Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI MTsN 2 Garut
Bagi para guru di seluruh Indonesia, baik ASN maupun
Non-ASN, tahun ini kembali dihadapkan pada kenyataan yang menguji kesabaran.
Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan impasing yang seharusnya menjadi hak telah
tertahan sejak Januari, dengan kabar bahwa pencairannya mungkin baru terjadi
setelah April. Sementara itu, kebutuhan hidup terus berjalan, dan Ramadhan yang
seharusnya menjadi bulan penuh berkah justru datang dengan tantangan
tersendiri.
Dalam situasi seperti ini, ada satu hal yang harus
kita pegang teguh: sabar. Sabar bukan sekadar menunggu tanpa kepastian,
tetapi tentang bagaimana kita menghadapi ujian dengan keteguhan hati, ikhtiar,
dan keyakinan bahwa setiap rezeki sudah tertulis dalam takdir Allah.
Qadar: Jika Itu Milikmu, Maka Akan
Menemukanmu
Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya.
Tidak ada yang dapat mengambil apa yang sudah menjadi bagian kita, dan tidak
ada yang bisa kita genggam jika memang itu bukan hak kita.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu
baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu.
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216)
Keterlambatan pencairan hak para guru bisa jadi adalah
bagian dari skenario terbaik yang Allah siapkan. Mungkin ini adalah cara-Nya
untuk mengajarkan kita arti kesabaran, memaksa kita berpikir kreatif mencari
solusi, dan mendorong kita lebih mendekat kepada-Nya.
Tawakal: Berserah Diri dan Membuka
Pintu Rezeki Lain
Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha. Justru,
tawakal adalah keyakinan penuh kepada Allah setelah melakukan segala upaya
terbaik. Jika satu pintu rezeki tertutup sementara, bukan berarti kita harus
berhenti bergerak. Ada banyak cara lain yang bisa kita lakukan untuk tetap
mendapatkan rezeki yang tak terduga:
- Optimalkan
Keahlian di Luar Mengajar. Banyak guru yang memiliki keterampilan di luar
mengajar, seperti menulis, mendesain, memasak, atau menjahit. Gunakan
keahlian ini untuk mencari pemasukan tambahan, misalnya dengan menulis artikel,
membuka jasa desain, atau berjualan makanan kecil secara online.
- Bersedekah
Subuh: Magnet Rezeki Tak Terduga. Bersedekah tidak harus dalam jumlah besar.
Rasulullah ﷺ bersabda bahwa setiap pagi ada dua malaikat yang turun, satu
mendoakan keberkahan bagi yang bersedekah, dan satu lagi mendoakan
kebangkrutan bagi yang kikir. Bahkan dengan Rp1.000 saja setiap subuh,
kita sudah mengaktifkan doa keberkahan tersebut.
- Manfaatkan
Ramadhan sebagai Momentum Usaha Kecil. Ramadhan adalah bulan di mana banyak kebutuhan
meningkat—dari makanan berbuka hingga pakaian lebaran. Cobalah
memanfaatkan peluang ini dengan usaha kecil-kecilan seperti menjual
takjil, menyediakan katering sahur, atau menjual hampers Ramadhan.
- Bangun
Jaringan dan Kolaborasi. Kadang, rezeki datang dari relasi. Perbanyak
silaturahmi dengan rekan guru, komunitas, atau bahkan siswa dan orang tua
murid. Bisa jadi ada peluang usaha atau proyek yang muncul dari komunikasi
ini.
Sabar: Mengubah Kesulitan Menjadi
Ladang Pahala
Menjalani Ramadhan dengan kondisi keuangan yang
menipis memang tidak mudah. Tetapi justru di sinilah letak ujian keimanan kita.
Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa kesabaran adalah bagian dari keimanan, dan
semakin besar ujian, semakin besar pula pahala yang menanti.
Setiap suapan yang kita berikan kepada keluarga,
setiap peluh yang menetes saat bekerja, dan setiap doa yang kita panjatkan di
waktu sahur akan dicatat sebagai amal ibadah. Ramadhan bukan hanya tentang
berlimpah makanan atau hadiah lebaran, tetapi tentang bagaimana kita
mendekatkan diri kepada Allah dan tetap berbagi dalam kondisi apa pun.
Bersiap Menyambut Keajaiban Rezeki
di Ramadhan Ini
Para guru, mari kita hadapi Ramadhan ini dengan hati
yang teguh. Tidak ada rezeki yang hilang, hanya tertunda. Tidak ada ujian yang
sia-sia, hanya jalan menuju keberkahan yang lebih besar.
Jika kita tetap sabar, bertawakal, dan terus berusaha,
rezeki yang tidak disangka-sangka akan datang pada waktu yang paling tepat.
Mari jadikan Ramadhan ini bukan sekadar waktu menunggu pencairan tunjangan,
tetapi juga waktu menanam benih keberkahan yang akan kita panen sepanjang
tahun.
Siap menerima tantangan ini? Katakan
"BERANI!"
Wallahu a’lam.
إرسال تعليق