Madrasah Wajib Aktif Medsos, Guru Boleh Live KBM

 

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Wakil Kepala Bidang Kurikulum MTsN 2 Garut

Kabid Humas AGERLIP PGM Indonesia

(Naskah ke 136)

Transformasi digital madrasah kini memasuki fase yang lebih serius. Dalam Rapat Koordinasi Pendidikan Madrasah di Aula Bawah Kantor Kemenag Garut, Selasa 8 Juli 2025, Kepala Kantor Kemenag Garut, Saepulloh, menyampaikan arah kebijakan baru yang menggugah. Bukan hanya bicara alat, digitalisasi kini menyentuh cara berpikir, cara menyapa umat, dan cara menghidupkan ruang kelas.

 

“Akun medsos bukan untuk gaya-gayaan. Tapi sebagai bukti bahwa madrasah itu hidup, punya semangat, dan layak diperhitungkan,” tegas Saepulloh dalam pidatonya yang disambut antusias oleh para kepala madrasah negeri dan kepala TU se-Kabupaten Garut.

 

1. Kepala Madrasah Wajib Punya Medsos

Setiap kepala madrasah diwajibkan memiliki akun media sosial pribadi dan lembaga yang aktif. Tujuannya bukan hanya sebagai media informasi, tapi juga untuk menunjukkan bahwa madrasah bisa setransparan dan seenerjik sekolah lainnya.

 

Akun tersebut harus dikelola secara serius menyuarakan kegiatan, prestasi siswa, program unggulan, serta membangun citra madrasah di mata masyarakat.

 

2. Wajib Rutin Publikasi Kegiatan

Setiap madrasah kini juga dituntut aktif mendokumentasikan dan mempublikasikan kegiatan. Dari laporan acara, cerita inspiratif di kelas, hingga dokumentasi prestasi siswa semua harus dirangkum dan diunggah di kanal resmi madrasah, serta dikirim ke Humas Kemenag.

 

“Jangan biarkan kerja kita hilang tanpa jejak. Dokumentasi adalah bukti kerja nyata,” ujar Saepulloh.

 

Untuk mendukung ini, Kemenag Garut menyiapkan pelatihan penulisan berita bagi guru dan operator madrasah.

 

3. Guru Boleh Live Streaming KBM

Poin paling berani dari rapat ini adalah diperbolehkannya guru melakukan live streaming saat mengajar. Tentu dengan menjaga privasi siswa dan tetap menjamin efektivitas KBM.

 

Bagi Kemenag, ini bukan sekadar gimmick. Tapi simbol keterbukaan ruang belajar ke publikmenandakan bahwa guru percaya diri dan siap menghadirkan kelas yang berkualitas.

 

“Live teaching itu keberanian. Tunjukkan kelas kita, biar publik tahu kualitasnya,” kata Saepulloh menantang semangat para pendidik.

 

Jalan Jihad Baru

Digitalisasi Madrasah sejatinya bukan barang baru. Tapi bagaimana menjadikannya sebagai gerakan nyata, itulah tantangan sesungguhnya. Melalui kebijakan ini, Kemenag Garut membuktikan bahwa madrasah tidak boleh tertinggal dalam pusaran teknologi.

 

Kepala madrasah yang melek medsos, guru yang berani tampil, dan siswa yang aktif terdokumentasi adalah wajah baru pendidikan Islam di era digital. Ini bukan sekadar tren. Ini jihad intelektual.

 

Kini, madrasah di Garut sedang menuju fase baru: Madrasah 4.0. Dengan bekal perangkat digital, narasi inspiratif, dan etos kerja kolaboratif mereka siap menjadi bagian dari arus utama pendidikan nasional.

 

Siapkah Anda?

Perubahan ini sudah di depan mata. Tinggal pertanyaan: apakah Anda siap menjadi bagian dari gerakan Madrasah Digital Garut 2025?

 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama