(6) Deep Learning: Inovasi atau Beban Baru? Tanggapan Guru atas Terobosan Menteri Pendidikan



                                                   Oleh Nurul Jubaedah (Guru MTsN 2 Garut)

Pendekatan pembelajaran "deep learning" yang diperkenalkan oleh Menteri Pendidikan Abdul Mu'ti telah menjadi sorotan menarik dalam dunia pendidikan di Indonesia. Deep learning menitikberatkan pada pemahaman yang dalam, bukan sekadar menghafal.

Tujuannya adalah menciptakan proses pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan penuh kesadaran. Walaupun terkesan menarik, kebijakan ini telah menimbulkan beragam respon dari guru-guru dan para pengamat di bidang pendidikan.

Kemungkinan untuk inovasi. Pendekatan ini dibuat untuk mengatasi tantangan abad ke-21 dengan fokus pada pemahaman materi dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Harapannya, konsep ini akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang biasanya dianggap kurang mendalam dan lebih cenderung ke hafalan.

Pada dasarnya, elemen deep learning telah mulai diintegrasikan ke dalam Kurikulum Merdeka, dan kini pendekatan ini ditingkatkan untuk memperkuat implementasinya. Bagi para pendukung kebijakan ini, seperti para akademisi, mereka berpendapat bahwa jika diterapkan dengan tepat, para peserta didik akan lebih memahami dan menguasai materi, sehingga akan relevan untuk zaman digital.

Perjuangan di lapangan. Namun, ada kritik yang muncul terhadap kebijakan ini, terutama dari kalangan guru. Banyak guru merasa bahwa kebijakan baru sering kali tidak memperhatikan kesiapan mereka di lapangan.

Kekurangan pelatihan serta sumber daya yang memadai menjadi keluhan yang paling sering disampaikan. Dalam situasi ini, pendekatan baru seperti deep learning mungkin menambah beban bagi guru yang belum sepenuhnya diberdayakan.

Mereka merasa bahwa tanpa dukungan pelatihan intensif dan peningkatan kesejahteraan, perubahan ini hanya akan tetap sebagai slogan tanpa dilaksanakan dengan tindakan yang nyata. Terlebih lagi, terdapat keprihatinan bahwa pemberian penekanan pada pendekatan tersebut bisa semakin memperburuk kesenjangan dalam bidang pendidikan.

Sekolah-sekolah dengan keterbatasan sumber daya mungkin menghadapi kesulitan dalam menerima atau menerapkan metode ini dibandingkan dengan sekolah yang lebih berkembang. Para pengamat menyoroti pentingnya pemerintah untuk menggenjot peningkatan kapasitas guru secara menyeluruh dan mengatasi masalah ketimpangan pendidikan sebelum meluncurkan pendekatan baru.

Pendekatan deep learning membawa peluang yang besar bersamaan dengan tantangan yang signifikan. Meskipun konsepnya menjanjikan revolusi dalam bidang pendidikan di Indonesia, penerapannya yang terburu-buru tanpa persiapan yang cukup oleh para guru dan sistem pendukung hanya akan memperpanjang daftar kegagalan kebijakan.

Pemerintah diharapkan dapat memastikan bahwa pelatihan yang intensif, sumber daya yang mencukupi, dan partisipasi guru yang aktif dalam proses ini agar deep learning dapat menjadi inovasi dalam pendidikan tanpa menimbulkan beban yang berlebihan. Sebagai langkah pertama yang disarankan, secara cermat mengevaluasi bagaimana Kurikulum Merdeka diimplementasikan bisa menjadi dasar untuk secara perlahan dan berkelanjutan menggabungkan pendekatan ini.

Post a Comment

أحدث أقدم