Usia Bertambah, Drama Berkurang: Rahasia Kedamaian Hati

 

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Guru SKI MTsN 2 Garut

Duta Literasi Kabupaten Garut

Kabid Humas AGERLIP PGM Indonesia

(Naskah ke 164)



Banyak orang mengira bahwa sifat dasar manusia tidak berubah. Namun, kenyataannya, kita semua mengalami perubahan halus namun signifikan seiring waktu. Dikutip dari Introvert Dear, dalam sebuah postingan di Quiet Revolution, Susan Cain penulis buku terkenal Quiet mengonfirmasi bahwa manusia cenderung menjadi lebih tertutup seiring bertambahnya usia.

 

Fenomena ini bukan berarti kita menjadi anti-sosial atau menutup diri dari dunia, melainkan bentuk evolusi alami dalam cara kita berinteraksi. Saat muda, kita cenderung mencari banyak koneksi, mencoba berbagai lingkungan sosial, dan menjalin hubungan dengan beragam orang. Namun, perlahan, kita mulai menyadari bahwa waktu dan energi adalah sumber daya yang terbatas.

 

Penelitian juga mendukung pandangan ini. Seiring bertambahnya usia, manusia cenderung menjadi lebih stabil secara emosional. Kita tidak lagi mudah terombang-ambing oleh drama sosial atau pendapat orang lain. Kita lebih mampu mengendalikan respons terhadap masalah, melihat sesuatu dari sudut pandang yang lebih tenang, dan mengutamakan kedamaian batin dibanding pembuktian diri.

 

Selain itu, kemampuan adaptasi kita juga meningkat. Situasi tak terduga yang dulu membuat panik, kini kita hadapi dengan kesabaran dan perspektif yang matang. Kita tahu bahwa sebagian besar masalah akan berlalu, dan bahwa kebahagiaan bukan berasal dari kesempurnaan hidup, melainkan dari cara kita menerimanya.

 

Namun, perubahan terbesar justru terjadi pada lingkaran sosial kita. Jika dulu kita menganggap banyak teman adalah tanda kesuksesan sosial, kini kita lebih selektif. Kita memilih berada di sekitar orang-orang yang membawa energi positif, menghargai kita, dan memberi dukungan yang tulus. Lingkaran itu mungkin mengecil, tapi terasa lebih hangat dan penuh makna.

 

Proses ini tidak selalu disadari. Kadang, kita hanya merasakan bahwa kita semakin jarang hadir di pesta atau acara besar, dan lebih nyaman menghabiskan waktu dengan keluarga, teman dekat, atau bahkan sendirian. Kita belajar bahwa kesendirian bukanlah kesepian, melainkan kesempatan untuk mengisi ulang energi dan merenung.

 

Menjadi lebih tertutup seiring usia bukanlah kelemahan, melainkan tanda kedewasaan emosional. Itu adalah perjalanan dari “ingin diakui banyak orang” menjadi “ingin hidup dengan damai bersama diri sendiri dan orang-orang terdekat.” Dalam proses itu, kita menemukan kebebasan yang tidak selalu terlihat dari luar, namun terasa mendalam di dalam hati.

 

Akhirnya, kita sadar bahwa hidup bukanlah tentang seberapa banyak orang yang kita kenal, tetapi seberapa banyak yang benar-benar mengenal kita. Dan mungkin, seiring waktu, itulah yang sebenarnya paling kita butuhkan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama