Oleh Nurul Jubaedah (Guru MTsN 2 Garut)
Pendekatan
pembelajaran "deep learning" yang diperkenalkan oleh Menteri
Pendidikan Abdul Mu'ti telah menjadi sorotan menarik dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Deep learning menitikberatkan pada pemahaman yang dalam, bukan
sekadar menghafal.
Tujuannya
adalah menciptakan proses pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, dan penuh
kesadaran. Walaupun terkesan menarik, kebijakan ini telah menimbulkan beragam
respon dari guru-guru dan para pengamat di bidang pendidikan.
Kemungkinan
untuk inovasi. Pendekatan ini dibuat untuk mengatasi tantangan abad ke-21
dengan fokus pada pemahaman materi dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Harapannya, konsep ini akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang biasanya
dianggap kurang mendalam dan lebih cenderung ke hafalan.
Pada
dasarnya, elemen deep learning telah mulai diintegrasikan ke dalam Kurikulum
Merdeka, dan kini pendekatan ini ditingkatkan untuk memperkuat implementasinya.
Bagi para pendukung kebijakan ini, seperti para akademisi, mereka berpendapat
bahwa jika diterapkan dengan tepat, para peserta didik akan lebih memahami dan
menguasai materi, sehingga akan relevan untuk zaman digital.
Perjuangan
di lapangan. Namun, ada kritik yang muncul terhadap kebijakan ini, terutama
dari kalangan guru. Banyak guru merasa bahwa kebijakan baru sering kali tidak
memperhatikan kesiapan mereka di lapangan.
Kekurangan
pelatihan serta sumber daya yang memadai menjadi keluhan yang paling sering
disampaikan. Dalam situasi ini, pendekatan baru seperti deep learning mungkin
menambah beban bagi guru yang belum sepenuhnya diberdayakan.
Mereka
merasa bahwa tanpa dukungan pelatihan intensif dan peningkatan kesejahteraan,
perubahan ini hanya akan tetap sebagai slogan tanpa dilaksanakan dengan
tindakan yang nyata. Terlebih lagi, terdapat keprihatinan bahwa pemberian
penekanan pada pendekatan tersebut bisa semakin memperburuk kesenjangan dalam
bidang pendidikan.
Sekolah-sekolah
dengan keterbatasan sumber daya mungkin menghadapi kesulitan dalam menerima
atau menerapkan metode ini dibandingkan dengan sekolah yang lebih berkembang.
Para pengamat menyoroti pentingnya pemerintah untuk menggenjot peningkatan
kapasitas guru secara menyeluruh dan mengatasi masalah ketimpangan pendidikan
sebelum meluncurkan pendekatan baru.
Pendekatan
deep learning membawa peluang yang besar bersamaan dengan tantangan yang
signifikan. Meskipun konsepnya menjanjikan revolusi dalam bidang pendidikan di
Indonesia, penerapannya yang terburu-buru tanpa persiapan yang cukup oleh para
guru dan sistem pendukung hanya akan memperpanjang daftar kegagalan kebijakan.
Pemerintah
diharapkan dapat memastikan bahwa pelatihan yang intensif, sumber daya yang
mencukupi, dan partisipasi guru yang aktif dalam proses ini agar deep learning
dapat menjadi inovasi dalam pendidikan tanpa menimbulkan beban yang berlebihan.
Sebagai langkah pertama yang disarankan, secara cermat mengevaluasi bagaimana
Kurikulum Merdeka diimplementasikan bisa menjadi dasar untuk secara perlahan
dan berkelanjutan menggabungkan pendekatan ini.
إرسال تعليق