Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd
Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi
Pengawas MA Kab. Muaro Jambi
Ketua III Forkom Ormas Jambi
|
|
|
1.
Pendahuluan
Semut
(النمل) merupakan salah satu hewan kecil yang Allah sebutkan secara eksplisit
dalam Al-Qur’an, bahkan menjadi nama sebuah surah: Surah An-Naml (Surah
Semut). Penyebutannya bukan tanpa tujuan, tetapi mengandung pesan ilmiah,
spiritual, dan sosial yang sangat dalam.
Ayat
yang memuat kisah semut:
QS.
An-Naml: 18 “Hingga ketika mereka sampai di
lembah semut, berkatalah seekor semut: ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam
sarang-sarang kalian agar kalian tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya
dalam keadaan mereka tidak menyadari.’ ”
2.
Tafsir: Mengapa Semut Menjadi Sorotan Al-Qur’an?
a.
Semut sebagai simbol ketertiban dan kepemimpinan
Dalam
ayat tersebut, seekor semut bertindak sebagai pemimpin yang
komunikatif, yaitu:
a.
Ia memperingatkan
kaumnya,
- Mengatur evakuasi,
- Menunjukkan adanya
tatanan sosial dalam komunitas semut.
Menurut
para mufassir (Ibn Katsir, Al-Qurtubi, Ar-Razi), penyebutan “semut berbicara”
adalah:
1.
bukti kebesaran Allah
yang memberi insting komunikasi pada makhluk kecil,
- penegasan bahwa
semut memiliki struktur sosial yang kompleks.
b.
Menguatkan mukjizat Nabi Sulaiman
Allah
mengisahkan semut untuk menegaskan, bahwa:
a.
Nabi Sulaiman diberi
kemampuan memahami bahasa hewan,
- Bahwa bahkan
makhluk kecil pun masuk dalam lingkup kekuasaan Allah.
Semut
menjadi pembuktian konkret dari mukjizat itu.
c.
Pelajaran moral untuk manusia
Para
ulama melihat semut sebagai teladan, yaitu:
a.
pekerja keras,
- tidak merusak,
- tidak tamak,
- bekerja kolektif
untuk kebaikan komunitas.
Al-Qur’an
sering memakai contoh makhluk kecil untuk mendidik kerendahan hati,
misalnya nyamuk (QS. Al-Baqarah: 26) dan laba-laba.
Semut
dipilih karena ia kecil, tetapi memiliki keajaiban perilaku.
3.
Perspektif Sains: Apa Keistimewaan Semut?
a.
Semut memiliki sistem komunikasi canggih (pheromone language)
Sains
modern menemukan bahwa:
a.
Semut berkomunikasi
melalui bahan kimia (feromon),
- Mereka dapat
memberi peringatan bahaya,
- Memberi instruksi
arah,
- Menandai jalur
aman, mirip “bahasa”.
Ini
sesuai dengan ayat yang menggambarkan “seekor semut berkata”.
b.
Struktur sosial semut sangat rapi
Koloni
semut memiliki:
a.
ratu,
- prajurit,
- pekerja,
- pembagi tugas
berdasarkan usia dan kemampuan.
Hal
ini menunjukkan organisasi tingkat tinggi, yang luar biasa untuk makhluk
kecil.
c.
Semut memiliki kerja sama ekonomi paling efisien di alam
Penelitian
etologi (Davies & Bourke, 2018) menunjukkan bahwa:
a.
semut menerapkan sistem
division of labor,
- mampu mengatur
makanan, kebutuhan koloni, dan distribusi pekerjaan,
- koloni mereka
bekerja tanpa konflik internal.
Ini
selaras dengan gambaran dalam ayat tentang komunitas yang solid.
d.
Semut punya kekuatan fisik dan kecerdasan luar biasa
a.
Mampu mengangkat benda hingga
50 kali berat tubuhnya,
- Menentukan rute
terpendek menuju sumber makanan (algoritma semut digunakan dalam teknologi
komputer),
- Memiliki kecerdasan
kolektif (swarm intelligence).
Keistimewaan
ini membuat semut menjadi contoh makhluk kecil yang menunjukkan keajaiban
ciptaan Allah.
4.
Integrasi Sains dan Tafsir: Mengapa Semut Disebutkan?
a.
Semut menunjukkan bahwa makhluk kecil punya kebijaksanaan
Al-Qur’an
mengarahkan manusia untuk “belajar” dari semut:
a.
bagaimana mereka
bekerja,
- bagaimana mereka
berorganisasi,
- bagaimana mereka
saling melindungi.
Ayat
itu mengajarkan bahwa kecerdasan dan hikmah tidak tergantung ukuran tubuh.
b.
Allah ingin menegaskan keajaiban penciptaan-Nya dalam skala mikroskopis
Semut
sering tidak diperhatikan manusia. Dengan menyebut semut, Allah mengajak
manusia:
“Perhatikan
yang kecil, karena di dalamnya ada tanda-tanda kebesaran Tuhan.”
Ini
sejalan dengan sains modern yang menunjukkan keajaiban biologi pada organisme
kecil.
c.
Semut sebagai teladan masyarakat ideal
Jika
ditinjau dari perspektif sosial, maka :
a.
mereka disiplin,
- bekerja kolektif,
- tidak melanggar
aturan,
- melindungi
komunitas,
- hidup dalam
harmoni.
Pesan
Al-Qur’an: “Belajarlah dari semut dalam membangun masyarakat.”
d.
Menyatukan mukjizat kenabian dan ayat kauniyah
Kisah
semut:
- Meneguhkan
mukjizat Nabi Sulaiman,
- Menjadi ayat
kauniyah (tanda kebesaran Allah
melalui ciptaan),
- Menghubungkan
wahyu (ayat qauliyah) dengan sains (ayat kauniyah).
Semut
menjadi jembatan antara ilmu agama dan ilmu alam.
5.
Kesimpulan
Semut
disebut dalam Al-Qur’an karena:
- Memiliki struktur
sosial dan kecerdasan luar biasa,
sebagaimana dibuktikan sains modern.
- Menjadi simbol
ketertiban, kepemimpinan, dan kerja sama
dalam tafsir klasik.
- Meneguhkan
mukjizat Nabi Sulaiman yang memahami
bahasa hewan.
- Memberi pelajaran
moral dan spiritual tentang
kerendahan hati, disiplin, dan solidaritas.
- Menjadi ayat
kauniyah untuk mengajak manusia
mengagumi kebesaran Allah melalui makhluk paling kecil.
Dengan
demikian, semut bukan hanya bagian dari cerita Nabi Sulaiman, tetapi sebuah
pesan ilmiah, sosial, dan spiritual yang sangat mendalam bagi manusia
sepanjang zaman.
|
|
Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd.
adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di
madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan
bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis
organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi,
yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty
telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen
pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di
Indonesia. |
إرسال تعليق