Oleh : Anis Fatiha, S.Ag., M.Pd. | Kepala MA Madania Bantul dan Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Agerlip PGM Indonesia
Kepala madrasah merupakan pucuk pimpinan di satuan pendidikan yang bertanggungjawab atas keberlangsungan suatu madrasah. Kompetensi seorang kepala madrasah diharapkan mampu membawa madrasahnya menjadi lebih baik, bermartabat, mandiri dan berprestasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 58 Tahun 2017 disebutkan dalam Pasal 8 bahwa kepala madrasah harus memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Karena itu kepala madrasah di tuntut untuk memiliki lima kompetensi di atas, untuk meningkatkan mutu madrasah yang dipimpinnya.
Kepala madrasah harus memiliki
jiwa kewirausahaan untuk
menciptakan sesuatu yang baru secara kreatif/inovatif dan kesanggupan hati
untuk mengambil resiko atas keputusan
hasil ciptaannya serta melaksanakannya secara terbaik (sungguh-sungguh, ulet, gigih, tekun, progresif, pantang
menyerah, dsb.) sehingga nilai tambah yang diharapkan dapat dicapai.
Pendidikan
kewirausahaan dapat memberikan peluang tumbuh dan berkembang potensi
kreativitas dan inovasi peserta didik. Nilai-nilai kewirausahaan akan menjadi
karakteristik peserta didik yang bisa digunakannya ketika bersosialisasi dan
berinterkasi dengan lingkungan. Pribadi yang memiliki karakter kreatif,
inovatif, bertanggungjawab, disiplin, dan konsisten mampu memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah
SDM Indonesia. Pendidikan informal di lingkungan keluarga belum memberikan
kontribusi yang signifikan dalam mendukung pencapaian kompetensi dan
pembentukan karakter wirausaha peserta didik. (David, 2017).
Di era pandemi yang sudah
berjalan beberapa tahun lalu berhasil mengubah banyak hal terutama di dunia
pendidikan. Keterbatasan untuk tidak boleh tatap muka akhirnya mencipatakan
pembelajaran yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Digitalisasi merambah
ke semua sektor, termasuk kegiatan daring/online
“memaksa” guru dan peserta didik
harus berani merubah diri dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini berimbas kepada
semua sekolah/madrasah baik negeri maupun swasta.
Salah satunya Madrasah
Aliyah Madania Bantul, sebuah madrasah swasta yang berada di wilayah kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta. Madrasah ini
berbeda dengan madrasah swasta lainnya. Sebuah madrasah yang tidak memungut
biaya apapun dari peserta didiknya
dari masuk kelas X sampai
lulus kelas
XII, berada di bawah Yayasan
Pondok Pesantren Modern Yatim dan Dhuafa Madania. Semua peserta didik tinggal di asrama, dengan kebutuhan
sehari-hari yang sudah dicukupkan oleh Yayasan.
Sebagai
madrasah swasta yang berada di bawah yayasan sosial tentu saja mengalami banyak
kendala terutama dari segi finansial. Karena ketika memiliki banyak program
bagus baik untuk kepala madrasah, pendidik, tenaga pendidik, dan peserta didik
tetapi ketika terbentur dengan dana, maka tidak bisa terlaksana dengan baik,
sedangkan untuk operasional madrasah hanya mengandalkan dana bantuan dari
Pemerintah dan Yayasan. Sehingga madrasah harus pintar mengalokasikan anggaran
dengan sebaik-baiknya. Untuk itu kepala MA Madania Bantul harus jeli melihat
peluang dan menggunakan strategi agar bisa membekali peserta didiknya
dengan skill/ketrampilan minimal sebagai bekal setelah mereka lulus ketika
tidak bisa melanjutkan ke jenjang studi selanjutnya.
Keterbatasan
yang dimiliki madrasah membuat tertantang untuk bersinergi dan terbuka dengan semua lini, selalu
berinovasi dan tidak kenal menyerah. Hal inilah yang memacu semangat kepala
madrasah dan stakeholder untuk terus semangat berinovasi dan bersinergi dengan
pihak terkait yang dapat membantu kemajuan madrasah.
Penyelenggaraan
pendidikan kewirausahaan di MA Madania Bantul menjadi suatu
peluang yang diharapkan mampu memupuk kemandirian peserta didik. Berawal dari kondisi
peserta didik Madania yang
dalam kondisi kurang beruntung diharapkan mampu menumbuhkan tidak hanya
kemandirian dalam menghasilkan produk, namun juga
nilai-nilai kewirausahaan yang sangat dibutuhkan di era saat ini. Digitalisasi
di segala bidang sebagai hasil perkembangan teknologi juga menjadi fokus untuk
membekali kompetensi peserta didik MA Madania
Bantul agar mampu
mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan tenologi sebagai tuntutan saat
ini.
Ada tiga hal penting terkait
membangun kewirausahaan yaitu Bagaimana
membangun kewirausahaan di
MA Madania Bantul, Bagaimana peranan
budidaya Melon Inthanon berbasis digital dalam membangun kewirausahaan di MA Madania Bantul, Sejauhmana keterlibatan peserta didik dalam budidaya Melon Inthanon
berbasis digital di MA Madania Bantul.
PEMBAHASAN
Kompetensi kewirausahaan dan sosial merupakan
suplemen baru dari tugas seorang kepala madrasah, dibanding dengan kompetensi
kepribadian, manajerial, dan supervisi yang sudah lebih dulu menjadi
tanggungjawab kepala madrasah. Kompetensi kewirausahaan secara filosofis
menghendaki seorang kepala madrasah harus mampu berfikir kreatif dan inovatif
untuk pengembangan madrasah yang dipimpinnya. Madrasah harus maju dan mampu
berdiri sendiri dengan mengoptimalkan segala potensi sumber daya madrasah.
Kondisi madrasah yang tidak merata dari segala
aspek pengembangan menghendaki kepala madrasah harus mampu mencari solusi
pengembangan yang tidak melulu mengharapkan pemerintah yang cakupannya luas.
Kepala madrasah harus memikirkan bagaimana upaya mengembangkan madrasah menjadi
maju dan bersaing dengan sekolah/madrasah lainnya dengan mengandalkan sumber
daya madrasah yang ada.
Sebagai seorang
kepala madrasah sekaligus wirausaha
menjadi urusan setiap para kepala madrasah, lebih-lebih dalam menghadapi krisis kehidupan bangsa yang berkepanjangan. Kewirausahaan menjadi
suatu kebutuhan mendesak untuk segera melingkupi kehidupan kerja kepala sekolah sehari-
hari. Tantangan baru yang sesungguhnya
merupakan peluang yang besar untuk
menunjukkan kinerja yang lebih bermutu.
Demikian halnya melalui
implementasi manajemen berbasis sekolah/madrasah, yang seharusnya diarahkan visinya
menjadi lebih berbobot,
dikondisikan prosesnya menjadi lebih dinamis dan lebih maju, dan diberdayakan segala potensinya menjadi lebih tergali.
Membangun
Kewirausahaan di MA Madania Bantul
Kewirausahaan
di MA Madania Bantul dijadikan sebagai program unggulan karena merujuk kepada
visi dari MA Madania Bantul itu sendiri. Sisi lain hal ini memang sangat
dibutuhkan dalam pemberdayaan peserta didik dan pengembangan madrasah. Visi MA
Madania Bantul adalah terwujudnya generasi muslim yang unggul dalam
kepribadian, kreatif, inovatif, mandiri dan berwawasan Rahmatan Lil’Aalamiin.
Program kewirausahaan dijadikan
program unggulan karena
melihat input peserta didik,
mereka berasal dari keluarga yang kurang beruntung dan memiliki perekonomian
menengah ke bawah, madrasah
berharap dengan mereka banyak belajar terkait kewirausahaan
nantinya setelah lulus dapat membekali diri dengan skill/ketrampilan
yang sesuai dengan bakat dan minat mereka.
Kewirausahaan yang dilaksanakan
di MA Madania Bantul ada beberapa seperti Bakery
Madania yang produk unggulannya adalah Bakpia Madania. Pertanian (Hidroponik dan Greenhouse) Perikanan Lele, Otomotif, Kriya,
Menjahit dan
Desaign Grafis. Saat ini
madrasah sedang fokus untuk kewirausahaan di greenhouse yaitu budidaya melon Inthanon.
Beberapa program kewirausahaan tersebut dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler
atau pengembangan diri. Bentuk kegiatan ini dirancang agar membekali peserta
didik dengan kecakapan hidup (life skill)
yang secara integratif memadukan
potensi generik serta spesifik dalam memecahkan dan mengatasi
problematika kehidupan.
Beberapa
strategi yang dilakukan dalam proses melangkah untuk membangun dan melaksanakan
program unggulan kewirausahaan
di MA Madania Bantul, antara lain:
1. Menciptakan
inovasi yang berguna bagi pengembangan madrasah, dengan berusaha mencari
peluang yang ada dimadrasah dan lingkungan sekitar. Hal ini sangat penting
untuk rencana kedepannya.
2. Menjalin
komunikasi intens dengan berbagai unsur antara lain Yayasan, Pengawas Pembina
Kementerian Agama Kabupaten Bantul dan Komite Madrasah. Hal ini akan memudahkan
menjalin jejaring juga dengan pihak lain.
3. Membentuk
Tim Inspiratif Kewirausahaan dan melaksanakan rapat kerja pembahasan selama dua
hari satu malam. Pada saat pembentukan tim ini turut mengundang Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Bantul bersama Pengawas Pembina dan seorang
motivator dengan harapan dapat menguatkan semangat dan kekompakan tim sebelum
memulai program unggulan di madrasah.
4. Menetapkan
program uggulan kewirausahaan yang ada di madrasah dengan Penanggungjawab
kolaborasi dari yayasan dan madrasah. Penanggungjawab diambil dari kedua unsur
tersebut, hal ini untuk memudahkan komunikasi dari dua belah pihak antara
Yayasan dan madrasah serta pemantauan lebih mudah dengan posisi peserta didik secara keseluruhan
berada di dalam asrama. Para pendidik yang memiliki dedikasi dan komitmen yang
tinggi direkrut sebagai tim.
5. Menjalin
kerjasama dengan perguruan tinggi yang mendukung visi misi madrasah. Hal ini
perlu kita lakukan agar mendapatkan pendampingan secara akademik, contohnya
terkait kewirausahaan hidroponik dan green house bertanam melon bekerjasama
dengan pihak UPN Veteran
Yogyakarta dan UGM Yogyakarta Fakultas Pertanian.
Bakery Madania bekerjasama
dengan pihak UNY program studi tata boga dan Esty Bakery.
6. Bersinergi
dengan instansi seperti Dinas Koperasi
dan Perdagangan dan Kementerian Agama. Contohnya mengambil peluang saat
Kementerian Agama Kabupaten Bantul ada kunjungan studi tiru dari berbagai
daerah, bekerja sama dengan Humas Kemenag
dan peserta didik
mendapat izin untuk memasarkan produk tata boga yang ada di madrasah. Dengan
pihak Dinas kita bekerjasama mengadakan pelatihan marketing digital.
7. Berusaha
aktif mengirimkan berita kegiatan kewirausahaan madrasah melalui website
kementerian Agama Kabupaten Bantul, dan
media sosial lainnya. Hal ini akan menambah citra madrasah dan juga peluang lebar untuk dapat bekerja sama dengan
pihak yang lain.
Dengan berbagai strategi tersebut
diharapkan mampu membawa nama madrasah menjadi lebih baik, terutama sebagai
media dan proses pembelajaran bagi peserta didik.
Peranan Budidaya Melon Inthanon Berbasis Digital dalam
Membangun Kewirausahaan di MA Madania Bantul.
Peranan
budidaya melon Inthanon dalam membangun kewirausahaan di MA Madania Bantul yang pertama, adalah untuk melatih nilai kreatif, inovatif dan kemandirian peserta didik. Hal ini sesuai dengan visi MA
Madania Bantul yang menekankan sisi kreatif, inovatif dan kemandirian.
Dengan peserta didik tinggal di pondok pesantren secara otomatis mereka adalah
para santri yang tentu saja kreatif,
inovatif dan kemandirian menjadi
sangat penting.
MA Madania Bantul sedang berproses membangun
kewirausahaan yang tentu saja masih tersendat-sendat pelaksanaannya karena
masih terbatas dengan kendala terutama sisi dana dan sarana prasarana. Tetapi
support dan dukungan dari Yayasan Madania dan komunikasi yang intens, madrasah
mulai berani melakukan pengembangan kewirausahaan melalui kegiatan
ekstrakurikuler dan pengembangan diri. Selain itu menumbuhkan budaya kewirausahaan
tersebut dilakukan di lingkungan madrasah untuk pembiasaan bagi peserta didik.
Peranan budidaya melon Inthanon
dalam membangun kewirausahaan di MA Madania Bantul yang kedua, adalah untuk mengenalkan digitalisasi atau pemanfaatan IT
untuk peserta didik. Menggunakan metode
digitalisasi sangat memudahkan kerja semua pihak, penanaman melon merupakan
salah satu kewirausahaan di MA Madania Bantul yang diharapkan mampu menjadi
usaha unggulan peserta didik
selain wirausaha yang lain seperti Bakery
Madania yang produk unggulannya adalah Bakpia Madania, Pertanian (Hidroponik dan
Greenhouse),
Perikanan Lele, Otomotif, Kriya, Menjahit dan Desaign Grafis. Penanaman
melon di greenhouse ketika masa penyemprotan
nutrisi menggunakan teknologi digital, dilakukan menggunakan
mesin yang bisa menyemprotkan nutrisi ke semua tanaman tanpa perlu menggunakan sumber daya manusia/tenaga
yang banyak.
Peserta didik dibantu
pendamping untuk
mengontrol dan cek tanaman mana yang kurang atau berlebihan nutrisinya. Serta
membuat laporan harian terkait kegiatan yang dilakukan selama proses tanam
melon Inthanon
tersebut. Hal ini juga dapat terintegrasi dalam
pembelajaran beberapa mata pelajaran seperti biologi, kimia, agama, TIK dan masuk dalam penilaian yang dibutuhkan seorang guru melalui penilaian kognitif,
psikomotorik dan afektif.
Keterlibatan Peserta Didik Dalam Budidaya
Melon Inthanon Berbasis Digital Di MA
Madania Bantul.