Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag.,
S.Pd., M.Pd
Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi
Pengawas MA Kab. Muaro Jambi
Ketua III Forkom Ormas Jambi
1.
Pendahuluan
Tenun
Jambi merupakan warisan budaya Melayu yang sarat makna dan nilai estetika. Kain
tenun tidak hanya berfungsi sebagai busana, tetapi juga media penyampai pesan
leluhur melalui simbol-simbol yang dituangkan dalam motifnya. Salah satu motif
yang sangat dikenal dan memiliki makna mendalam adalah motif Pagar Penganten.
2.
Motif Pagar Penganten dalam Tenun Jambi
a.
Asal-usul dan Filosofi
Motif
Pagar Penganten merupakan motif
tradisional Jambi yang terinspirasi dari:
a.
Bentuk pagar rumah
Melayu, terutama pagar berukir yang
melambangkan perlindungan, kesopanan, dan batasan adat.
- Ragam hias
pelaminan Melayu Jambi, sehingga
dinamakan “pagar penganten” sebagai simbol pelindung bagi pasangan
pengantin yang baru memasuki kehidupan rumah tangga baru.
b.
Bentuk Motif
Motif
Pagar Penganten biasanya memiliki ciri:
a.
Pola garis vertikal
atau zig-zag yang tersusun berulang seperti pagar rumah.
- Kombinasi motif
kecil berbentuk bunga atau daun sebagai aksen.
- Komposisi warna
cerah seperti merah, kuning, atau jingga yang melambangkan kehangatan dan
kebahagiaan.
c.
Makna Simbolik
Makna
utama motif ini antara lain:
a.
Perlindungan:
Pagar melambangkan penjagaan terhadap kehormatan dan kehidupan rumah tangga.
- Kesetiaan:
Orang Melayu percaya pagar adalah batas yang menjaga agar masing-masing
pasangan tetap setia.
- Keselarasan hidup:
Susunan yang berulang menunjukkan harapan agar rumah tangga berjalan
stabil dan harmonis.
- Adab dan aturan:
Masyarakat Melayu menjunjung tinggi adat; motif pagar mengingatkan tentang
pentingnya hidup dengan batas-batas kebaikan.
3.
Cara Penenun Menelusuri Nama Motif Tenun
Penamaan
motif pada tenun Jambi bukan dilakukan secara sembarangan. Prosesnya melibatkan
sejarah, adat, dan kesepakatan para tetua perajin. Ada beberapa tahap penting:
a.
Mengidentifikasi Sumber Inspirasi
Penenun
biasanya memulai dari:
a.
Bentuk alam (bunga,
daun, binatang)
- Objek budaya
(rumah adat, pelaminan, senjata tradisional)
- Simbol adat (pucuk
rebung, pagar, tanduk, sulur)
Seperti
motif Pagar Penganten yang terinspirasi dari pagar rumah dan pelaminan
pengantin Melayu.
b.
Menelusuri Cerita atau Riwayat Tradisi
Para
penenun senior umumnya menyampaikan cerita turun-temurun mengenai:
a.
Siapa pencipta motif
pertama
- Makna budaya dan
filosofis motif
- Kapan motif
tersebut digunakan
Proses
ini berlangsung secara lisan dari generasi ke generasi.
c.
Membandingkan Motif dengan Motif Lama
Penenun
akan membandingkan:
a.
Arsip motif tenun lama
- Tenun peninggalan
orang tua atau nenek moyang
- Kain koleksi rumah
adat atau museum daerah (bila tersedia)
Hal
ini penting agar motif tidak keliru atau bercampur dengan motif dari suku lain.
d.
Konsultasi dengan Tetua Adat atau Perajin Senior
Untuk
memastikan nama motif benar, para penenun sering meminta pendapat:
a.
Ketua kelompok tenun
- Tetua adat Melayu
Jambi
- Pakar budaya
- Tokoh masyarakat
setempat
Penetapan
nama dianggap sah bila ada kesepakatan kolektif dari pihak-pihak tersebut.
4.
Cara Memastikan Keaslian dan Ketepatan Nama Motif
Untuk
memastikan nama motif tenun—termasuk motif Pagar Penganten—beberapa langkah
biasanya dilakukan:
a.
Mengacu pada Tradisi Lisan
Tradisi
lisan adalah sumber utama, terutama dari penenun tua yang masih menyimpan
memori visual tentang motif asli.
b.
Mengikuti “Pola Induk Motif”
Setiap
motif biasanya memiliki pola induk, misalnya:
a.
Pucuk rebung → segitiga
runcing ke atas
- Pagar penganten →
garis vertikal berulang
Jika
pola induk sesuai, nama motif dapat dipertanggungjawabkan.
c.
Merujuk Dokumen Budaya atau Penelitian
Sebagian
motif telah dibahas dalam:
a.
Buku seni budaya Melayu
Jambi
- Penelitian
antropologi tekstil
- Catatan museum atau
koleksi daerah
Penenun
modern terkadang memadukan sumber tradisional dengan referensi ilmiah.
d.
Uji Kolektif (Musyawarah Perajin)
Ketika
muncul motif baru atau ketika motif lama diproduksi kembali, para penenun akan
mengadakan diskusi bersama untuk:
a.
Menyamakan persepsi
tentang bentuk motif
- Menentukan nama
yang paling sesuai
- Menghindari
kesalahan penyebutan motif
Proses
kolektif ini menjaga kemurnian dan otentisitas nama motif.
5.
Penutup
Motif
Pagar Penganten merupakan salah satu motif penting dalam khazanah tenun
Jambi, yang mencerminkan nilai adat Melayu tentang perlindungan, keselarasan,
dan keharmonisan hidup dalam rumah tangga. Proses penamaan motif tenun bukan
sekadar memberi label, melainkan melibatkan tradisi panjang berupa penelusuran
sejarah, konsultasi adat, dan kesepakatan para perajin.
Melalui
pemahaman yang tepat terhadap nama motif dan maknanya, tenun Jambi dapat terus
dilestarikan sebagai identitas budaya yang berharga dan bernilai tinggi bagi
generasi masa kini dan mendatang.
|
|
Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd.
adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di
madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan
bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis organisasi
profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi, yang
berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty telah
menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen pendidikan,
yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di Indonesia. |


إرسال تعليق