.
Motif Bungo Cengkeh
Melambangkan
perdagangan rempah pada masa kejayaan Kesultanan Jambi.
Makna: kejayaan ekonomi dan hubungan perdagangan antarbangsa.
5.
Motif Bungo Angso Duo
Terinspirasi
dari angsa khas daerah Jambi; angso duo juga menjadi ikon budaya Jambi.
Makna: kebersamaan, keharmonisan, dan kepemimpinan.
6.
Motif Tampuk Manggis
Salah
satu motif paling terkenal. Makna: keadilan dan kepemimpinan bijaksana;
tampuk buah yang simetris dianggap simbol keseimbangan.
7.
Motif Sikambang
Diadaptasi
dari tanaman rambat. Makna: semangat untuk terus tumbuh dan berkembang
tanpa batas.
8.
Motif Pucuk Rebung
Motif
universal Melayu yang juga terdapat pada tenun Jambi. Makna: pertumbuhan
generasi muda dan harapan masa depan.
9.
Motif Naga Sari
Menggabungkan
unsur kekuatan (naga) dan keharuman (sari bunga). Makna: kekuatan,
kewibawaan, dan kemuliaan.
5.
Pemanfaatan Tenun Jambi Saat Ini
a.
Busana adat dan pakaian
resmi pemerintahan.
- Souvenir daerah
(tas, selendang, hiasan dinding).
- Busana modern
seperti dress, blazer, dan hijab motif tenun.
- Produk ekonomi
kreatif oleh UMKM lokal.
6.
Penutup
Tenun
Jambi bukan hanya kain, tetapi identitas budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat.
Melestarikan tenun berarti menjaga sejarah, nilai estetika, dan kearifan lokal
yang diwariskan turun-temurun. Melalui dukungan masyarakat dan pemerintah,
tenun Jambi akan terus berkembang dan dikenal lebih luas di tingkat nasional
maupun internasional.
|
|
Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd.
adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di
madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan
bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis
organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi,
yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty
telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen
pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di
Indonesia. |


إرسال تعليق